Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Siklus Akuntansi? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: pengertian beserta 3 tahapannya.
Daftar Isi
Pengertian Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi merupakan suatu proses dalam menyusun sebuah laporan financial (keuangan) perusahaan yang dapat diterima dan dipertanggungjawabkan.
Pengertian siklus akuntansi ini sebetulnya masih umum. Bagi mengenal lebih lanjut tentang definisi siklus akuntansi, saya dan anda bisa menguraikannya menurut penyusunan katanya.
Akuntasi ialah sebuah pencatatan, pelaporan dan analisa data finansial di dalam sebuah perusahaan. Jadi saya dan anda bisa dengan gampang menarik benang merah tentang definisi dari siklus akuntansi itu.
Mengenai kenapa adanya peningkatan kata siklus ini karena alur kerja yang terbentuk merupakan suatu lingkaran (circle). Mulai dari terjadinya proses transaksi, pendaftaran transaksi di kitab jurnal, hingga penyusunan laporan keuangan.
Serta kegiatan tersebut berulang secara periodik. Di dalam periode tertentu, seringkali proses tersebut akan pulang ke awal. Kemudian alur perputaran itu disebut dengan siklus akuntansi.
Dan rutinitas yang mesti dilaksanakan oleh seorang akuntan merupakan mengerjakan pembukuan dengan berpedoman di siklus akuntasi.
Pengerjaan pendaftaran laporan finansial umumnya merupakan berpedoman pada siklus akuntansi itu. Berperan sangat urgen di dalam controlling neraca finansial sebuah perusahaan. Sehingga empunya perusahaan nantinya bisa menganalisa sehat atau tidaknya kondisi finansial suatu perusahaan.
Tahapan Siklus Akuntansi Beserta Contohnya
Tahapan-tahapan atau proses beserta misal di dalam siklus akuntansi merupakan sebagai inilah :
1. Identifikasi Transaksi
Langkah kesatu di dalam sebuah siklus akuntansi merupakan mengidentifikasi transaksi. Akuntan mesti bisa mengidentifikasi transaksi sehingga dapat dicatat dengan baik.
Tidak seluruh transaksi dapat dicatat, transaksi yang dapat dicatat yakni transaksi yang dominan pada evolusi posisi finansial suatu perusahaan dan dapat dinilai ke dalam unit moneter secara objektif.
Di samping itu, transaksi yang akan disalin mesti mempunyai bukti, bila tidak terdapat bukti jadi transaksi tidak dapat dicatat dan diadukan ke dalam sebuah laporan keuangan.
Bukti transaksi seringkali berupa kuitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan piutang dan lain-lain. Bukti tersebut pasti harus sah dan bisa diverifikasikan.
Dokumen transaksi atau bukti transaksi atau biasa disebutkan sebagai bukti akuntansi merupakan dokumen-dokumen dasar transaksi (baik yang diciptakan sendiri ataupun yang berasal dari pihak luar) yang dipergunakan sebagai sumber pendaftaran atau penyusunan sebuah laporan finansial oleh sebuah unit usaha.
Bentuk bukti transaksi keuangan pun dapat dipisahkan menjadi dua yaitu inilah ini :
- Bukti transaksi intern merupakan suatu bukti transaksi yang berasal dan dilaksakan di dalam lingkungan perusahaan tersebut sendiri. Misalnya merupakan bukti memorial antar bagian/divisi dalam sebuah perusahan tersebut.
- Bukti transaksi ekstern yakni suatu bukti transaksi yang bisa melibatkan pihak luar sebuah perusahaan. Misalnya merupakan kuitansi nota kontan, faktur nota kredit nota debet, cek, bilyet giro.
2. Analisis Transaksi
Setelah mengidentifikasi transaksi, akuntan mesti dapat menilai pengaruhnya terhadap posisi finansial tersebut.
Untuk lebih mudah, Anda dapat menggunakan persamaan matematis inilah ini :
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas.
Suatu sistem pencatatan merupakan double-entry system, yakni masing-masing transaksi yang disalin akan berefek pada sebuah posisi finansial didebit dan dikredit dalam jumlah yang paling sama. Sampai masing-masing transaksi tersebut memprovokasi sekurang-kurangnya dua tabungan pembukuan.
Contoh Analisis Transaksi ialah sebagai inilah :
- Diinvestasikan duit tunai Rp1.600.000,00 dan perangkat Rp500.000,00 dan perlengkapan Rp850.000,00
Analisa
Kas (Harta) meningkat Rp1.600.000,00
Perlengkapan (Harta) meningkat Rp500.000,00
Peralatan (Harta) meningkat Rp850.000,00
Modal meningkat Rp2.950.000,00
Penjelasan
- Kas, perlengkapan, peralatan, dan modal akan meningkat sebab adanya investasi sejumlah setiap nominal.
- Modal meningkat sejumlah Rp2.950.000,00 karena adanya investasi yang berupa Uang tunai (Rp1.600.000,00), Perlengkapan (Rp500.000,00) dan Peralatan (Rp850.000,00)
3. Pencatatan Transaksi Kedalam Jurnal
Setelah informasi transaksi dianalisis, selanjutnya disalin secara beruntut di kitab jurnal. Jurnal adalahsuatu daftar kronologis mengenai transaksi-transaksi yang bakal terjadi dalam sebuah periode akuntansi. Proses pendaftaran transaksi kedalam jurnal disebut pun penjurnalan (journalizing).
Ada ada dua macam jenis Jurnal merupakan sebagai inilah :
1. Jurnal Umum
Jurnal umum yang lebih diketahui dengan istilah jurnal saja. Biasanya pendaftaran suatu transaksi yang dimasukan kedalam satu tabungan yang didebit dan satu tabungan dikredit.
Contoh :
2. Jurnal Khusus
Jurnal khusus dilaksanakan untuk menambah efisiensi pendaftaran terhadap sebuah transaksi yang berulang. Misalnya saja laksana jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan sebagainya.
Contoh :
4. Posting Buku Besar
Langkah selanjutnya merupakan mem-posting transaksi yang telah disalin di dalam jurnal ke dalam kitab besar. Buku besar adalahsuatu kelompok rekening pembukuan yang setiap telah dipakai untuk menulis suatu informasi mengenai aktiva tertentu.
Pada hakekatnya, sebuah perusahaan memiliki susunan susunan rekening kitab besar yang disebut chart of accounts. Dari setiap rekening tersebut seringkali diberi nomor kode, sebab akan mempermudah dalam mengidentifikasi dan menciptakan cross-reference dengan pendaftaran transaksi di dalam jurnal tersebut.
Contoh Posting Buku Besar ialah sebagai inilah :
5. Penyusunan Neraca Saldo
Neraca sisa adalah suatu susunan saldo rekening kitab besar pada periode tertentu saja. Cara merangkai neraca saldo merupakan sangat mudah, Anda melulu harus mengalihkan saldo yang terdapat di kitab besar ke dalam neraca sisa untuk dibulatkan menjadi satu.
Saldo di neraca sisa harus sama jumlahnya.Bila jumlah sisa debit tidak sama dengan jumlah yang terdapat di dalam kredit jadi dapat dikatakan bahwa neraca sisa tidak sebanding atau tidak sama, dan masih terdapat kesalahan. Bila demikian, maka seorang akuntan mesti mencari kekeliruan yang terjadi sebelum laporan disusun.
Contoh nya ialah sebagai inilah :
6. Penyusunan Jurnal Penyesuaian
Bila pada akhir periode akuntansi tersebut, ada transaksi yang belum dicatat, atau terdapat satupun transaksi yang salah, atau butuh disesuaikan maka dari itu disalin dalam jurnal penyesuaian nya.
Penyesuaian digarap secara periodik, seringkali waktu laporan bakal disusun. Pencatatan penyesuaian sama dengan pendaftaran transaksi pada umumnya. Transaksi penyesuaian disalin dalam jurnal penyesuaian dan selanjutnya dibukukan ke dalam kitab besarnya.
Kemudian tersebut saldo yang terdapat di kitab besar siap disajikan ke dalam laporan finansial tersebut. Dengan demikian, hasil akhir proses akuntansi merupakan suatu laporan finansial yang dibentuk secara akrual basis.
Contoh dari penyusunan jurnal penyesuaian yaitu inilah ini :
7. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Pada langkah ini, Anda mesti merangkai neraca sisa kedua dengan teknik memindahkan sisa yang sudah disesuaikan di dalam kitab besar ke dalam neraca sisa yang baru.
Saldo pada akun-akun kitab besar itu dikelompokan ke dalam kumpulan aktiva atau pasiva. Saldo salah satu kelompok aktiva dan pasiva pada neraca sisa tersebut pun harus seimbang. Tetapi, ingat bahwa sisa yang sebanding belum tentu pun benar tetapi sisa yang benar tentu akan seimbang.
Contoh nya ialah sebagai inilah :
8. Penyusunan Laporan Keuangan
Dari informasi di neraca sisa setelah penyesuaian, etape selanjutnya yakni merangkai suatu laporan keuangan.
Laporan finansial tersebut yang dibentuk sebagai inilah :
- Laporan laba rugi dipakai untuk menguraikan kinerja sebuah perusahaan.
- Laporan evolusi modal dipakai untuk mengecek perubahan pada modal yang sudah terjadi.
- Neraca pun dapat dipakai memperhitungkan likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.
- Laporan arus kas juga dipakai untuk menyerahkan suatu informasi yang relevan tentang kas terbit dan kas masuk pada periode berjalan.
9. Penyusunan Jurnal Penutup
Setelah menciptakan suatu laporan keuangan, seorang akuntan mesti dapat menciptakan jurnal penutup. Jurnal penutup hanya dapat dibuat pada akhir periode akuntansi saja.
Rekening yang diblokir yaitu tabungan nominal atau tabungan laba-rugi nya saja. Caranya merupakan dengan menciptakan nihil tabungan yang bersangkutan. Suatu tabungan nominal mesti dapat ditutup sebab tabungan tersebut dipakai untuk mengukur pekerjaan atau aliran pada sumber yang sudah terjadi pada periode berjalan.
Di akhir periode akuntansi, suatu tabungan nominal sudah berlalu menjalankan kegunaannya sehingga mesti bisa ditutup. Kemudian, di periode selanjutnya dapat digunakan kembali guna mengukur pekerjaan yang baru dan mulai terjadi.
Berikut ialah contoh dari penyusunan jurnal penutup :
10. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan (Opsional)
Pada tahapan yang ini, seorang akuntan mesti merangkai neraca sisa setelah penutupan. Neraca sisa ini ialah susunan saldo sebuah rekening kitab besar sesudah dibuatnya jurnal penutup. Oleh sebab tersebut neraca sisa ini hanya dapat memuat saldo tabungan permanen nya saja.
Tujuan penciptaan neraca sisa setelah penutupan merupakan untuk mendapatkan kepercayaan bahwa sisa yang sebanding sudah benar dan akurat. Sehingga penyusunan neraca sisa tersebut tidak hanya mempunyai sifat opsional saja.
11. Penyusunan Jurnal Pembalik (Opsional)
Tujuan jurnal pembalik merupakan menyederhanakan prosedur pendaftaran transaksi tertentu yang terjadi secara repetitif di periode berikutnya. Sebab tujuannya melulu untuk menyederhanakan oelh karena tersebut tahap terakhir ini juga mempunyai sifat opsional.
Jurnal pembalik seringkali dapat diciptakan di mula periode berikutnya. Caranya ialah dengan menciptakan jurnal pembalik nya dari jurnal penyesuaian yang sudah dibuat. Dengan demikian membalikan akun yang telah diciptakan pada jurnal penyesuaian dari yang tadinya debit menjadi kredit dan dari yang tadinya kredit menjadi debit.
Ini ialah contoh dari penyusunan jurnal pembalik :
Dengan penerapan siklus atau proses akuntansi ini yang benar, maka pekerjaan usaha yang bakal dapat dilaksanakan dengan efektif.
Di samping itujuga pemungutan keputusan dapat dilaksanakan dengan lebih tepat dan cepat sebab menurut dari sebuah informasi finansial yang riil sampai-sampai pengembangan usaha lebih cepat guna dikerjakan.
Baca Artikel Lainnya: