Peninggalan Kerajaan Kediri

Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Kerajaan Kediri? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: peninggalan kerajaan kediri beserta gambarnya lengkap.

Peninggalan-Kerajaan-Kediri

Peninggalan Kerajaan Kediri

Kerajaan, yang terletak di Jawa Timur dan berasal dari 1045 M sampai 1222, juga dikenal sebagai Kerajaan Panjalu.

Pusat pemerintahannya pada waktu itu adalah di Daha, yang sekarang tidak jauh dari Kota Kediri.

Kebanyakan orang di Kerajaan Kediri adalah Hindu dan Budha.

Mata uang yang digunakan terdiri dari campuran tembaga dan perak.

Pendirian Kerajaan Kediri dimulai selama perang saudara antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala untuk memperebutkan kekuasaan pada 1045

Perang ini dilancarkan oleh Sri Samarawijaya, yang berasal dari Kerajaan Kediri dan Mapanji Garasa dari Kerajaan Jenggala.

Pertarungan pertama dimenangkan oleh Kerajaan Jenggala sampai Kerajaan itu berkuasa.

Seiring waktu, pertempuran dimenangkan oleh Kerajaan Panjalu.

Sehingga semua kekuasaan Raja Airlangga jatuh ke tangan Sri Samarawijaya.

Diperkirakan semua wilayah di Jawa Timur dikendalikan oleh Kerajaan Kediri.

Berdasarkan bukti yang ditemukan di antara mereka, ini adalah prasasti dan buku yang menjelaskan banyak tentang kehidupan kerajaan ini.

Buku sastra adalah buku karya Kakawin Bharatayuda oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh yang mengisahkan kemenangan Kerajaan Panjalu atas Kerajaan Jenggala.

Selain prasasti dan buku, ada banyak peninggalan dari kerajaan Kediri yang telah dilestarikan hingga hari ini.


1. Prasasti Kamulan

Prasasti-Kamulan

Prasasti ini ditemukan di Desa Kamulan, Kabupaten Treanggalek, Jawa Timur. Berisi fondasi Kabupaten Trenggalek pada hari Rabu, Kliwon, 31 Agustus 1194.

Diketahui bahwa prasasti ini dibuat pada 1194 M atau sekitar 1116 Saka tahun.


2. Prasasti Galunggung

Prasasti-Galunggung

Prasati dengan panjang 160 cm, lebar 80 cm dan tinggi 75 cm memiliki 20 baris aksara Jawa kuno.

Karena telah memudar, yang hanya dapat diidentifikasi dari prasasti ini, itu adalah 1123 Saka atau sekitar 1201 AD

Prasati ini dirancang dengan moto Rejotangan, Kabupaten Tulungagung.


3. Prasasti  jaring

Prasasti-Jaring

Prasasti itu, dibuat pada 19 November 1181 M, berisi isi pemberian keinginan rakyat Jaring, yang tidak diberikan kepada raja sebelumnya.


4. Prasasti panumbangan

Prasasti-Penumbangan

Prasasti Panumbangan adalah prasasti oleh Maharaja Bameswara. Berisi penunjukan desa Panumbang sebagai desa bebas pajak.

Prasasti ini dibuat pada 2 November 1120 Masehi


5. Prasasti Talan

Prasasti-Talan

Prasasti dari tahun 1136 M atau sekitar 1058 tahun Saka ditemukan di desa Gurit, Blitar, Jawa Timur. Berisi tentang Desa Talan, yang termasuk dalam Desa Bebas Pajak.


6. Prasasti Sirah Keting

Prasasti-Sirah-Keting

Prasasti ini berisi hadiah penghargaan berupa tanah dari Jayawarsa kepada masyarakat setempat karena diyakini mereka memiliki layanan.


7. Prasasti Tulungagung dan Kertosono

Prasasti-Tulungagung-dan-Kertosono

Prasasti Raja Kameshwara berisi informasi tentang masalah agama.


8. Prasasti Ngantang

Prasasti-Ngantang

Hampir seperti beberapa prasasti sebelumnya, prasasti ini diberikan kepada orang-orang Ngantang untuk melayani kerajaan Kediri. Harganya berupa tanah untuk orang-orang di sana.


9. Prasasti Padlegan

Prasasti-Padlegan

Prasasti ini dibuat pada 11 Januari 1117 AD atau 1038 Saka. Dibuat sebagai bentuk penyerahan diri dari Desa Padelegan ke kerajaan di bawah kepemimpinan Raja Kameswara.

Memiliki konsistensi ketebalan 18 cm, tinggi atas 81 cm, tinggi bawah 70 cm dan ujung runcing 145 cm.


10. Prasasti Ceker

Prasasti-Ceker

Prasasti itu berisi hadiah dari raja kepada orang-orang Desa Ceker untuk dilayani.


11. Candi Penataran

Candi-penataran

Candi Penataran dianggap sebagai candi terbesar di Jawa Timur dan terletak di lereng Gunung Kelud barat daya atau utara Kota Blitar di Jawa Timur.

Penelitian menunjukkan bahwa kerajaan ini dibangun sekitar abad ke-12 M hingga abad ke-14 M pada masa pemerintahan Raja Srengga sampai masa pemerintahan Raja Wikramawardhana.


12. Candi Tondowongso

Candi-Tondowongso

Pada 2007 sebuah candi ditemukan di Desa Gayam, Kec. Guram, Kediri, Jawa Timur dengan kondisi memprihatinkan.

Penelitian di sekitar candi menunjukkan bahwa candi ini dibuat pada abad ke-9 Masehi. Tepatnya saat pemerintah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.

Alih-alih digunakan sebagai pusat inovasi untuk kuil terbesar di Tondowongso, pemerintah belum memperhatikan kekhawatiran tentang kondisinya yang buruk.


13. Candi Gurah

Candi-Gurah

Candi berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 9 × 9 meter ini ditemukan pada tahun 1957 di Gurah, Kediri, Jawa Timur.

Hanya berjarak 2 km dari Kuil Tondowongso.


14. Candi Mirigambar

Candi-Mirigambar

Itu dibangun di Saka pada tahun 1214-1310 dan terletak di daerah Desa Mirigambar di Kec. Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur.

Ini memiliki struktur yang umumnya identik dengan candi lain seperti kerikil, dan batu bata merah digunakan untuk membangun candi ini.

Pada tahun 1965, Kuil Mirigambar pernah dilindungi oleh seorang pejabat desa ikonoklastik yang selamat sampai hari ini.


15. Kitab Baratayuda

Kitab-Baratayuda

Kitab ini ditulis pada era Jayabaya dan dimaksudkan untuk menggambarkan perang saudara antara Kerajaan Kediri (Panjalu) dan Kerajaan Jenggala.

Apa yang tertulis dalam buku Baratayudha diilustrasikan oleh perjuangan antara Korawa dan Pandawa, yang adalah putra Barata.


16. Kitab Smaradahana

Kitab-Smaraadahana

Kitab ini ditulis oleh MPU Darmaja di era Raja Kameswari dan disebut buku Smaradahana.

Berisi seseorang bernama Smara dan Rati yang dikutuk karena mengganggu dewa Syiwa yang dipenjara.

Kutukan itu dalam bentuk api yang membakarnya. Dan dihidupkan kembali oleh seorang suami dan seorang istri dan menjelma menjadi Raja Kameswara dan istrinya.


17. Kitab Lubadka

Kitab-Lubdaka

Berisi seorang pemburu bernama Lubadka yang dibebaskan dari neraka dan langsung pergi ke surga, meskipun ia telah membunuh banyak karena ia telah melakukan perbuatan baik kepada Dewa Siwa.

Buku Lubadka ditulis oleh Mpu Tanakung di era Raja Kameswara.


18.  Kitab Arjuna Wiwaha

Kitab-Arjuna-Wiwaha

Buku karya Kakimpoi bercerita tentang Arjuna yang dijatuhi hukuman penjara di Gunung Mahameru.

Diuji oleh para dewa dengan mengubah dua malaikat menjadi seorang wanita bernama Dewi Supraba dan Tilottama, tetapi Arjuna tidak tergoda sama sekali.

Dan itu diuji lagi untuk membunuh Niwatakawaca tidak berwujud raksasa yang mengganggu langit.

Dia setuju dan berlalu, lalu memberi Dewa Batara hadiah untuk menikahi tujuh malaikat dengan Arjuna.


19. KItab Ling Wai Taita

KItab-Ling-Wai-Taita

Bercerita tentang kehidupan kerajaan dan benteng Kediri.


20. Kitab Hariwangsa

Kitab-Hariwangsa

Bercerita tentang asal usul Krishna, sepupu Pandawa.

Dia menjadi penasihat Perang Pandawa dan mendorong Arjuna melawan Korawa untuk membunuh tuan dan kerabatnya.


21. Kitab Mahabharata

Kitab-Mahabharata

Buku ini menjadi buku paling populer yang dijadikan film.

Bercerita tentang 5 saudara kandung (Pandawa) dan 100 saudara kandung, 99 di antaranya adalah laki-laki dan 1 perempuan (Kurawa).

Perang ini, yang dikenal sebagai Perang Bharatayudha, dimenangkan oleh 5 Pandawa.


22. Candi Tuban

Kuil Tuban hanya berjarak 500 meter dari Kuil Mirigambar, tetapi kondisinya sangat buruk. Kuil ini hancur dan hanya pondasinya yang dilestarikan.

Candi ini tidak akan dibangun kembali karena sudah terkubur lagi dan tidak ada yang tahu keberadaannya lagi.


23. Kitab Kresnayana

Buku yang ditulis oleh MPU Triguna selama era Raja Jayaswara disebut buku Kresyana karena berisi proses pernikahan antara Dewi Rukmini dan Krishna.


24. Kitab Gatotkacasraya

Mpu Panuluh menulis buku ini untuk menceritakan tentang perjalanan Gatotkaca untuk menyatukan cinta Abimanyu (Arjuna) dengan Siti Sundhari.


25. Kitab Sumarasantaka

Diceritakan tentang seorang malaikat bernama Harini yang dihukum sebagai manusia karena melakukan sesuatu yang salah.

Dia harus menjadi manusia untuk sementara dan menunggu kutukan untuk pergi sendiri. Kutukan itu disebut kutukan Harini.

Buku ini dibuat oleh Mpu Monaguna.


Demikian Pembahasan Tentang 25 Peninggalan Kerajaan Kediri Beserta Gambarnya Lengkap dari Pendidikanmu
Semoga Bermanfaat Bagi Para Pembaca :)

Baca Artikel Lainnya: