Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Kerajaan Samudra Pasai? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: peninggalan kerajaan samudra pasai beserta gambarnya.
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai
Sebagai kerajaan Islam pertama di kepulauan ini, kerajaan ini sangat dihormati oleh para penentang dan teman-temannya.
Hotel ini terletak di wilayah pantai utara Pulau Sumatra, tepatnya di Kabupaten Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darussalam.
Dan itu dibangun pada 1267 M di bawah kepemimpinan Marah Silu, yang berjudul Sultan Malik As-Saleh.
Samudra Pasai mencapai puncaknya pada 1383-1405 M, berhasil di bawah Kesultanan Sultan Zain AL-Abidin Malik Az-Zahir.
Sayangnya, kerajaan ini harus runtuh pada 1521 setelah serangan oleh Portugis.
Kerajaan Samudra Pasai memiliki berbagai jenis peninggalan yang masih bisa kita lihat di Lhokseumawe dan Aceh Utara.
Namun, tidak semua peninggalan kerajaan Samudra Pasai dapat ditemukan.
Peninggalan kerajaan yang masih bisa kita lihat termasuk Nissan, makam, manuskrip dan berbagai peninggalan lainnya.
Untuk lebih lengkap, kami merujuk pada 10 peninggalan Kerajaan Samudra Pasai bersama dengan penjelasannya di bawah ini.
1. Nisan Sunan Malik As-Salih
Dua makam dari Sunan Malik As-Salih memiliki bentuk persegi panjang datar, dengan bagian atas terdiri dari dua mahkota.
Di bagian depan dan belakang masing-masing batu nisan ada tiga panel yang terbuat dari papan tipis dan kaligrafi Arab berukir. Di ujung batu nisan ada bingkai oval di mana huruf-huruf kaligrafi Arab telah terukir.
Asmanidar (2016: 410) berarti yang berikut dari seluruh ukiran kaligrafi di batu nisan:
“Makam ini adalah milik almarhum, yang dihormati, dimaafkan dan mengabdi, memberi nasihat, terkenal, cucu, rajin beribadah, memiliki sang penakluk, bernama Sultan Malik As-Salih. Kematian, bulan Ramadhan tahun 696 Hijriah atau 1297 M “
Ada puisi Arab di sebelah makamnya, yang berarti:
Sesungguhnya, dunia ini hanya sementara, tidak ada yang abadi. Sungguh, dunia ini seperti sarang (rumah) yang disulam serangga kecil, laba-laba. Cukup dengan duniamu yang sibuk. Hidup (usia) hanyalah sebagian kecil dari waktu siapa pun yang akan kembali padanya.
2. Nisan Sultanah Nahrasiyah
Makam Sultanah ada di Meunasah Kuta Krueng.
Di kuburannya ada pohon keluarga para pemimpin Samudra Pasai.
Dikenal sebagai makam paling indah di Asia Tenggara karena makam Sultanah Nahrasiyah memiliki nisan yang tinggi dan terhubung dengan nisan.
Semua bagian makamnya terbuat dari marmer putih, yang diimpor langsung dari Gujarat.
Makamnya juga dihiasi dengan Sure Yasin, yang ditulis dengan indah di batu nisannya.
Ada juga ayat-ayat feses, kutipan dari Al Imran ayat 18-19, Albaqarah yang diukir indah berdasarkan kaligrafi.
Ada juga tulisan-tulisan Arab yang Dahlia (2004) yakini dalam Asmanidar 2016: 411:
“Makam ini bersinar dan ratu suci Fadil harus diampuni. ALMARHUMAH NAHRASIYAH, yang diberi gelar, berasal dari KHADIYU, putra HAIDAR bin SAID, putra SULTAN ZAINAL ABIDIN, putra SULTAN AHMAD bin MALIK AS – SALIH, wafat pada hari Senin tanggal 17 Zulhijjah 832 Hijriah atau 1428 Masehi
3. Makam Teungku Peuet Ploh Peue
Kompleks pemakaman berisi 44 sarjana dari Kerajaan Samudra Pasai yang meninggal sebagai akibat dari kematian dan melarang pernikahan putri biologis raja dengan raja.
Kompleks pemakaman ini terletak di desa Beuringen di kecamatan Samudera.
Ada juga ayat-ayat ukiran dari Surah Al-Imran 18 di batu nisannya.
4. Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah
Makam itu, yang merupakan peninggalan dinasti Abbasiyah, berada di desa Kuta Krueng.
Dia adalah cicit dari seorang khalifah, khalifah Al-Muntasir. Teungku Sidi Abdullah menjabat sebagai Menteri Keuangan di Kerajaan Samudra Pasai.
Batu nisan di makamnya terbuat dari marmer, yang dihiasi dengan ukiran kaligrafi.
5. Makam Ratu Al-Aqla (Nur Illah)
Dia adalah putri Muhammad Malikul Dhahir. Makam di desa Meunje Tujoh Keca Matangkuli memiliki kaligrafi Arab dan kawi yang terukir di batu nisannya.
6. Makam Sultan Muhammad Malik Al-Zahir
Dia adalah putra pemimpin Kerajaan Samudra Pasai pada 1287-1326 M, Malik Al-Saleh.
Makamnya tepat di sebelah makam almarhum ayahnya Malik Al-Saleh.
7. Naskah surat dari Sultan Zainal Abidin
Sebelum wafatnya Sultan Zainal Abidin, ia telah menulis sebuah naskah yang ditujukan kepada wakil raja Portugis yang tinggal di India, yaitu Kapten Moran pada tahun 1518 M atau 923 M
Surat yang ditulisnya berisi informasi tentang keadaan kerajaan Samudra Pasai pada saat itu, yaitu pada abad ke-16.
Surat ini juga menggambarkan bagaimana Kerajaan Samudra Pasai memerintah setelah Portugis menang melawan Malaka pada 1511.
Kalimat ini ditulis dalam bahasa Arab.
Surat ini juga berisi nama-nama kerajaan yang terkait erat dengan Kerajaan Samudra Pasai.
Karenanya ejaan berbagai kerajaan bisa dilihat. Seperti negara bagian Mulaqat (Malaka) dan negara bagian Fariyaman (Pariyaman).
8. Cap Pemerintah Samudra Pasai
Diyakini bahwa cap ini milik Sultan kedua Kerajaan Samudera Pasai, yaitu Sultan Muhammad Malikul Zahir. Dugaan itu dibuat oleh para peneliti dalam sejarah Kerajaan Islam.
Segel ini ditemukan di Kuta Krueng, Samudra, Aceh Utara.
Ditemukan patah pada pegangan perangko dan dari ukuran yang sangat kecil yang hanya 2 cm dan lebar hanya 1 cm dan memiliki dasar seperti tanduk binatang.
Banyak yang memperkirakan bahwa cap ini digunakan hingga pemimpin terakhir Kerajaan Samudra Pasai, yaitu Sultan Zainal Abidin.
9. Dirham pemerintah Samudra Pasai
Koin ini dengan diameter 10 mm dan berat 0,6 gram terbuat dari emas murni 70% dengan 18 karat tanpa campuran kertas.
Berbeda dengan zaman Kerajaan Samudera Pasai yang terbuat dari emas murni. Dirham sekarang lebih sering ditemukan dengan kertas.
Ada dua jenis dirham, yaitu dirham dan setengah dirham. Ada satu sisi Dirham Muhammad Malik Al-Zahir dan sisi lain Al-Sultan Al-Adil.
Dirham digunakan pada waktu itu sebagai mata uang khusus untuk transaksi perdagangan tanah
Teknik mencetak untuk membuat dirham sudah menyebar ke Sumatra untuk mencapai semenanjung, sementara Aceh berhasil mengambil kendali Kerajaan Samudera Pasai.
10. Chakra Donya
Chakra Donya memiliki bentuk bel, yang disebut bel suci.
Chakra dunia adalah lonceng dalam bentuk mahkota besi, mirip dengan setupa. Diproduksi pada 1409 M oleh Cina.
Dengan ketinggian 125 cm dan lebar 75 cm, bel chakra dunia ini begitu besar.
Dunia Chakra memiliki dua arti. Cakra pertama berarti matahari atau cakrawala, poros kereta atau simbol Wisnu. Dan dunia kedua memiliki arti dunia.
Di bagian luar dunia, lonceng chakra adalah dekorasi dan tanda dengan pola Arab dan Cina. Aksara Arabnya tidak lagi dapat dibaca karena telah memudar.
Sementara aksara China berbunyi: “Nyanyikan Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo”, yang berarti “Sultan Sing Fa, yang dalam 12 bulan tahun ke-5”.
Lonceng ini adalah hadiah dari pemerintah Tiongkok kepada para pemimpin Kerajaan Samudera Pasai. Dan dipidindahkan ke Aceh ketika Portugis ditaklukkan oleh Sultan Ali Shah Mughayat.
Namun pada dasarnya, Chakra Donya adalah lonceng yang berasal dari luar Indonesia.
Baca Artikel Lainnya:
- Kerajaan Aceh
- Peninggalan Kerajaan Kutai
- Peninggalan Kerajaan Kediri
- 7 Macam Organisasi Bentukan Jepang di Indonesia
- 4 Jenis Jaringan Pada Hewan Lengkap
- 5 Macam Perjanjian Perundingan Indonesia dan Belanda