Materi Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Kerajaan Tarumanegara? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: sejarah, silsilah, raja.

Kerajaan-Tarumanegara

Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara adalah salah satu kerajaan yang sangat tertua di nusantara yang menguasai distrik bagian barat pulau Jawa selama tahun 400 M sampai 700 M.

Nama Tarumanegara ini berasal dari dua kata yakni Tarum dan Negara. Tarum ialah sebuah nama sungai yang pada masa kini ini dikenal pun dengan nama sungai Citarum, sementara Negara ialah sebuah kerajaan atau negara.

Kerajaan Tarumanegara ini adalah sebuah kerajaan yang didirikan oleh seorang raja yang mempunyai nama Raja dirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M.

Raja dirajaguru Jayasingawarman ialah seorang penjelajah yang berasal dari dinasti Salankayana di India yang sudah runtuh dampak invasi Samudra Gupta dari kerajaan Gupta.

Kerajaan Tarumanegara ini mengawali suatu pekerjaan perekonomian dari peternakan dan pertanian, pekerjaan ekonomi ini bisa diketahui dari adanya Prasasti Tugu yang di dalamnya berisi mengenai pembangunan drainase Gomati dengan panjang 12 km atau 6112 tombak, pembangunan ini juga digarap selama 21 hari.

Di samping dari urusan itu, tidak sedikit dari masyarakat Kerajaan Tarumanagara yang bekerja sebagai pedagang, urusan ini dapat disaksikan dari tempatnya yang dekat dengan selat Sunda.

Kerajaan Tarumanegara ini terletak di wilayah Salakanegara. Lebih detailnya berada di wilayah Banten dan pun Bogor. Ibukotanya merupakan Sundapura. Berdasarkan keterangan dari prasasti Tugu pada tahun 417 M wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara mencakup yaitu Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon

Satu-satunya sumber sejarah yang secara menyeluruh membahas tentang Kerajaan Tarumanagara ialah suatu Naskah Wangsakerta. Naskah Wangsakerta itu masih menjadi suatu polemik diantara semua sejarawan tentang kemurnian isinya.

Berdasarkan keterangan dari suatu Naskah Wangsakerta, pada abad yang ke-4 Masehi, pulau dan sejumlah wilayah Nusantara lainnya ditemui oleh sebanyak pengungsi dari India yang menggali perlindungan dampak terjadinya suatu pertempuran besar di sana.

Para pengungsi tersebut yang umumnya pun berasal dari wilayah Kerajaan Palawa dan Calankayana di India, pihak yang kalah dalam pertempuran melawan Kerajaan Samudragupta (India).

Salah satu dari regu pengungsi Calankayana ini dipimpin oleh seorang Maharesi yang mempunyai nama Jayasingawarman. Setelah mendapatkan suatu persetujuan dari raja yang berkuasa di distrik barat Jawa (Dewawarman VIII, raja Salakanagara), maka Jayasingawarman juga membuka lokasi pemukiman baru di sekitar sungai Citarum. Pemukimannya oleh Jayasingawarman yang diberi nama yakni Tarumadesya (desa Taruma).

Sepuluh tahun lantas desa ini tidak sedikit didatangi oleh semua penduduk dari desa lain, sampai-sampai Tarumadesya menjadi besar. Akhirnya dari distrik setingkat desa berkembang menjadi distrik setingkat kota (Negara).

Semakin hari, kota ini pun semakin menunjukan pertumbuhan yang pesat, sebab itulah Jayasingawarman lantas membentuk suatu Kerajaan yang mempunyai nama Tarumanagara.


Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara


1. Sumber Luar Negeri

Sumber dari luar negeri ini yang berasal dari berita Cina. Berita tersebut ialah berupa sebuah daftar perjalanan Fa-Hien (penjelajah dari Cina) pada mula abad ke-5 M. Dalam kitab yang ditulisnya berjudul Fa-Kuo-Chi yang terdapat daftar bahwa di Ye-Po-Ti tidak sedikit dijumpai orang-orang Brahmana. Berdasarkan keterangan dari para berpengalaman yang dimaksud dengan Ye-Po-Ti ini ialah Jawadwipa atau Pulau Jawa atau Tarumanegara.

Berita asing lainnya pun berasal dari Cina berupa sebuah daftar Dinasti Sui, dalam daftar itu menjelaskan bahwa sudah datang duta dari To-mo-lo yang menghadap kaisar Cina pada tahun 528, 535, 630, dan 669.

Sesudah tahun itu, nama To-mo-lo tidak pernah tersiar lagi. To-mo-lo ini diidentifikasikan sebagai Kerajaan Taruma (Tarumanegara).


2. Sumber Dalam Negeri

Sumber dalam negeri ialah berupa tujuh buah prasasti peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara. Dari peninggalan prasasti-prasasti inilah bisa diketahui pun bahwa Kerajaan Tarumanegara mendapatkan sebuah pengaruh powerful dari kebudayaan Hindu. Prasasti ini pun menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.


Silsilah Kerajaan Tarumanegara


Raja Tarumanegara dan Tahun Kepemimpinannya

  1. Jayasingawarman Memimpin pada Tahun 358 M hingga 382 M
  2. Dharmayawarman Memimpin pada Tahun 382 M hingga 395 M
  3. Purnawarman Memimpin pada Tahun 395 M hingga 434 M
  4. Wisnuwarman Memimpin pada Tahun 434 M hingga 455 M
  5. Indrawarman Memimpin pada Tahun 455 M hingga 515 M
  6. Candrawarman Memimpin pada Tahun 515 M hingga 535 M
  7. Suryawarman Memimpin pada Tahun 535 M hingga 561 M
  8. Kertawarman Memimpin pada Tahun 561 M hingga 628 M
  9. Sudhawarman Memimpin pada Tahun 628 M hingga 639 M
  10. Hariwangsawarman Memimpin pada Tahun 639 M hingga 640 M
  11. Nagajayawarman Memimpin pada Tahun 640 M hingga 666 M
  12. Linggawarman Memimpin pada Tahun 666 M hingga 669 M

Raja Yang Pernah Memimpin Kerajaan Tarumanegara

  1. Sri Baginda Maha Raja Diraja Guru Jaya Singa Warman Jagat Pati atau Manik Maya
  2. Sri Baginda Maha Raja Resi Prabu Darmansyah Warman Jagat Pati.
  3. Sri Baginda Maha Raja Purnawarman atau Raja Resi Dewa Raja atau Bima Prakarma Sang Iswara Digwijaya Surya
  4. Maha Purusa Jagat Pati atau Sang Hyang Bhatara Surya.
  5. Sri Baginda Maha Raja Surya Warman Jagat Pati atau Kamajaya.
  6. Sri Baginda Maha Raja Wisnu Warman Jagat Pati atau Raja Resi Dewa Raja Ke 2.
  7. Sri Baginda Maha Raja Indra Warman Jagat Pati atau Raga Sakti.
  8. Sri Baginda Maha Raja Candra Warman Jagat Pati atau Pangeran Rama Jaksa Patikusuma.
  9. Sri Baginda Maha Raja Samba Warwan Jagat Pati atau Pangeran Sanggabasah.
  10. Sri Baginda Maha Raja Prabu Kerta Warman Jagat Pati.
  11. Sri Baginda Maha Raja Satapa Suda Warman Jagat Pati atau Bhatara Brahma.
  12. Sri Baginda Maha Raja Murti Warman atau Dewa Murti Warman Jagat Pati.
  13. Sri Baginda Maha Raja Prabu Naga Jaya Warman Dharma Satya Cipu Jaga Satru.
  14. Sri Baginda Maha Raja Resi Guru Lingga Warman Padma Hariswangsa Panunggalan Tirtabhumi atau Pengeran Lingga Kusuma Yudha

Kepercayaan Kerajaan Tarumanegara

Agama yang dianut di kerajaan tarumanegara ialah agama Hindu. Agama Hindu yang berkembang di distrik Kerajaan Tarumanegara ialah Hindu Waesnawa atau Hindu Wisnu.

Hal ini diperlihatkan dengan adanya suatu peninggalan jejak kaki Purnawarman, adanya emblem penjelmaan Dewa Wisnu yang ada dalam prasasti Ciaruteun.

Dalam agama ini Dewa Wisnu juga dirasakan sebagai Dewa tertinggi. Agama Hindu Wisnu ini melulu berkembang di distrik istana atau sebuah keluarga kerabat besar kerajaan, sementara masyarakat Tarumanegara mayoritas menganut suatu keyakinan asli yakni animisme dan dinamisme.


Raja – Raja Kerajaan Tarumanegara


  • Jayasingawarman

Jayasingawarman ini berkuasa dari tahun 358 hingga 382 M. Beliau ialah salah satu dari pendiri suatu Kerajaan Tarumanegara. Jayasingawarman ialah seorang maharesi yang berasal dari India.

Tepatnya Salankayana yang mengungsi ke nusantara yang daerahnya diserang dan bisa ditaklukkan Kerajaan Magada yang dipimpin oleh Maharaja Samudragupta. Dirinya wafat dan dimakamkan di ambang sungai yang sedang di bekasi tepatnya kali Gomati.

Pada ketika Jayasingawarman berkuasa beliau pun memindahkan pusat kerajaan dari Rajatapura ke Tarumanegara. Rajatapura ialah sebuah nama beda dari Salankayana atau Kota Perak.


  • Dharmayawarman

Darmayawarman ialah seorang anak dari Jayasingawarman yang menggantikan ayahnya. Beliau juga naik tahta pada tahun 382 M hingga 395 M. Tidak tidak sedikit catatan sejarah yang dapat didapatkan mengenai Raja kedua Kerajaan Tarumanegara ini. Namanya melulu tercantum di suatu Naskah Wangsakerta.


  • Purnawarman

Raja Purnawarman ialah seorang raja yang familiar di Kerjaan Tarumanegara. Namanya juga tidak sedikit tertulis di Prasasti pada abad ke-5. Namanya tertulis pun di sebuah Naskah Wangsakerta dan ditulis dirinya memerintah dari tahun 395 M hingga 434 M.

Raja Purnawarman pun yang mengalihkan ibukota kerajaan pada tahun 397 M ke Sundapura. Inilah mula mula nama Sunda tercipta. Beliau menamakan ibukota Kerajaannya dengan Sunda untuk dapat menyebut ibukota kerajaannya sendiri.

Berkat Raja Purnawarman dominasi Kerajaan Tarumanegara menjadi besar sebab dapat menguasai 48 kerajaan kecil dibawah kekuasaannya.

Kekuasaannya ini menghampar dari Salakanegara atau Rajapura yang diduga berada di wilayah Teluk Lada, Pandeglang hingga Purbalingga, Jawa Tengah. Batas Kerajaan Tarumanegara ini dulunya dirasakan sampai Kali Brebes.

Setelah Kekuasaan Maharaja Purnawarman pun ada sejumlah nama raja lain yakni Wisnuwarman yang berkuasa pada tahun 434 M hingga 455 M. Kemudian digantikan oleh anak beliau Indrawarman pada tahun 455 M hingga 515 M.

Kemudian Maharaja Candrawarman pada tahun 515 M -535 M kemudian dilanjutkan oleh Suryawarman pada tahun 535 M dan selesai pada 561 M.


  • Suryawarman

Suryawarman ialah seorang raja Kerajaan tarumanegara yang ketujuh. Setelah ayahnya Maharaja Candrawarman ini meninggal. Beliau memerintah pun selama 26 tahun.

Suryawarman mempunyai suatu kepandaian yang bertolak belakang dibandingkan ayahnya, raja terdahulu. Dulu Raja Candrawarman menyerahkan sebuah otonomi untuk raja-raja didaerah guna mengurus kerajaannya sendiri.

Tetapi Suryawarman memindahkan pikirannya guna sebuah pertumbuhan bagian timu kerajaan. Hal tersebut dapat diperlihatkan dengan didirikannya kerjaan oleh menantunya yakni Manikmaya suatu kerajaan di Kendan. Pada wilayah Bandung dan Limbangan Garut.

Daerah unsur timur saat tersebut sedang berkembang paling pesat disebabkan didirikannya Kerajaan Galuh oleh cicit Manikmaya pada tahun 612 M.

Setelah Suryawarman, raja-raja Kerajaan Tarumanegara yang berturut-turut ialah Kertawarman (561-628 M), Sudhawarman (628-639 M), Hariwangsawarman (639-640 M) Nagajayawarman (640-666 M).


  • Linggawarman

Raja Linggawarman ialah seorang raja terakhir Kerajaan Tarumanegara. Linggawarman pun berkuasa dari tahun 666 M hingga 669 M. Saat tersebut Raja Linggawarman tidak sama sekali memiliki putera.

Dia juga melulu mempunyai dua orang puteri. Puteri sulungnya yang mempunyai nama Manasih. Manasih menikah dengan Tarusbawa yang besok akan menggantikan Linggawarman menjadi raja.

Puteri bungsunya yang mempunyai nama Sobakancana yang menikah dengan Dapunta Hyang Sri Jayanasa yang besok akan menjadi pendiri kerajaan terbesar di Indonesia, Kerajaan Sriwijaya.


Kehidupan Sosial Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara ini telah tertata dengan tertata dan rapi. Hal ini sudah terlihat dari adanya sebuah upaya Raja Purnawarman yang terus berjuang untuk menambah kesejahteraan kehidupan rakyatnya.

Raja Purnawarman ini pun sangat memperhatikan status kaum brahmana yang dirasakan penting dalam mengemban setiap upacara korban yang dilakukan di kerajaan sebagai sebuah tanda penghormatan untuk para dewa.


Kehidupan Budaya Kerajaan Tarumanegara

Dilihat dari kiat dan teknik penulisan pada huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai peninggalan Kerajaan Tarumanegara, sudah dapat diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat tersebut sudah tinggi.

Di samping sebagai peninggalan budaya, eksistensi pada prasasti-prasasti itu dapat diketahui mengindikasikan telah berkembangnya kebudayaan tulis mencatat pada masa Kerajaan Tarumanegara.


Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara

Berdasarkan tulisan-tulisan yang ada pada prasasti yang sudah diketahui bahwa raja yang pernah memerintah di Tarumanegara ialah Raja Purnawarman. Raja Purnawarman adalahseorang raja yang telah sukses memberikan kemakmuran kehidupan rakyatnya.

Hal ini diperlihatkan dengan adanya suatu prasasti tugu yang mengaku bahwa Raja Purnawarman sudah memerintah untuk mencari sebuah kali.

Penggalian pada suatu kali ini paling besar artinya, sebab pembuatan kali ini adalahsuatu penciptaan saluran irigasi guna memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian yang dipunyai oleh rakyat.


Kehidupan Ekonomi Kerajaan Tarumanegara

Pada prasasti tugu sudah diketahui bahwa seorang Raja Purnawarman menyuruh rakyatnya untuk menciptakan sebuah terusan sepanjang 6122 tombak.

Pembangunan terusan ini memiliki makna ekonomis yang paling besar untuk masyarakat sekitar distrik tersebut, sebab dapat dipakai sebagai sarana guna dapat menangkal banjir dan sarana kemudian lintas pelayaran perniagaan antar wilayah di kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar dan pun perdagangan dengan daerah-daerah yang terdapat di sekitarnya.

Hal tersebut dominan pada kehidupan perekonomian masyarakat di Kerajaan Tarumanegara yang sudah tidak sedikit mengalami kemajuan.


Peninggalan Kerajaan Tarumanegara


1. Prasasti Ciantureun

Terdapat dua gambar telapak kaki dengan suatu tulisan huruf pallawa dan bahasa Sanskerta yakni “inilah dua kaki yang laksana tampak kaki dewa wisnu, yakni kaki yang mulia Sang Pumawarman di suatu negeri Taruma, raja yang berani pun gagah di dunia.”

Prasasti ini ditemukan di sungai Ciateureun yakni di antara muara sungai Cisadane Bogor. Prasasti ini pun dikenal dengan sebutan sebagai Prasasti Ciampea yang ditemukan dengan huruf pallawa dan sansekerta.

Terdiri pun dari 4 baris dalam format sloka dengan metrun anustubh. Di prasasti ini pun ditemukan suatu gambar seekor laba-laba dan telapak kaki Maharaja Purnawarman.


2. Prasasti Kebon Kopi

Terdapat suatu gambar dua kaki gajah. Isinya yaitu “inilah dua telapak kaki gajah yang tampak laksana Airawata, gajah penguasa negeri Taruma yang gagah perkasa”. Tapak kaki dipuja adalahsuatu doktrin Hindu Vaisnawa yakni Raja yang dirasakan keturunan dewa.

Ditemukan di sebuah Kampung Cibungbulan Bogor tepatnya di Kampung Muara Hilir. Tapak kaki gajah ini dicerminkan juga sebagai tapak kaki Maharaj Purnawarman. Gajah ialah salah satu fauna yang disakralkan dan dekat dengan Dewa Wisnu yang konon diibaratkan ialah sebuah pencitraan Maharaj Purnawarman.


3. Prasasti Jambu

Terdapat suatu gambar sepasang kaki dengan suatu tulisan “gagah mengagumkan dan jujur terhadap tugas ialah seorang pemimpin insan yang tiada taranya yang termasyur Sri Pumawarman yang memerintah d Taruma dan baju zirahnya yang pun terkenal tidak dapat dimasuki oleh senjata musuh. Inilah sepasang kakinya, hormat untuk para pangeran, tetapi pun adalahduri dalam untuk para musuhnya.”

Prasasti ini pun disebut sebagai Prasasti Pasir Koleangkak sebab di temukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu. Tepatnya selama 30 km sebelah barat kota Bogor. Isinya tertulis guna memuji kehormatan Raja Purnawarman beserta gambar telapak kaki.


4. Prasasti Tugu

Terdapat di dekat wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Isinya yakni “dahulu suatu sungai yang mempunyai nama Candrabhaga, yang digali oleh seorang guru Rajadiraja dan mengalir kelaut setelah melewati puri.”

Dari tahun ke-22 masa pemerintahan Pumawarman sudah digali Sungai Gomati yang panjangnya selama 6122 tombak (12km). Penggalian selesai sekitar 21 hari dibuka tanggal 6 paro petang bulan Phalguna dan berlalu tanggal 13 paro cerah bulan Caitra. Lalu diselenggarakan sebuah selamatan dan oleh pumawarman dihadiahkan untuk Brahman 1.000 ekor sapi.

Prasasti ini ialah salah satu prasasti terpanjang sepanjang ditemukan tentang Kerajaan Tarumanegara. Prasasti ini pun ditemukan di wilayah Tugu, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Dipahat pada batu bulat yang panjang melingkar.


5. Prasasti Lebak atau Cidanghayang

Terdapat di wilayah Lebak, Banten. Isinya merupakan “inilah suatu tanda keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang mulia Pumawarman yang dapat menjadi panji sekalian raja.”

Prasastini ini pun dikenal oleh masyarakat lokal sebagai di antara prasasti Lebak, ditemukan di dusun lebak di ambang sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten.

Prasasti ini baru ditemukan pada tahun 1947 dan mengandung 2 baris kalimat yang berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut memuliakan suatu keberanian raja Purnawarman.


6. Prasasti Pasir Awi

Prasasti ini belum bisa dibaca sebab menggunakan bahasa yang ikal. Prasasti ini ditemukan di wilayah perbukitan Pasir Alwi Bojong Honje Sukamakmur Bogor.


7. Prasasti Muara Cianten

Prasasti ini pun belum bisa dibaca sebab menggunakan bahasa ikal. Prasasti Muara Cianten, ditemukan di wilayah Bogor. Di samping tulisan pun ada lukisan telapak kaki.

Di samping dari prasasti, terdapat pun sumber-sumber beda yang berasal dari negara Cina, diantaranya inilah ini :

  1. Berita dari Fa-Hien, seorang musafir dari Cina (pendeta Budha) yang kandas di Yepoti (Yawadhipa atau Jawa) tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. Dalam catatannya di sebutkan pun rakyat Tolomo tidak banyak sekali mendekap Budha yang tidak sedikit di jumpainya ialah Brahmana dan Animisme.
  2. Berita dari Dinasti Soui yang mengaku bahwa pada tahun 528 dan 535 datang seorang duta dari negeri Tolomo (Taruma) yang terletak disebelah selatan. Berita dari Dinasti Tang Muda yang melafalkan pada tahun 666 dan tahun 669 M datang duta dari Tolomo.

Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Linggawarman, raja Kerajaan Tarumanegara yang terakhir digantikan oleh menantunya Tarusbawa pada tahun 669 M. Linggawarman memiliki 2 orang putri yakni kesatu yang mempunyai nama Manasih yang menjadi istri Tarusbawa (berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa) dan yang kedua mempunyai nama Sobakancana menjadi istri dari Dapuntahyang Sri Jayanasa (pendiri kerajaan Sriwijaya).

Secara otomatis tampuk kekuasaan tersebut diwariskan untuk menantu dari putri kesatu. Karena Pamor Kerajaan Tarumanegara telah mulai menurun, Tarusbawa pun berniat membalikkan kejayaan zaman Raja Purnawarman yang berkedudukan di Purasaba (ibukota Sundapura).

Sekitar tahun 670 Tarusbawa mengubah nama Kerajaan Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda, urusan ini bisa dijadikan suatu dalil Wretikandayun dari Kerajaan Galuh guna dapat mengasingkan dari dominasi Tarusbawa.

Karena putra mahkota dari Kerajaan Galuh berjodoh dengan Sanaha (Putri Maharani Sima dari Kerajaan Kalingga) maka Kerajaan Galuh menemukan sebuah sokongan Kerajaan Kalingga guna menuntut Tarusbawa supaya bekas wilayah dominasi Kerajaan Tarumanegara dibagi menjadi dua.

Dalam posisi yang tidak menguntungkan ini dan guna menghindari terjadinya sebuah perang saudara kesudahannya Tarusbawa menerima tuntutan Kerajaan Galuh. Pada tahun 670 distrik Kerajaan Tarumanegara dapat dibagi menjadi dua kerajaan yakni Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan sungai Citarum sebagai batasnya.

Dengan dipecahnya distrik Tarumanegara ini menjadi dua selesai pula dominasi Kerajaan Tarumanegara.


Demikian Pembahasan Tentang Peninggalan Kerajaan Tarumanegara: Sejarah, Sumber, Sisilah, Kepercayaa, Raja, Kehidupan dan Runtuhnya dari Pendidikanmu

Semoga Bermanfaat Bagi Para Pembaca :)

Berita Artikel Lainnya: