Materi Produksi

Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Produksi? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: pengertian, jenis, tujuan, faktor dan pandangan.

Produksi

Pengertian produksi

Kata produksi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu production. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata produksi diartikan sebagai proses mengeluarkan hasil;penghasilan. Di samping itu,terdapat dua makna lain dari produksi yaitu hasil dan pembuatan. Pengertian produksi tersebut mencakup segala kegiatan,termasuk prosesnya, yang dapat menciptakan hasil, penghasilan dan pembuatan. Oleh sebab itu, produksi meliputi banyak untuk santapan malam keluarga, petani memanen padi di sawah, dan lain sebagainya.

Kegiatan produksi adalah suatu produk. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,produk didefinisikan sebagai satu:satu, barang atau jasa yang dibuat ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu. Dua, benda atau yang bersifat kebendaan seperti barang,bahan, atau bangunan yang merupakan hasil kontruksi. Tiga,hasil kerja. Dari ketiga definisi dari produk tersebut dapat dipahami bahwa produk berkait dengan suatu proses yang bernama kerja.


Jenis-jenis produksi

Produksi dibedakan menjadi dua jenis produksi yaitu :

  1. Produksi terus-menerus yaitu proses produksi atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses.

Contohnya yaitu, industry yang melakukan produksi secara kontinu adalah industry gelas.gelas di panaskan sehingga berbentuk lunak dan kemudian dialirkan ke mesin pencetak untuk di bentuk. Proses pencairan dan pencetakan berlangsung secara terus –menerus tanpa henti.


  1. Produksi partaian yaitu proses produksi yang tidak berlangsung secara kontinuatau sering disebut produksi terputus-putus.proses produksi ini biasanya dilakukan industry proses kimia dengan skala produksi kecil atau menengah dan industry manufaktur

Contohnya,industry manufaktur seperti industry sepatu dan industry proses kimia. Seperti industry farmasi,tinta, cat, dan perekat.


 Tujuan produksi

Secara umum tujuan produksi yaitu memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.akan tetapi bagi produsen itu sendiri tujuan produksi untuk meningkatkan keuntungan serta menjaga kesinambungan perusahaan, sementara bagi masyarakat/konsumen tujuan produksi adalah untuk menyediakan berbagai benda pemuas kebutuhan.


Faktor-faktor produksi

Faktor-faktor produksi meliputi;

1. Faktor produksi alam

Faktor produksi alam adalah semua kekayaan yang terdapat dialam semesta yang dapat digunakan dalam proses produksi.

Ciri-cirinya yaitu:

  1. Tersebar tidak merata di berbagai tempat
  2. Jumlah terbatas
  3. Ada yang diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui
  4. Faktor produksi tenaga kerja
  5. Faktor produksi modal
  6. Faktor keahlian
  7. Kegiatan produksi

Pandangan Para Peneruka Sosiologi Tentang Produksi

Para tokoh teori sosiologi klasik telah berbicara tentang produksi. Sudut pandang dan isi teori yang dikembangkan oleh para tokoh teori tersebut beragam. Beberapa pemikiran dari tokoh teori yang akan didiskusikan adalah Karl Marx, Emile Durkheim, dan Max Weber.


1. Karl Marx (1818-1883)

Apa yang membedakan manusia dengan makhluk lain? Kata Marx ,kerja! Hanya manusialah, makhluk yang mampu melakukan kerja. Melalui kerja, oleh sebab itu, manusia sebagai produsen. Dengan demikian,produk dari kegiatan produktif(kerja)manusia merupakan hakekat manusia, yang menjadi pembeda dengan makhluk lain seperti binatang. Kalau manusia itu produsen, bagaimana mungkin manusia kehilangan kekuasaan atas potensi yang terkandung dalam kerja mereka ?

Kapitalisme telah menyebabkan manusia sebagai pekerja, tidak lagi mempunyai control atas potensi yang terkandung dalam kerja mereka. Potensi ini, disebut Marx sebagai tenaga kerja (labour-power), kepada kapitalis dipertukarkan dengan benda abstrak yang terdapat dalam upah. Pertukaran tersebut menyebabkan tenaga kerja menjadi komoditas. Sehingga manfaat tenaga kerja tidak lagi ditemukan pada kemampuan untuk menghasilkan objek yang dapat memenuhi dan mengembangkan kebutuhan para pekerja, namun sebagai benda abstrak yang dapat dipertukarkan dengan upah. Dengan demikian, sistem upah-kerja pada kapitalisme telah memisahkan kerja dengan kebutuhan. Sehingga kerja(produksi) tidak lagi menjadi tindak pemenuhan kebutuhan(Lee,2006:9-16).


2. Emile Durkheim (1858-1917)

Gagasan sosiologi Durkheim tentang produksi dapat ditelusuri dari bukunya the Division of Labour in Society. Dalam buku tersebut, Durkheim menjelaskan tentang perubahan sosial. Dalam teori perubahan sosial tersebut, Durkheim mendiskusikan tentang dua tipe masyarakat, yaitu masyarakat yang berlandaskan solidaritas organik. Masyarakat yang berlandaskan solidaritas mekanik ditandai oleh pembagian kerja yang rendah, kesadaran kolektif yang kuat, hukum refresif dominan, individualitas rendah, pola normatif sebagai consensus terpenting dalam komunitas, dan saling ketergantungan rendah. Sebaliknya pada masyarakat yang berlandaskan solidaritas organik dicirikan pembagian kerja yang tinggi, kesadaran kolektif yang lemah, hukum restitutif dominan, individualitas tinggi, nilai abstrak dan umum sebagai consensus terpenting dalam komunitas, dan saling ketergantungan tinggi. Perbedaan antara solidaritas mekanik dan solidaritas organic, secara garis kasar, dapat dijelaskan melalui perbedaan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaaan. Solidaritas mekanik dapat dirujuk pada masyarakat pedesaan, sedangkan solidaritas organik pada masyarakat perkotaan.

Menurut Derkheim,terjadinya perubahan masyarakat dari mekanik menjadi masyarakat organik dimulai dari adanya pertambahan penduduk disertai kepadatan moral. Maksudnya terjadi pertambahan penduduk disertai pertambahan komunikasi dan interaksi antara para anggota sehingga perjuangan hidup menjadi tajam. Menghindari terjadinya konflik maka diadakan pembagian kerja secara spesialisasi.


3. Max Weber (1864-1920)

Pemikiran sosiologi Max Weber tentang produksi dapat ditelusuri dalam bukunya Etika Protestan dan semangat kapitalisme. Dimana Weber dalam buku tersebut melihat hubungan elective affinity, yaitu hubungan yang memiliki konsistensi logis dan pengaruh motivasional yang bersifat mendukung secara timbale balik antara etika protestan dan semangat kapitalisme pada awal perkembangan kapitalisme modern. Ditemukan adanya aspek tertentu dalam etika prostestan sebagai perangsang yang kuat dalam meningkatkan pertumbuhan sistem ekonomi kapitalis modern dalam tahap-tahap pembentukannya.

Dalam pandangan Weber, dimana penganut protestan seperti calvinisme dan metodisme percaya pada konsep predistinasi yaitu gagasan bahwa keselamatan abadi akhirat atau masuknya orang surge telah ditentukan oleh Allah dan tidak dapat diubah oleh perbuatan baik atau buruknya manusia dalam kehidupan di muka bumi. Orang protestan menjadi gelisah dan tidak tinggal diam. Mereka mencari tahu tanda apa dia termasuk orang yang terpilih atau tidak terpilih untuk memperoleh keselamatan abadi atau masuk surga. Pada masa penganut protestan percayai bahwa kesuksesan dan kesejahteraan yang dihasilkan oleh pekerjaan adalah tanda dari terpilihnya mereka memperoleh keselamatan abadi. Dengan demikian pekerjaan di tempatkan sebagai suatu panggilan suci (Beruf atau calling). Akibatnya secara logis, menghasilkan motivasi untuk setia terhadap pekerjaan, berprestasi dalam pekerjaan, membatasi konsumsi, dan gaya hidup yang rasional dan sistematis. Pola motivasi dari etika protestan tersebut memiliki konsistensi logis dan saling mendukung secara motivasional dengan semangat kapitalisme modern yang sedang berkembang seperti akuntansi rasional, dan teknik rasional.


Demikian Pembahasan Tentang Produksi: Pengertian, Jenis, Tujuan, Faktor dan Pandangan dari Pendidikanmu

Semoga Bermanfaat Bagi Para Pembaca :)

Berita Artikel Lainnya: