Materi Peristiwa Rengasdengklok

Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Rengasdengklok? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: kronologi, waktu, perbedaan.

Peristiwa-Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa yang paling kental di sela-sela proklamasi Republik Indonesia, Rengasdengklok tidak jarang kali jadi bahan percakapan terutama menjelang HUT Kemerdekaan Indonesia. Rengasdengklok sebenarnya ialah nama suatu kota kecil di Jawa Barat. Rengasdengklok menjadi menarik sebab menjadi unsur dari sejarah Proklamasi Indonesia. Di kota berikut kedua pemimpin Bangsa Indonesia ditempatkan setelah melalui peristiwa “penculikan” oleh semua pemuda di Jakarta.

Peristiwa itulah yang umum dikenal dengan nama Peristiwa Rengasdengklok, yang terjadi sehari sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada peluang ini, kami akan mengisahkan kembali seputar peristiwa Rengasdengklok. Uraiannya kami untuk menjadi dua bagian, yakni latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok dan kronologis jalannya peristiwa itu, selamat membaca.


Kronologis Peristiwa Rengasdengklok

Pada dinihari selama pukul 03.00 tersebut terjadilah sepeti yang mereka rencanakan. Peristiwa ini lantas terkenal sebagai Peristiwa Rengasdengklok. Segera kumpulan yang diberi tugas menyelamatkan Soekarno mengemban tugasnya. Singgih meminta Bung Karno ikut kumpulan Pemuda malam tersebut juga. Bung Karno tidak menampik keingingan semua pemuda dan minta supaya Fatmawati, Guntur (waktu tersebut berusia selama delapan bulan) serta Moh. Hatta ikut serta. Menjelang subuh (sekitar 04.00) tanggal 16 Agustus 1945 mereka segera mengarah ke Rengasdengklok. Perjalanan ke Rengasdengklok dengan pengawalan tentara Peta dilaksanakan sesudah santap sahur, karena waktu tersebut memang bulan Puasa.

Para pemuda memilih Rengasdengklok sebagai tempat membawa Soekarno dan Moh. Hatta dengan pertimbangan bahwa wilayah itu relatif aman. Hal tersebut karena terdapat Daidan Peta di Rengasdengklok yang hubungannya paling baik dengan Daidan Jakarta.

Para pemuda menyadari Soekarno dan Moh. Hatta ialah tokoh urgen sehingga keselamatannya mesti dijaga. Jarak Rengasdengklok, selama 15 km dari Kedunggede, Kerawang. Sesampainya di Rengasdengklok, Sukarno dan Rombongan ditempatkan di lokasi tinggal seorang keturunan Tionghoa Djiaw Kie Siong. Beliau ialah seorang petani kecil keturunan Tionghoa yang merelakan rumahnya ditempati oleh semua tokoh pergerakan tersebut. Rumah Djiaw Kie Siong bertempat di RT 001/09 Nomor 41 Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Para pemuda bercita-cita tanggal 16 Agustus 1945 tersebut Bung Karno dan Bung Hatta mau menyatakan Proklamasi Kemerdekaan. Ternyata Sukarno tetap pada pendiriannya. Soekarno tidak mengisi ultimatum semua pemuda yang mengharapkan proklamasi kebebasan tanggal 16 Agustus. Namun, semua pemuda inipun tidak memaksakan kehendak. Mereka menyelamatkan kedua figur itu supaya bisa bertukar pikiran secara lebih bebas, dan sedikit menyerahkan tekanan tanpa bermaksud menyakiti kedua tokoh.

Pada 16 Agustus 1945 semestinya diselenggarakan pertemuan PPKI di Jakarta, namun Soekarno dan Moh. Hatta tidak terdapat di tempat. Ahmad Subarjo segera menggali kedua figur tersebut. Setelah bertemu Yusuf Kunto dan lantas Wekana terjadilah kesepakatan, Ahmad Subarjo diantara ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto. Mereka mendarat di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB. Kemudian Ahmad Subarjo berkata kepada semua pemuda dan menyerahkan jaminan, bahwa proklamasi akan dilakukan tanggal 17 Agustus sebelum pukul 12.00. Akhirnya Shodanco Subeno mewakili semua pemuda melepas Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan regu kembali ke Jakarta, maka berakhirlah Peristiwa Rengasdengklok.


Penyebab Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok

Perbedaan pendapat antara kelompok tua dengan kelompok muda tentang waktu proklamasi adalahpenyebab terjadinya”Peristwa Rengasdengklok”. Peristiwa ini terjadi tanggal 16 Agustus 1945, semua pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs.Moh Hatta ke Rengasdengklok. Tujuannya untuk menyelamatkan Soekarno dan Hatta supaya tidak terpengaruholeh Jepang. Golongan muda menghendaki supaya proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melewati PPKI ( Dokuritsu Cosakai Inkai ).

Alasan pemilihan lokasi ke Rengasdengklok, kota disebelah unsur utara Karawang Jawa Barat :

  • Letaknya telah jauh dari Jakarta sampai-sampai tidak diganggu oleh pihak Jepang
  • Merupakan kota yang kesatu kali bebas dari kekuasan Jepang, yang sudah diduduki semua anggota PETA yang dipimpin oleh Syodanco Subeno.

Tokoh-tokoh urgen dalam peristiwa Rengasdengklok, diantaranya :

  1. Golongan muda : Yusuf Kunto, Wikana, Sukarni, Iwa Kusuma, Syodanco Singgih, dan Subeno.
  2. Golongan Tua : Ir. Soekarno, Drs.Moh Hatta, Mr.Ahmad Subardjo.

Waktu Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok ialah peristiwa dibuka dari “penculikan” yang dilaksanakan oleh sebanyak pemuda (a.l.) Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh dari perkumpulan “Menteng 31” terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB, Soekarno dan Hatta diangkut ke Rengasdengklok, Karawang, untuk lantas didesak supaya mempercepat proklamasi kebebasan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara kelompok tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan kelompok muda mengenai kapan proklamasi bakal dilaksanakan.

Pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa kriteria untuk Sekutu. Berita itu dirahasiakan oleh tentara Jepang yang terdapat di Indonesia, tetapi semua pemuda Indonesia lantas mengetahuinya melewati siaran radio BBC di Bandung pada 15 Agustus 1945. Pada saat tersebut pula Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta pulang ke tanah air dari Saigon, Vietnam untuk mengisi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara, Marsekal Terauchi.

Pada 15 Agustus pukul 8 malam, semua pemuda di bawah pimpinan Chairul Saleh berkumpul di ruang belakang Laboratorium Bakteriologi yang sedang di Jalan Pegangsaan Timur No. 13 Jakarta. Para pemuda bersepakat bahwa kebebasan Indonesia ialah hak dan masalah rakyat Indonesia yang tidak bergantung untuk negara lain. Sedangkan kelompok tua berasumsi bahwa kebebasan Indonesia mesti dilakukan melalui revolusi secara terorganisir sebab mereka menginginkan merundingkan proklamasi kebebasan Indonesia pada rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

Lain halnya dengan pendapat dari Drs. Moh Hatta dan Mr Ahmad Subardjo. Mereka berpedapat bahwa masalah kebebasan Indonesia, baik datangnya dari pemerintah Jepang atau hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri tidak butuh dipersoalkan, malah Sekutulah yang menjadi persoalan sebab mengalahan Jepang dalam Perang Pasifik dan inginkan merebut kembali dominasi wilayah Indonesia.

Pada kesudahannya ada perbedaan antara kelompok tua dan kelompok muda. Perbedaan pendapat itu mendorong kelompok muda untuk membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta ke Rengasdengklok pada pagi-pagi sekali 16 Agustus 1945. Tujuan dilakukannya pembuangan tersebut ialah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Dipilihnya Rengasdengklok sebab berada jauh dari jalan raya utama Jakarta-Cirebon dan di sana bisa dengan mudah memantau tentara Jepang yang berkeinginan datang ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Di Rengasdengklok Soekarno dan Hatta menduduki rumah milik penduduk masyarakat yang mempunyai nama Jo Ki Song keturunan Tionghoa. Golongan muda berjuang untuk mengurangi kedua pemimpin bangsa tersebut. Tetapi sebab kedua pemimpin itu berwibawa yang tinggi, semua pemuda merasa segan guna mendekatinya lagipula untuk menekannya.

Ir. Soekarno menyatakan mau untuk memproklamasikan kebebasan Indonesia sesudah kembali ke Jakarta melewati pembicaraan dengan Sudancho Singgih. Maka Sudancho Singgih lantas kembali ke Jakarta guna memberi tahu pengakuan Soekarno tersebut untuk kawan-kawannya dan pemimpin pemuda. Pada saat tersebut juga di Jakarta kelompok muda (Wikana) dan kelompok tua (Ahmad Soebardjo) mengerjakan perundingan. Hasil perundingannya ialah bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia mesti dilakukan di Jakarta. Di samping itu, Laksamana Tadashi Maeda memperbolehkan rumahnya untuk lokasi perundingan dan ia mau untuk memastikan keselamatan semua pemimpin bangsa. Akhirnya Soekarno dan Hatta dijemput dari Rengasdengklok.

Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dirumuskan oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo di lokasi tinggal Laksamana Tadashi Maeda pagi-pagi sekali tanggal 17 Agustus 1945. Pada ketika perumusannya, Soekarno menciptakan konsep dan lantas disempurnakan oleh Hatta dan Ahmad Soebardjo. Setelah konsep berlalu dan disepakati, Sayuti Melik lantas menyalin dan mengetik naskah tersebut memakai mesin ketik yang dipungut dari kantor perwakilan AL Jerman kepunyaan Mayor Dr. Hermann Kandeler.

Pada tadinya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan diucapkan di Lapangan Ikada. Tetapi menyaksikan jalan mengarah ke ke Lapangan Ikada dipertahankan ketat oleh pasukan Jepang bersenjata lengkap, kesudahannya pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan di lokasi tinggal Ir. Soekarno yakni di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

Pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 (pertengahan bulan Ramadhan) pukul 10.00 dibacakanlah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan lantas disambung dengan pidato singkat tanpa teks. Bendera Merah Putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati dikibarkan olah seorang prajurit PETA, Latief Hendraningrat yang ditolong oleh Soehoed. Setelah bendera berkibar, hadirin mendendangkan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama.


Makna Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok adalah salah satu kejadian yang melatarbelakangi dilakukannya proklamasi kebebasan bangsa Indonesia. Banyak sekali figur yang berperan dalam peristiwa tersebut, dan ketika ini mereka diingat sebagai pakhlawan nasional yang namnay tidak jarang kali tercatat dalam kitab sejarah bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi penerusnya pasti saja mesti tidak jarang kali berterima kasih untuk mereka sebab tanpa usaha dan keberanian seluruh tokoh yang tercebur pada kejadian tersebut barangkali saat ini anda tidak dapat hidup dengan damai laksana ini. Golongan muda disaat tersebut mendesak pra figur Indonesia agar segera memplokamirkan kermerdekaan Indonesia sebab telah memahami kekalahan Jepang oleh sekutu. Dari kejadian itu ada arti yang sangat urgen dan berpengaruh untuk kemerdekaan Indonesia.

Tujuan atau arti utama dari peristiwa rengasdengklok ialah para kelompok muda hendak mempercepat proses proklamasi tanpa mesti menantikan atau terpengaruh oleh bangsa Jepang. Itulah kenapa Ir. Soekarno dikala tersebut dibawa ke Rengasdengklok untuk diselamatkan sekaligus agar tidak terpengaruh oleh Jepang. Dengan demikian Bangsa Indonesia bisa segera memplokamirkan prokalmai tanpa intervensi ataupun gangguan dari pihak Jepang sampai-sampai Indonesia dapat merdeka seutuhnya. Bagi lebih lengkapnya silahkan membaca tulisan Peristiwa Rengasdengklok yang telah kami publikasikan sebelumnya.

Semoga dengan membaca tulisan ini kalian seluruh jadi lebih faham mengenai makna peristiwa Rengasdengklok yakni untuk menangkal para pemimpin Indonesia dari pihak Jepang. Selain tersebut juga guna segera memproklamasikan kebebasan Bangsa Indonesia yang sudah menantikan selama bertahun-tahun lamanya. Sebagai generasi penerus bangsa, marilah saya dan anda selalu mendoakan oara pakhlawan yang sudah gugur supaya tenang di sisi-NYA. Dan kita pun wajib mengawal kermerdekaan Indonesia seutuhnya jiwa dan raga dengan teknik menjadi seseorang yang berguna untuk nusa dan bangsa. Kemudian makna penting peristiwa Rengasdengklok ialah agar perumusan proklamasi Indonesia dapat dilaksanakan secepat mungkin.


Perbedaan Pendapat Antara Golongan Tua Dan Golongan Muda

Berita mengenai kekalahan Jepang, urusan ini diketahui oleh beberapa dari kelompok muda yang melewati informasi radio siaran luar negeri. Pada menjelang justeru harinya Sutan syahrir mengucapkan berita tersebut untuk Moh. Hatta. Syahrir pun menanyakan tentang kebebasan Indonesia berkaitan dengan peristiwa tersebut. Moh. Hatta sudah berjanji bakal menanyakan urusan tersebut kepada Gunseikanbu. Setelah yakin bahwa Jepang sudah menyerah untuk sekutu, Moh. Hatta memungut keputusan guna segera mengundang anggota PPKI.

Selanjutnya kelompok muda tersebut menyelenggarakan rapat disalah satu ruangan Lembaga Bakteriologi yang berlokasi di Jalan Pegangsan Timur, Jakarat. Rapat tersebut dilakukan pada tanggal 15 Agustus 1945, pada pukul 20.30 masa-masa Jawa. Rapat ini dipimpin oleh Chairul Saleh yang menghasilkan keputusan “ kebebasan Indonesia merupakan hak dan soal rakyat Indonesia sendiri, mustahil digantungkan pada orang dan negara lain. Segala ikatan dan hubungan dengan janji kebebasan dari Jepang mesti ditetapkan dan kebalikannya diharapkan diselenggarakan perudingan dengan kelompok muda supaya mereka diboncengkan dalam pengakuan proklamasi. ”

Hasil dari keputusan tersebut dikatakan oleh Wikana dan Darwis pada pukul 22.30 masa-masa Jawa untuk Ir. Soekarno di rumahnya, Jl. Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Kedua utusan itu segera mengucapkan hasil keputusan kelompok muda supaya Ir. Soekarno segera memproklamasikan kebebasan Indonesia tanpa menantikan hadiah dari Jepang. Tuntutan Wikana yang diseratai ancaman bahwa bakal terjadi pertumpahan darah andai Ir. Soekarno tidak mengaku proklamasi keesokan harinya telah memunculkan ketegangan.

Ir. Soekarno lantas marah dan berbicara “ ini leher saya, seretlah saya ke pojok tersebut dan sudahilah nyawa saya malam ini juga, tidak boleh menunggu hingga besok. Saya tidak dapat melepaskan tanggungjawab saya sebagai ketua PPKI, karena tersebut saya tanyakan untuk wakil-wakil PPKI kelak ”. Ketegangan itu juga ditonton oleh kelompok tua yang diantaranya laksana : Drs. Moh. Hatta, dr, Buntaran, dr. Samsi, Mr. Ahmad Subardjo dan Iwa Kusumasumantri.

Dalam diskusi antara Darwis dan Wikana, Moh. Hatta berkata, “ Dan kami pun mustahil ditarik-tarik atau didesak agar mesti pun mengumumkan proklamasi itu, kecuali andai saudara-saudara memang telah siap dan mampu memproklamasikan. Cobalah ! saya pun hendak melihat kesanggupan saudara-saudara ! ” utusan tersebut pun membalas “ bila begitu pendirian saudara-saudara berdua, baiklah ! dan kami pemuda-pemuda tidak bisa menanggung sesuatu, bila kelak siang proklamasi belum pun diumumkan. Kami pemuda-pemuda akan beraksi dan mengindikasikan kesanggupan yang saudara kehendaki tersebut ! ”.


Demikian Pembahasan Tentang Makna Peristiwa Rengasdengklok: Kronologi, Penyebab, Waktu, Perbedaaan dari Pendidikanmu

Semoga Bermanfaat Bagi Para Pembaca :)

Berita Artikel Lainnya: