Kerajaan Bali

Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Kerajaan Bali? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain:

Peninggalan-Kerajaan-Bali

Latar Belakang Kerajaan Bali

Bali adalah tempat berkembangnya agama Hindu dan Hampir seluruh Masyarakatnya menjadi penganutnya. Agama Hindu di Bali mulai tumbuh dan berkembang sejak abad ke – 8, bersamaan dengan pertumbuhan agama Hindu di Jawa Tengah, Agama Hindu banyak pengaruhnya terhadap kebudayaan setempat, juga terhadap sistem pemerintah.

Berita Cina menyebutkan pada abad ke – 7 ada daerah Dwapatan (Bali) yang mempunyai adat yang sama dengan Jawa (Holing). Prsasti Bali 804 Caka (882 M) menyebutkan pemberian izin pembuatan pertapaan di bukit Kintamani. Prasasti berangka tahun 896 caka (991 M) isinya menyebutkan tempat suci dan istana Raja terletak di Singhamandawa dekat Sanur berhuruf Dewa Nagari dan Bali Kuno. Kitab Usana Bali abad ke 16 menyebutkan Raja Jayapangus memerintah setelah Raja Jayakusuma. Ia Raja penyelamat Bali yang terkena malapetakaa karena lupa menjalankan ibadah Raja ini juga mendapat wahyu untuk melakukan upacara agama kembali yang sekarangsebagai hari Galungan.

Kerajaan Bali terletak pada sebuah Pulau kecil yang tidak jauh dari daerah Jawa Timur. Dalam perkembangan sejarahnya, Bali mempunyai hubungan erat dengan Pulau Jawa. Karena letak pulau itu berdekatan, maka sejak zaman dulu mempunyai hubungan yang erat. Bahkan ketika Kerajaan Majapahit runtuh, banyak rakyat Majapahit yang melarikan diri dan menetap di sana. Sampai sekarang ada kepercayaan bahwa sebagian dari masyarakat Bali dianggap pewaris tradisi Majapahit.


Sejarah Kerajaan Bali

Kerajaan Bali, yang terletak di sebuah pulau di wilayah Jawa Timur, tepatnya di sebelah timur pulau Jawa. Dalam perkembangan historisnya, Bali memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Jawa. Ketika kerajaan Majapahit runtuh, banyak orang Majapahit melarikan diri dan menetap di Bali. Oleh karena itu, sampai sekarang ada kepercayaan bahwa beberapa orang Bali adalah pewaris tradisi di kerajaan Majapahit.

Kerajaan Bali adalah kerajaan dengan pulau kecil tidak jauh dari Jawa di sebelah timur. Kerajaan ini terletak di daerah sebuah pulau kecil, sebelumnya di pulau Jawa. Dapat juga dikatakan bahwa pulau ini masih dianggap bagian dari pulau Jawa.

Kerajaan ini dalam bentuk Hindu, meskipun dalam perkembangannya belakangan ditemukan bahwa bukan hanya Hindu yang mendominasi, tetapi juga kepercayaan seperti dinamisme dan animisme. Karena budaya yang padat saat itu, meskipun kerajaan ini didirikan.


Letak Kerajaan Bali

Kerajaan Bali merupakan sebuah kerajaan yang terletak di sebuah pulau kecil yang tak jauh dari Jawa Timur dengan nama yang sama.

Kerajaan Bali umumnya bercorak agama Hindu. Dalam perkembangan sejarahnya, Bali mempunyai hubungan erat dengan Pulau Jawa karena letak kedua pulau ini berdekatan.

Bahkan ketika Kerajaan Majapahit runtuh, banyak rakyat Majapahit yang melarikan diri dan menetap disana. Sampai sekarang ada kepercayaan bahwa sebagian dari masyarakat Bali dianggap sebagai pewaris tradisi Majapahit.

Bali yang dikenal sebagai “Pulau Dewata” pada zaman duhulu kala, sebelum kedatangan majapahit terdapat sebuah kerajaan yang muncul pertama kali di bali yaitu sekitar 914 M yang diketahui dari sebuah prasasti yang ditemukan di desa blanjong dekat Sanur yang memiliki pantai matahari terbit.

Prasasti itu berangka tahun 836 saka yang menyebutkan nama rajanya “Khesari Warmadewa” memiliki istana yang ada di Singhadwala. Khesari Warmadewa adalah Ugrasena pada tahun 915 M – 942 M.

Setelah meninggal, Abu dari jenasah dari raja Ugrasena dicandikan di Air Madatu, lalu beliau digantikan oleh mahkota Jayasingha Warmadewa (960 M – 975 M).

Dikatakan bahwa raja Jayasingha membangun dua pemandian di desa Manukraya, yang letaknya sekarang.

Pusat Kerajaan Bali pertama di Singhamandawa. Raja pertama Sri Ugranesa. Beberapa prasasti yang ditemukan tidak begitu jelas menggambarkan bagaimana pergantian diantara 1 keluarga raja dengan keluarga raja yang lain. Prasasti yang ditemukan di Jawa Timur hanya menerangkan bahwa Bali pernah dikuasaiSingasari pada abad ke – 10 & Majapahit abad ke – 14.


Raja Kerajaan Bali

Berikut dibawah ini terdapat beberapa raja pada masa kerajaan bali, antara lain:

  1. Khesari Warmadewa yang beristana di Singhadwala menurunkan Wangsa Warmadewa
  2. Ugrasena
  3. Raja Haji Tabanendra Warmadewa ia di candikan di Air Mandu
  4. Raja Jayasingha Wamadewa ia membangun pemandian di Desa Manukraya yaitu Pemandian Tirta Empul dekat tampak Siring tahun 960
  5. Raja Jayasadhu Warmadewa
  6. Sri Maharaja Sri Wijaya Mahdewi
  7. Raja Udayana yang memerintah bersama istrinya yakni Gunapriyadarmapatni yang melahirkan Airlangga, Marakata, Anak wungsu
  8. Marakata bergelar Marakata Utungga Dewa yang di segani rakyatnya, ia membangun bangunan suci di Gunung Kawi, Tampak Siring Bali
  9. Anak Wungsu, mengaku penjelmaan Wisnu yang masa pemerintahannya di bantu 10 senopati rakyat hidup dari bertani, binatang yang berharga adalah Kuda. Untuk golongan pedagang laki-laki disebut Wanigrama dan untuk perempuan disebut Wanigrami
  10. Raja Walaprabuk. Raja Jayasakti, pada masa pemerintahanya ada dua kitab undang-undang yakni Utara Widdi Balawan dan Raja Wacana (Rajaniti)
  11. Jayapangus yang dikenal penyelamat negara karena mengajak rakyatnya kembali melakukan upacara agama sehingga mendapat wahyu (Hari Galungan)

Kehidupan Politik Kerajaan Bali

Nama Bali sudah lama dikenal dalam beberapa sumber kuno. Dalam berita Cina abad ke-7 disebut adanya nama daerah yang bernama Dwa-pa-tan, yang terletak disebelah timur Kerajaan Holing (Jawa). Menurut para ahli nama Dwa-pa-tan ini sama dengan Bali. Adat istiadat penduduk Dwa-pa-tan ini sama dengan di Holing, yaitu setiap bulan padi sudah dipetik, penduduknya menulis dengan daun lontar, orang yang meninggal dihiasi dengan emas, dan ke dalam mulutnya dimasukkan sepotong emas serta diberi harum-haruman, kemudian mayat itu dibakar.

Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan, pengaruh Buddha datang terlebih dahulu dibandingkan dengan pengaruh Hindu. Prasasti yang berangka tahun 882 M, menggunakan bahasa Bali menerangkan tentang pemberian ini kepada para biksu untuk mendirikan pertapaan di Bukit Cintamani. Pengaruh Hindu di Bali berasal dari JawaTimur, ketika Bali berada di bawah kekuasaan Majapahit. Ketika Majapahit runtuh, adasebagian penduduk yang melarikan diri ke Bali, sehingga banyak penduduk Bali sekarangyang menganggap dirinya keturunan dari Majapahit.

Prasasti yang menceritakan raja yang berkuasa di Bali ditemukan di desa Blanjong, dekat Sanur. Dalam prasasti ini disebutkan bahwa raja yang bernama KhesariWarmadewa, istananya terletak di Sanghadwala. Prasasti ini ditulis dengan huruf Nagari(India) dan sebagian lagi berhuruf Bali Kuno, tetapi berbahasa Sanskerta. Prasasti ini berangka tahun 914 M (836 saka), dalam Candrasengkala berbunyi Khecara-wahni-murti.Raja selanjutnya yang berkuasa adalah adalah Ugrasena pada tahun 915 M.Ugrasena digantikan oleh Tabanendra Warmadewa (955-967 M).

Tabanendra kemudian digantikan oleh Jayasingha Warmadewa, ia membangun dua buah pemandian di desaManukraya. Pemandian ini merupakan sumber air yang dianggap suci. Jayasinghakemudian digantikan oleh Jayasadhu Warmadewa yang memerintah dari tahun 975-983M. Tidak banyak berita yang menceritakan masa kekuasaannya.


Kehidupan Ekonomi Kerajaan Bali

Kehidupan ekonomi yang berkembang di Bali adalah sektor pertanian. Hal itudapat dibuktikan dengan kata-kata yang terdapat dalam berbagai prasasti yangmenunjukkan usaha dalam sektor pertanian, seperti suwah, parlak (sawah kering), gaga (ladang), kebwan (kebun), dan kaswakas (pengairan sawah).


Kehidupan Sosial Kerajaan Bali

Struktur masyarakat Bali dibagi ke dalam empat kasta, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Tetapi pembagian kasta ini tidak seketat seperti di India. Begitu puladalam pemberian nama awal pada anak-anak di lingkungan masyarakat Bali memilikicara yang khas, yaitu:a. Wayan untuk anak pertama; b. Made untuk anak kedua; c. Nyoman untuk anak ketiga;d. Ketut untuk anak keempat.Tetapi ada juga nama Putu untuk panggilan anak pertama dari kasta Brahmanadan Ksatria.


Kehidupan Agama Kerajaan Bali

Masyarakat Bali banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India, terutamaHindu. Sampai sekarang, masyarakat Bali masih banyak yang menganut agama Hindu. Namun demikian, agama Hindu yang mereka anut telah bercampur dengan budayamasyarakat asli Bali sebelum Hindu. Masyarakat Bali sebelum Hindu merupakankelompok masyarakat yang terikat oleh hubungan keluarga dan memuja roh-roh nenek moyang yang mereka anggap dapat menolong dan melindungi kehidupan keluarga yang masih hidup. Melalui proses sinkretisme ini, lahirlah agama Hindu Bali yang bernama Hindu Dharma.


Masa Kejayaan Kerajaan Bali

  1. Naik tahtanya Dharmodayana. Pada masa pemerintahnnya, system pemerintahan Kerajaan Bali semakin jelas.
  2. Perkawinan antara Dharma Udayana dengan Mahendradata yang merupakan putri dari raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur, sehingga kedudukan Kerajaan Bali semakin kuat.

Runtuhnya Kerajaan Bali

Dikisahkan seorang raja Bali yang saat itu bernama Raja Bedahulu atau yang dikenal dengan nama Mayadenawa yang memiliki seorang patih yang sangat sakti yang bernama Ki Kebo Iwa. Kedatangan Gadjah Mada dari kerajaan majapahit ke Bali adalah ingin menaklukan Bali di bawah pimpinan Kerajaan Majapahit, namun karena tidak mampu patih Majapahit itu mengajak Ki Kebo Iwa ke jawa dan disana disuruh membuat sumur dan setelah sumur itu selesai Ki Kebo Iwa di kubur hidup-hidup dengan tanah dan batu namun dalam lontar Bali Ki Kebo Iwa tidak dapat dibunuh dengan cara yang mudah seperti itu. Tanah dan batu yang dilemparkan ke sumur balik dilemparkan ke atas. Pada akhirnya dia menyerahkan diri sampai ia merelakan dirinya untuk dibunuh baru dia dapat dibunuh. Setelah kematian Ki Kebo Iwa, Bali dapat ditaklukan oleh Gadjah Mada pada tahun 1343.

  1. Patih Kebo Iwa yang berhasil dibujuk untuk pergi ke Majapahit, sesampainya di Majapahit Kebo Iwa dibunuh.
  2. Patih Gajah Mada yang berpura-pura menyerah dan minta diadakan perundingan di Bali, lalu ia menangkap raja Bali yaitu Gajah Waktra sehingga kerajaan Bali berada di bawah kekuasaan Majapahit.

Bukti Sejarah Kerajaan Bali

Berikut dibawah ini terdapat beberapa bukti sejarah kerajaan bali, antara lain:

  • Berasal dari kitab sejarah dinasti Tang.
  • Di sebelah timur Ho – ling terletak P’oli dan bahwa negeri Da – pa – tau terletak disebelah selatan Kamboja.
  • Penduduknya menulis di atas daun Patra (rontal)
  • Di dalam berita Cina dikatakan bahwa mayat orang Da – pa – tau diberi bekal berupa perhiasan (emas) dan dibakar.
  • Prasasti Bali yang tertua berangka tahun 804 S (882 M) isinya : pemberian izin kepada para biksu dan pendeta agama Buddha untuk membuat pertapaan di bukit Cintamani.
  • Prasasti berangka tahun 818 S (896 M) dan 883 S (911 M) isinya : mengenai tempat sucidan tidak menyebutkan nama Raja.
  • Prasasti yang ditemukan di desa Blanjong, dekat Sanur *Permukaan prasasti ditulissebagian dengan huruf Nagari (huruf India) dan sebagian dengan huruf Bali kuno, sedangkan bahasanya menggunakan bahasa sansekerta. Angka berupa Candra Sangkala dan berbunyi“Khecarawahni – Murti artinya tahun 836 S (914 M).

Peninggalan Kerajaan Bali

Berikut adalah beberapa peninggalan Kerajaan Bali:


1. Candi Penegil Dharma

Sejarah membangun candi ini dimulai pada 915 M, ketika keberadaan candi dikaitkan dengan sejarah panjang Ugrasena, anggota keluarga Mataram I, dan kedatangan Maha Rsi Markandeya di wilayah Bali.


2. Prasasti Blanjong

Prasasti Blanjong adalah prasasti yang berisi sejarah tertulis tertua di pulau Bali. Dalam prasasti ini kata Walidwipa disebutkan, istilah untuk pulau Bali. Prasasti ini berasal dari 835 çaka (913 M) dan diterbitkan dengan raja Bali bernama Sri Kesari Warmadewa.


3. Candi Mangenin

Kuil Yeh Mangenin terletak di Banjar, Sarasada, Desa Tampaksiring. Kuil Yeh Mangenin Dibangun di lembah Sungai Pakerisan, cukup dalam dengan tebing curam. Kuil ini dibangun di lereng timur tebing dan merupakan kesaksian sejarah masa lalu.


4. Kuil Padas di Gunung Kawi

Pura Gunung Kawi atau Pura Tebing Kawi, terletak di Sungai Pakerisan, Kabupaten Gianyar, Desa Tampaksiring, Dusun Penaka, Kabupaten Tampaksiring, Provinsi Bali, Indonesia.

Candi ini sangat unik karena candi ini biasanya berupa batu bata merah utuh atau batu batu, tetapi candi ini tidak seperti itu, tetapi diukir di tebing di tepi sungai.


5. Candi Tirta Empul

Sejarah candi di Tampaksiring di Bali dibangun pada 967 M dengan Raja Sri Candrabhaya Warmadewa. Di kuil atau tempat suci ini adalah umum untuk menjalani kehidupan sederhana yang bebas dari keterikatan pada dunia materi, yoga, hukuman, pertobatan dan meditasi dalam semangat lingkungan alam. Secara etimologis, Tirta Empul berarti air berasal dari tanah.


Demikian Pembahasan Tentang 5 Peninggalan Kerajaan Bali: Latar Belakang, Letak, Raja, Masa Kejayaan dan Runtuhnya dari Pendidikanmu