Pengertian Prosa Menurut Para Ahli

Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Prosa? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: pengertian menurut para ahli, ciri, jenis, unsur dan contoh.

Pengertian Prosa Menurut Para Ahli

Pengertian Prosa

Prosa adalah sebuah karya sastra yang berbentuk karangan bebas yang tidak terikat dengan aturan-aturan tulisan, misalnya rima dan irama.

Istilah kata prosa berasal dari bahasa latin “Prosa” yang memiliki arti yaitu “Terus Terang”. Jenis tulisan pada prosa umumnya digunakan untuk mendeskripsikan suatu ide atau suatu fakta, karena prosa biasanya digunbakan pada surat kabar, novel maupun majalah.


Pengertian Prosa Menurut Para Ahli

Dibawah ini terdapat lima pendapat dari para ahli mengenai pengertian prosa, antara lain:


  1. Menurut Wikipedia

Prosa adalah suatu macam tulisan yang diselisihkan dengan puisi karena ragam irama atau tempo yang dipunyai sangat besar dan tutur cakapnya yang sangat sesuai dengan makna leksikalnya.


  1. Menurut H.B. Jassin

Prosa adalah pelisanan seseorang pengarang dengan gagasan atau ide yang berbeda dengan puisi yang sebagai pelisanan seseorang pengarang dengan pendirian.


  1. Menurut Zainuddin

Prosa adalah ekspose kejadian secar nyata dengan penjelasan semua gagasan atau ide dan juga semua pendirian serta tidak terjalin dengan peraturan-peraturan spesifik dalam sebuah kreasi sastra.


  1. Menutur Aminuddin

Prosa adalah cerita atau kisah yang diemban oleh tokoh spesifik dengan mencermati, kerangka, langkah dan hubungan.


  1. Menurut M. Saleh Saad Dan Anton M. Muliono

Prosa adalah suatu bentuk kisah atau cerita jalan cerita yang diperoleh oleh ketajaman fantasi.


Ciri Ciri Pada Prosa

Dibawah ini terdapat beberapa ciri ciri prosa, antara lain:

  • Bentuk bebas, adalah prosa yang tidak terikat dengan aturan pada tulisan seperti rama dan irama, karena prosa biasanya berbentuk paragraf misalnya novel dan sebagainya.
  • Bahasa prosa bisa terpengaruh dan tidak terpengaruh bahasa asing, bahasa yang digunakan pada karya sastra prosa bisa terpengaruh oleh bahasa asing dan bahasa asing pun ada yang tidak terpengaruh.
  • Tema, prosa juga memiliki sebuah tema yang pada dasarnya terjadi konflik pada cerita.
  • Pengarang, prosa memilik nama pengarang yang setiap dia buat dan ada juga prosa yang tidak memiliki pengarang.
  • Memiliki aktor, tentu saja prosa memiliki tokoh atau peran dalam cerita yang akan diceritakan.
  • Memiliki latar belakang, prosa juga memiliki latar belakang kerjadian pada tokoh maupun pembacanya.

Jenis Jenis Pada Prosa

Dibawah ini terdapat 2 jenis jenis pada prosa, antara lain:


1. Prosa Lama

Prosa Lama ialah suatu karya sastra yang belum terpengaruhi oleh sastrawan dari kebudayaan bangsa asing. Karya sastra prosa lama disampaikan melalui lisan, karena bentuknya belum berupa tulisan. Setelah kebudayaan dan agama Islam mulai masuk ke wilayah Indonesia, masyarakat terutama Indonesia menjadi akrab dengan tulisan dan dari situlah tulisan pun mulai banyak dikenal dikalahan sastrawan prosa.

Berikut jenis-jenis dalam prosa lama, sebagai berikut:


  • Hikayat

Hikayat ialah sebuah karya fiktif yang menceritakan kehidupan para raja-raja yang memiliki kekuatan spriritual gaib yang sangat besar. Contohnya: Hikayat sang Raja Bijak, Hikayat Si Pitung dan sebagainya.


  • Sejarah

Sejarah ialah bentuk prosa lama yang menceritakan kejadian yang diambil dari peristiwa sejarah. Cerita yang diambil dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta-fakta sejarah. Selain cerita peristiwa sejarah, prosa lama pun mengambil cerita tentang silsilah raja-raja. Contohnya: Sejarah raja Majapahit karya mpu Prapanca.


  • Kisah

Kisah ialah sebua cerita tentang perjalanan seorang dari satu tempat ke tempat lainnya.


  • Dongeng

Dongeng adalah cerita prosa hasil seni rakyat yang hidup dalam angan-angan masyarakat, impian dan kenyataan bercampur menjadi satu dalam dunia angan, dongeng dapat dibedakan menjadi 5 yaitu :

a). Mite adalah cerita tentang dewa-dewa, peri, dan segala sesuatu yang dianggap sederajat dengan dewa, contohnya mite yaitu terjadinya gempa bumi, cerita terjadinya gerhana.


b). Lagenda adalah suatu cerita terjadinya suatu tempat yang dihubungkan dengan kesaktian contohnya yaitu cerita terjadinya tangkuban perahu, cerita malin kundang, da nasal usul banyuwangi.


c). Sage adalah cerita yang berhubungan dengan sejarah, maksudnya tokoh-tokoh dalam sage seringkali menjadi tokoh dalam sejarah, sekalipun demikian sejarah dan sage mempunyai perbedaan , perbedaannya yaitu sage hanyalah merupakan hayalan yang tidak masuk akal sedangkan sejarah merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi contoh sage adalah cerita berdirinya kerajaan majapahit dan cerita berdirinya kerajaan samudra.


d). Fabel adalah cerita tentang dunia binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain yang dapat berbicara atau berbuat seperti manusia contohnya cerita sikancil dan buaya, cerita burung gagap dan burung hantu.


e). Orang Pandir adalah cerita orang bodoh dan bernasib malang, contohnya yaitu cerita pak pander cerita pak turut cerita pak lebai malang dan cerita pak kodok.


  • Cerita Bingkai

Cerita bingkai ialah cerita yang isinya terdapat cerita tentang para pelaku-pelakunya.


2. Prosa Baru

Prosa baru ialah bentuk karangan prosa yang memperoleh pengaruh dari kebudayaan bangsa asing. Berikut ini terdapat beberapa jenis jenis prosa baru, sebagai berikut:


  • Roman

Roman adalah bentuk prosa yang menceritakan melalui kehidupan para tokoh utama dalam suka maupun duka. Dalam roman, tokoh utama menceritakan dari masa anak-anak hingga sampai menjadi dewasa atau akhir hayatnya. Roman bisa juga menceritakan suatu adat kehidupan masyarakat sekitar secara menyeluruh.

Roman berdasarkan kandungan isinya dibadakan menjadi :

a) Roman transendensi, yg di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yg mengandung pandangan hidup yg dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.


b) Roman sosial adalah roman yg memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yg dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yg bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.


c) Roman sejarah yaitu roman yg isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.


d) Roman psikologis yaitu roman yg lebih menekankan gambaran kejiwaan yg mendasari segala tindak & perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.


e) Roman detektif merupakan roman yg isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yg sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yg tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.


  • Novel

Novel adalah bentuk prosa baru yg melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yg terpenting, paling menarik, & yg mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perubahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman & lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.


  • Cerpen

Cerpen adalah bentuk prosa yang menceritakan sedikit kehidupan para tokoh utama yang memiliki konflik atau pertikaian yang tidak menyebabkan nasib para tokoh utamanya.


  • Riwayat

Riwayat adalah suatu karangan bentuk prosa yang berisi pengalaman kehidupan para tokoh utama atau pengarang sejak anak-anak hinga sampai dewasa.


  • Kritik

Kritik adalah suatu karya yang mengutarakan pertimbangan baik maupun buruk terhadap hasil karya dengan alasan tertentu.


  • Resensi

Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian & saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.


  • Esai

Esai adalah ulasan suatu masalah secara sekilas berdasarkan sudut pandang pengarang yang isinya berupa renungan, hikmah kehidupan, tentang budaya, politik dan sebagainya.


Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Prosa

Berikut ini terdapat beberapa unsur interinsik dan ekstrinsik prosa, antara lain:


1. Unsur Intrinsik Prosa

Adapun unsur intrinsik prosa terdiri atas sebagai berikut:


1) Tema, yaitu suatu yang menjadi pokok masalah atau persoalan sebagai bahan karangan, yang diungkapkan dalam suatu cerita oleh pengarang. Tema prosa fiksi terutama novel dapat terdiri dari tema utama serta beberapa tema bawahan. Sedangkan untuk cerpen (cerita pendek) hanya memiliki  tema utama saja.

Untuk dapat menentukan tema suatu cerita kita dapat menempuh dengan jalan bertanya sebagai berikut.

  1. Mengapa pengarang menulis cerita tersebut?
  2. Apa tujuan pengarang menulis cerita tersebut?
  3. Faktor apa yang menyebabkan atau menjadikan suatu karangan bermutu dan berharga?

2) Amanat, yaitu pesan-pesan yang disampaikan oleh si pengarang melalui cerita yang digubahnya. Si pengarang menyampaikan amanatnya dengan dua cara, yaitu:

  1. secara eksplisit (terang-terangan): pembaca dengan mudah menemukannya; dan
  2. secara implisit (tersirat/tersembunyi): untuk menemukan amanat dalam hal ini, pembaca agak sukar menemukannya, terlebih dulu pembaca hendaknya membaca secara keseluruhan isi cerita tersebut.

3) Alur/plot, yaitu urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam suatu cerita rekaan, terjalin satu dengan yang lainnya. Alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.

Alur umum, tahap-tahapannya adalah sebagai berikut:

a) Eksposisi (Perkenalan/Pengantar)

Eksposisi adalah proses penggarapan serta memperkenalkan informasi penting kepada para pembaca. Melalui eksposisi, seorang pengarang mulai melukiskan atau memaparkan suatu keadaan, baik keadaan alam maupun tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut, serta informasi-informasi yang akan diberikan pengarang kepada pembaca melalui uraian eksposisi tersebut.


b) Komplikasi (Penampilan Masalah)

Komplikasi adalah adanya masalah yang terjadi di antara para tokoh, baik tokoh dengan tokoh, tokoh dengan tempat, maupun tokoh dengan suasana yang terdapat dalam cerita rekaan.


c) Klimaks (Puncak Ketegangan)

Klimaks adalah suatu permasalahan yang telah mencapai pada puncaknya (meruncing).


d) Antiklimaks (Ketegangan Menurun/peleraian)

Antiklimaks adalah suatu peristiwa yang ditandai dengan menurunnya tingkat permasalahan yang terjadi pada tokoh.


e) Resolusi (Penyelesaian)

Resolusi adalah kejadian akhir yang merupakan penyelesaian permasalahan di atara para tokoh cerita.


Berdasarkan cara menyusun tahapan-tahapan alur, maka dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

  1. Alur Lurus (Alur Maju/Alur Agresif), yaitu rangkaian cerita dikisahkan dari awal hingga cerita berakhir tanpa mengulang kejadian yang telah lampau.
  2. Alur Sorot Balik (Alur Mundur/Alur Regresif/Flash Back), yaitu kebalikan dari alur lurus. Rangkaian ceritanya mengisahkan kembali tokoh pada waktu lampau.
  3. Alur Campuran, yaitu gabungan antara alur maju dan alur sorot balik.

Berdasarkan hubungan tahapan-tahapan dalam alurnya, maka dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

  • Alur Rapat, yaitu alur yang terbentuk apabila alur pembantu mendukung alur pokoknya.
  • Alur Renggang, yaitu sebaliknya, alur yang terbentuk apabila alur pokok tidak didukung oleh alur pembantu.

Berdasarkan kuantitasnya, maka dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

  1. Alur tunggal, yaitu alur yang hanya terjadi pada sebuah cerita yang memiliki satu jalan cerita saja, biasanya terjadi pada cerpen.
  2. Alur ganda, yaitu alur yang terjadi pada sebuah cerita yang memiliki jalan cerita lebih dari satu, biasanya ada pada novel.

4) Tokoh, yaitu pelaku di dalam cerita dan mengambil peranan dalam setiap insiden-insiden. Tokoh terdiri atas sebagai berikut.

  • Tokoh Protagonis (Tokoh Utama/Tokoh Sentral), yaitu tokoh yang paling berperan dalam cerita dan umumnya bersifat baik.
  • Tokoh Antagonis (Lawan Peran Utama), yaitu tokoh yang menentang tokoh protagonis, umumnya memiliki sifat yang jahat.
  • Tokoh Komplementer (Pembantu), yaitu tokoh sampingan yang berperan sebagai pembantu tokoh protagonis dan antagonis.

5) Penokohan (Perwatakan), yaitu watak atau karakter dari para tokoh di dalam cerita. Adapun jenis penggambaran watak tokoh dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu:

  1. Metode analitik, yaitu pemaparan secara langsung (eksplisit) watak atau karakter para tokoh dalam cerita, seperti; penyayang, penyabar, keras kepala, baik hati, pemarah, dan lain sebagainya.
  2. Metode dramatik, yaitu metode penokohan yang dipergunakan pencerita dengan membiarkan para tokohnya untuk menyatakan diri mereka sendiri lewat kata-kata, dan perbuatan mereka sendiri, misalnya lewat dialog, jalan pikiran tokoh, perasaan tokoh, perbuatan, sikap tokoh, lukisan fisik, dan sebagainya.
  3. Metode kontekstual, yaitu cara menyatakan watak tokoh melalui konteks verbal yang mengelilinginya. Jelasnya, melukiskan watak tokoh dengan jalan memberikan lingkungan yang mengelilingi tokoh, misalnya: kamarnya, rumahnya, tempat kerjanya, atau tempat di mana tokoh berada.

Watak tokoh terdiri dari sifat, sikap, serta kepribadian tokoh. Penokohan dapat dilakukan melalui dimensi (a) fisik, (b) psikis, dan (c) sosial.


6) Latar (setting), yaitu mengenai lingkungan (tempat/lokasi, waktu, dan suasana) terjadinya suatu peristiwa di dalam cerita.

  • Tempat : umpamanya di rumah sakit, daerah wisata, di daerah transmigran, di kantor, di kamar tidur, di halaman, dan lain sebagainya.
  • Waktu  :  tahun, musim, masa perang, suatu upacara, masa panen, periode sejarah, dan sebagainya.
  • Suasana :  aman, damai, gawat, bergembira, berduka/berkabung, kacau, galau, dan sebagainya.

7) Sudut pandang (point of view), yaitu status atau kedudukan si pengarang dalam cerita. Ada empat macam sudut pandang, antara lain:

  1. pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku utama (pengarang = aku);
  2. pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku sampingan;
  3. pengarang berada di luar cerita sebagai orang ketiga; dan
  4. kombinasi atau campuran, kadang-kadang di dalam dan kadang-kadang di luar cerita.

8) Gaya Bahasa (Majas) disebut juga “langgam, corak, bentuk, atau style bahasa” yaitu cara yang digunakan oleh si pengarang untuk mengungkapkan maksud dan dan tujuannya baik dalam bentuk kata, kelompok kata, atau kalimat. Jadi, gaya bahasa atau majas meliputi; kata, frasa atau kelompok kata, kalimat (struktur) biasa/majas. Gaya bahasa atau majas adalah ibarat kendaraaan bagi seseorang pengarang yang akan membawanya kemana arah tujuan yang ingin ditujunya. Gaya bahasa atau majas merupakan faktor dominan dalam karya prosa fiksi.


2. Unsur Ekstrinsik Prosa

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berasal dari luar aspek sastra, yang ikut membangun penyusunan suatu karya sastra.

Unsur-unsur luar ini meliputi:

  • Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi);
  • Latar belakang kehidupan pengarang; dan
  • Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan.

Contoh Prosa

Berikut ini terdapat beberapa contoh prosa, antara lain:


1. Contoh Fabel

Angkaro dan Tunturana

Dua kor kepiting, Angkaro dan Tuturana, bersahabat karib. Mereka tinggal bersama di pinggir laut, di balik bebatuan. Mereka bersembunyi karena takut pada orang-orang yang mencari ikan dan kepiting. Apabila laut pasang, mereka bermain tanpa takut akan ditangkap manusia.

Pada suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan Tuturana keluar menikmati keindahan alam.

” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita agar kelihatan menarik ?” kata Angkaro.

”Bagus sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik diri agar kelihatan menarik. Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.

”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis punggung kita dengan cat warna-warni yang menarik.”

” Wah, menarik sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang dilukis. Boleh atau tidak ? tanya Tuturana.

”Baiklah.”kata Angkaro.

Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana. Punggung Tuturana  dihiasi dengan bulatan-bulatan dari muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.

”Sudah selesai sahabat.”kata Angkaro.

Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.

“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.

“Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata Tuturana,

”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.

Tiba-tiba air laut surut. Datanglah pencari ikan membawa obor. Kedua ekor kepiting itu pun terkejut. Berlarilah mereka untuk menghindari bahaya.

”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah datang untuk menangkap kita. Tidak ada waktu lagi untuk melukis punggungmu.” kata Tuturana.

”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro.

Melihat obor-obor semakin dekat, Tunturana menggambari punggng Angkaro dengan dengan kuas dan cat tanpa bentuk. Punggung Angkaro sekarang penuh dengan garis tidak karuan karena tergesa-gesa hendak menyelamatkan diri.

Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan dalam bentuk yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek.


2. Contoh Legenda

Legenda Batu Menangis

Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin dan anak perempuannnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, dia memiliki perangai yang buruk. Gadis itu amat malas, tidak pernah membantu ibunya bekerja. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.

Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang jauh. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan dengan memakai pakaian yang bagus  dan bersolek agar dikagumi kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya sambil membawa keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka hidup ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.

Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa. Namun, saat melihat orang yang berjalan di belakang anak itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini membuat orang bertanya-tanya.

Diantara orang yag melihat itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu.

” Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”

Namun apa jawaban gadis itu?

“Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah pembantuku.”

Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat lagi seorang pemudadan bertanya kepada gadis itu.

”Bukan, bukan.”jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakku.”

Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya begitu. Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa :

”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ….”

Atas kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya.

”Oh, Ibu.Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan anakamu selama ini. Ibu…Ibu…Ampuni anakmu.”

Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata., seperti sedang menagis.


3. Contoh Dongeng

Pogi yang Malang

Pogi adalah pemuda yang malas. Kerjanya hanya makan, tidur, dan bermain-main. Ayah dan ibunya tidak melarang sebab mereka adalah keluarga kaya. Apa saja kemauan Pogi selalu dituruti.

Suatu pagi, Pogi pergi bermain ke hutan. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang pengembara yang membawa lima karung yang berat.

”Hai, pemuda ! Maukah kau menolongku membawa karung ini ke kota ? ”tanya  pengembara itu.

Pogi pura-pura tidak mendengar. Ia tetap berjalan perlahan sambil mengamati tumbuhan.

”Nak, aku akan memberimu salah satu dari kantong ini. Silahkan pilih!”

Pogi masih pura-pura tidak mendengar. Huh! Tadi minta tolong sekarang malah mau memberi karung. Paling-paling isinya Cuma sampah, bati Pogi.

” Anak muda, karungku yang bertali merah ini berisi ramuan obat segala penyakit, sedangkan yang bertali biru berisi bibit padi segala musim. Atau kamu mau karung dengan tali berwarna putih? Ini berisi kain sutera pilihan, yang bertali hijau berisi aneka macam penyedap masakan, dan yang berwarna kuning berisi emas permata. Nah, pilihlah salah satu!”

”Ah, baiklah.”kata Pogi semangat. ”Aku pilihyang berwarna kuning aja.”

”Apakah kamu yakin karung ini membawa keberuntungn bagimu?”

”Sangat yakin. Sudahlah, cepat berikan. Aku tidak sabar membawanya pulang .”omel Pogi .

Pengembara itu menyerahkan karung yng bertali kuning. Pogi langsung membawa karung itu pergi tanpa berterima kasih. Setelah agak jauh, dibukanya karung itu. Ah, betapa gembiranyaPogi saat melihat banyak emas di dalamnya. Pogi lalu melanjutkan perjalanan pulang.

Tiba-tiba…

”Pokoknya kalau bertemu orang kaya, kita rampok saja.” kata salah satu orang.

Pogi yang mendengar suara itu, cepat-cepat bersembunyi. Setelah kedua orang itu berlalu, Pogi segera keluar dari persembunyiannya. Ia meneruskan dengan tergesa-gesa dan takut. Sampailah Pogi di tepi sungai. Di tempat penyeberangan itu tampak sepi. Hanya ada tiga penarik perahu.

”Sepi sekali hari ini.”ujar yang bertubuh paling kecil.

”Benar tidak seperti bisanya.” jawab yang berambut keriting.

”Bagaimana kalau kita rampok saja orang yang menyeberang dengan perahu kita ini ?” tanya yang bertubuh kekar.

Ketiga penarik perahu tertawa terbahak-bahak. Mendengar hal itu Pogi semakin ketakutan. Diambilnya jalan pintas. Pogi berenang menuju ke seberang sungai. Sesampainya di tengah sungai, seekor buaya menuju ke arahnya.

Tanpa ragu-ragu, Pogi memukul moncong buaya itu dengan karung yang dipanggulnya. Buaya itu malah membuka moncongnya. Pogi tak banyak berpikir. Dilemparnya karung berisi emas itu ke arah buaya. Lemparan tepat sekali. Buaya itu kesulitan mengunyah karung. Pogi merasa musuhnya lengah. Ia berenang ke tepian secepatnya.

Sejak kejadian itu, Pogi menjadi sadar., ternyata emas tidak mendatangkan keberuntungan baginya. Justru mendatangkan bahaya. Sejak itu Pogi menjadi rajin dan bijaksana.


4. Contoh Hikayat

Hikayat Amir

Dahulu kala di Sumatra, hiduplah seorang saudagar yang bernama Syah Alam. Syah Alam mempunyai seorang anak bernama Amir. Amir tidak uangnya dengan baik. Setiap hari dia membelanjakan uang yang diberi ayahnya. Karena sayangnya pada Amir, Syah Alam tidak pernah memarahinya. Syah Alam hanya bisa mengelus dada.

Lama-kelamaan Syah Alam jatuh sakit. Semakin hari sakitnya semakin parah. Banyak uang yang dikeluarkan untuk pengobatan, tetapi tidak kunjung sembuh. Akhirnya mereka jatuh miskin.

Penyakit Syah Alam semakin parah. Sebelum meninggal, Syah Alam berkata”Amir, Ayah tidak bisa memberikan apa-apa lagi padamu. Engkau harus bisa membangun usaha lagi seperti Ayah dulu. Jangan kau gunakan waktumu sia-sia. Bekerjalah yang giat, pergi dari rumah.Usahakan engkau terlihat oleh bulan, jangan terlihat oleh matahari.”

”Ya, Ayah. Aku akan turuti nasihatmu.”

Sesaat setelah Syah Amir meninggal, ibu Amir juga sakit parah dan akhirnya meninggal. Sejak itu Amir bertekad untuk mencari pekerjaan. Ia teringat nasihat ayahnya agar tidak terlihat matahari, tetapi terlihat bulan. Oleh sebab itu, kemana-mana ia selalu memakai payung.

Pada suatu hari, Amir bertmu dengan Nasrudin, seorang menteri yang pandai. Nasarudin sangat heran dengan pemuda yang selalu memakai payung itu. Nasarudin bertanya kenapa dia berbuat demikian.

Amir bercerita alasannya berbuat demikian. Nasarudin tertawa. Nasarudin berujar, ” Begini, ya., Amir. Bukan begitu maksud pesan ayahmu dulu. Akan tetapi, pergilah sebelum matahari terbit dan pulanglah sebelum malam. Jadi, tidak mengapa engkau terkena sinar matahari. ”

Setelah memberi nasihat, Nasarudin pun memberi pijaman uang kepada Amir. Amir disuruhnya berdagang sebagaimana dilakukan ayahnya dulu.

Amir lalu berjualan makanan dan minuman. Ia berjualan siang dan malam. Pada siang hari, Amir menjajakan makanan, seperti nasi kapau, lemang, dan es limau. Malam harinya ia berjualan martabak, sekoteng, dan nasi goreng. Lama-kelamaan usaha Amir semakin maju. Sejak it, Amir menjadi saudagar kaya.


Daftar Pustaka:

  1. Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada 10 University Press.
  2. Santosa, Wijaya Heru dan Sri Wahyuningtyas. 2010. Pengantar Apresiasi Prosa. Surakarta: Yuma Pustaka.
  3. Sukada, Made. 1987. Beberapa Aspek tentang Sastra. Denpasar: Penerbit Kayumas & Yayasan Ilmu dan Seni Lesiba.
  4. Tim Penyusun. 1994. Penataan, Penitian dan Pembinaan Apresiasi Sastra. Sebuah naskah berupa essai SMP Negeri 1 Manggis.

Demikian Pembahasan Tentang Pengertian Prosa Menurut Para Ahli, Ciri, Jenis, Unsur & Contoh dari Pendidikanmu