Materi Perilaku Konsumen

Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Perilaku Konsumen? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain:

Teori-Perilaku-Konsumen

Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen adalah suatu tindakan yang tunjukkan oleh konsumen dalam hal mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Dalam arti lain perilaku ditunjukkan, yakni bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan / menukarkan dengan barang atau jasa yang diinginkannya.

Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran. Untuk itu pemasaran wajib memahami konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil keputusan.


Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli

Berikut dibawah ini terdapat beberapa pengertian perilaku konsumen menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:


  1. Shiffman serta Kanuk (2000)

Mengemukakan perilaku konsumen adalah perilaku yang di perhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi serta mengabaikan product, layanan, atau ide yang diinginkan bisa memuaskan konsumen agar dapat memuaskan kebutuhannya dengan konsumsi product atau layanan yang di tawarkan.


  1. Loudon dan Della Bitta (1993)

Mengemukakan perilaku konsumen adalah sistem pengambilan keputusan serta aktivitas fisik individu-individu yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, memperoleh, memakai, atau mengabaikan beberapa barang serta bebrapa layanan.


  1. Ebert dan Griffin (1995)

Mengemukakan consumer behavior diterangkan sebagai usaha konsumen untuk membuat keputusan mengenai suatu product yang dibeli serta dikonsumsi.


  1. James F et al (1994)

Mengemukakan perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menggunakan produk serta layanan, termasuk juga proses keputusan yang mendahului serta menyusuli tindakan ini.


  1. Schiffman dan Kanuk (1994)

Mengemukakan perilaku konsumen adalah proses keputusan serta kegiatan fisik individu yang terlibat dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, atau memberi barang serta layanan yang diperolehnya.


Teori Perilaku Konsumen

Ada beberapa teori-teori yang mendasari perilaku konsumen terhadap produk yang ada, yakni:


  • Teori Ekonomi Mikro

Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain.


  • Teori Psikologis

Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung.


  • Teori Antropologis

Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.


Analisis Pemahaman Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

Menurut Handi Irawan, Perilaku Konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu :


  1. Berpikir Jangka Pendek (short term perspective)

Ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.


  1. Tidak Terencana (dominated by unplanned behavior)

Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatan menarik tanpa ada perencanaan sebelumnnya.


  1. Suka berkumpul

Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.


  1. Gagap Teknologi (not adaptive to high technology)

Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna lain.


  1. Berorientasi pada Konteks (context, not content oriented)

Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri.


  1. Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect)

Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di Indonesia.


  1. Beragama (religious)

Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung simbol-simbol agama.


  1. Gengsi (putting prestige as important motive)

Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan gengsi. Pertama : Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Kedua : Budaya feodal yang masih melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. Ketiga : Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.


  1. Budaya lokal (strong in subculture)

Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.


  1. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment)

Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurang pedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.


Pendekatan Perilaku Konsumen

Teori perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu sebagai berikut:


  1. Pendekatan Nilai Guna Kardinal

Pendekatan nilai guna kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif menganggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif. Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Misalnya: mata uang.

Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.


  1. Pendekatan Nilai Guna Ordinal

Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis kurva indeference menganggap bahwa manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur. Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan-keterbatasan yang ada pada pendekatan kardinal, meskipun bukan berarti pendekatan kardinal tidak memiliki kelebihan.

Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.


  1. Persamaan Nilai Guna Kadinal dengan Ordinal

Persamaan Kardinal dan Ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility).


  1. Perbedaan Nilai Guna Kadinal dengan Ordinal

Nilai guna kardinal menganggap bahwa besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan/angka. Sedangkan analisis ordinal, besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan / angka. Analisis kardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan pendekatan marginal (marginal utiliy). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis kurva kepuasan sama (indifferent curve).


Jenis-Jenis Perilaku Konsumen

Berikut dibawah ini terdapat beberapa jenis-jenis perilaku konsumen, antara lain sebagai berikut:


1. Konsumen Rasional

Konsumen yang memprioritaskan berbagai aspek konsumen secara umum, seperti; kebutuhan primer, kebutuhan mendesak dan kemudahan penggunaan produk untuk konsumen ini.

2. Konsumen Irasional

Konsumen yang mudah diyakinkan oleh daya tarik potongan harga atau strategi pemasaran lainnya untuk suatu produk tanpa memprioritaskan aspek kebutuhan atau kegunaan produk tersebut.


Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Kotler (2007) mengatakan bahwa, “perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis”.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut :


  1. Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratifikasi sosial. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku serupa.

Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang didalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku lebih seragam daripada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati posisi inferior atau superior dikelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial ditandai oleh sekumpulan variabel-seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan, dan orientasi nilai-bukannya satu variabel. Keempat, individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lain pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka. Besarnya mobilitas itu berbeda-beda, tergantung pada seberapa kaku stratifikasi sosial dalam masyarakat tertentu.


  1. Faktor Sosial

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan membuat seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru dan memengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang, kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek aktual. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi, pribadi, harga diri dan cinta. Kedudukan orang itu dimasing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.


  1. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli.


  1. Faktor Psikologi

Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Empat proses psikologis penting-motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori-secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.

Menurut Wilkie (1986) menyatakan bahwa perilaku konsumen itu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Yang disebut internal antara lain: usia, pekerjaan, gaya hidup, kepribadian, motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. Sedangkan faktor eksternal antara lain: budaya, keluarga, kelompok acuan, kondisi lingkungan, kegiatan pemasaran perusahaan dan situasi.


Daftar Pustaka:

  • Sudarman, Ari, 2000, ”Teori Ekonomi Mikro,” Buku 1, Yogyakarta: BPFE
  • Engel, James F, BlackWell Roger D, Miniard Paul W..1994. Perilaku Konsumen, Jakarta, Binarupa Aksara.
  • Dr Wijaya, Faried, M.M.A. Pengantar Ekonomi – Ekonomika Pembangunan dan Internasional, Edisi Kedua, Jilid Kedua, Yogyakarta, BPFE UGM.
  • Paul A. Samuelson, William D. Nordhaus. Ekonomi, Edis Keduabelas, 1997, Jakarta, Penerbit Erlangga.
  • Rosyidi Suherman, Pengantar Teori Ekonomi – Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada.
  • Mangkoesoebroto, Guritno, 1993, ”Ekonomi Publik,” Yogyakarta: BPFE

Demikian Pembahasan Tentang Teori Perilaku Konsumen: Pengertian Menurut Para Ahli, Analisis, Pendekatan, Jenis dan Faktor dari Pendidikanmu
Semoga Bermanfaat Bagi Para Pembaca :)

Baca Artikel Lainnya: