Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Pengendalian Manajemen? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: pengertian, unsur, faktot.
Daftar Isi
Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai unsur dari pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini mengandung tuntutan untuk kita mengenai teknik menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” menurut asumsi-asumsi tertentu. Dalam urusan ini “dianggap baik” berarti dapat mengejawantahkan / menerjemahkan antara beda :
- Tolok ukur kinerja yang menggambarkan perusahaan / organisasi berlangsung secara efisien, efektif, dan produktif.
- Kebijakan dalam menilai tolok ukur di atas.
- Apreasiasi untuk sumber daya yang dipunyai perusahaan organisasi.
Masing-masing perusahaan mempunyai kompleksitas bertolak belakang dalam pengendalian manajemen, kian besar skala perusahaan bakal semakin kompleks.
Pengendalian manajemen mempunyai sifat menyeluruh dan terpadu, dengan kata lain lebih mengarah ke sekian banyak upaya yang dilaksanakan manajemen supaya tujuan organisasi terpenuhi. Jadi sitem pengendalian manajemen bisa diterapkan pada berbagai format organisasi, karena hakikatnya masing-masing organisasi memiliki komponen sama, yakni :
- W = Work (Pekerjaan)
- E = Employe (Tenaga Kerja)
- R = Relationship (Hubungan)
- E = Environment (Lingkungan)
Sistem pengendalian manajemen dapat disebutkan sebagai pengetahuan “teoritis-praktis.” Karena tersebut dalam SPM bakal lebih gampang mencernanya bila dalam mempelajarinya senantiasa menginginkan dan mengakitkannya dengan perilaku insan dalam kehidupan organisasi / perusahaan.
Beberapa pengertian sistem pengendalian manajemen : Edy Sukarno mengaku :
“Sistem pengendalian manajemen ialah suatu sistem terintegrasi antara proses, strategi, pemrograman, penganggaran, akuntansi, pertanggungjawaban, yang hakikatnya untuk menolong orang dalam menjalankan organisasi atau perusahaan supaya hasilnya optimal.”
Sedangkan Anthony and Govindarajan dalam bukunya Management Control System mengungkapkan :
“Management control is the process by which managers influence other members of the organization to implement the organization’s strategies.”
Sistem pengendalian manajemen mempunyai sejumlah ciri penting, yakni :
- Sistem pengendalian manajemen dipakai untuk mengendalikan semua organisasi, tergolong pengendalian terhadap semua sumber daya (resources) yang digunakan, baik manusia, alat-alat dan teknologi, maupun hasil yang didapatkan organisasi, sampai-sampai proses pencapaian destinasi organisasi dapat berlangsung lancar.
- Pengendalian manajemen bertolak dari strategi dan teknik penilaian yang berintegrasi dan menyeluruh, serta kurang mempunyai sifat perhitungan yang tentu dalam mengevaluasi sesuatu.
- Pengendalian manajemen lebih berorientasi pada manusia, sebab pengendalian manajemen lebih ditujukan untuk menolong manager menjangkau strategi organisasi dan bukan untuk membetulkan detail catatan.
Oleh sebab tersebut dalam pengendalian manajemen, peranan pertimbangan-pertimbangan psikologis lebih dominan. Berdasarkan ciri-ciri itu di atas, bisa diketahui bahwa tugas terpenting dari manajemen melewati pengendalian manajemen ialah beusaha menjangkau tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Agar tugas itu dapat dijalankan dengan baik, pada etape kesatu manajer mesti memutuskan, apa yang akan dijangkau oleh organisasi dan teknik untuk mencapainya, lewat keputusan ini bakal diketahui seperangkat destinasi organisasi dan strategi menjadi sebanyak kebijakan-kebijakan yagn bisa menuntut arah, maupun program-program pekerjaan untuk tercapainya destinasi tersebut. Setelah keputusan-keputusan itu dibuat, maka pengendalian manajemen mulai bertugas guna meyakinkan bahwa kehendak manajemen telah dilakukan oleh semua organisasi.
Fungsi Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen adalah usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk menjangkau tujuannya dengan teknik membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan menciptakan tindakan yang tepat guna mengoreksi perbedaan yang penting.
Pengendalian ongkos yang efektif bakal tergantung pada komunikasi yang baik antara informasi akuntansi dengan manajemen. Dengan menciptakan laporan prestasi kerja, controller menyerahkan saran kepada sekian banyak tingkat manajemen tentang tindakan perbaikan yang dibutuhkan dalam sebuah kegiatan. Laporan dapat berbentuk pengakuan langsung ataupun tertulis dari kontroller untuk tingkat manajemen perusahaan yang berisikan laporan pembiasan dari rencana yang sudah ditentukan, cocok dengan prinsip manajemen menurut penyimpangan.Laporan ini di samping laporan pembiasan rencana (jika ada) pun memberikan laporan prestasi kerja yang telah dijangkau oleh semua pekerja.
Sistem Pengendalian Manajemen Mempunyai Unsur-Unsur :
- Detektor
- Selektor
- Efektor
- Komunikator
Unsur-unsur ini satu sama beda saling bersangkutan dan menyusun suatu proses kerja. Proses yang terjadi bermula ketika detektor menggali informasi mengenai aktivitas. Detektor ini bisa berupa sistem informasi baik formal maupun informasi, yang meluangkan informasi untuk pimpinan tentang apa yang terjadi di dalam sebuah aktivitas.
Setelah informasi diperoleh, kegiatan yang terekam didalamnya dikomparasikan dengan standar atau patokan berupa kriteria tentang apa yang seharusnya dilakukan dan seberapa jauh perlunya pembenaran.
Proses perbaikan dilakukan oleh efektif, sampai-sampai penyimpanan-penyimpanan diubah supaya kegiatan kembali mengekor kriteria yang sudah ditetapkan. Begitulah proses pengendalian manajemen, dinamis dan berkelanjutan.
Proses Pengendalian Manajemen
Proses pengendalian manajemen yang baik sebetulnya formal, tetapi sifat pengendalian informal masih tidak sedikit terjadi. Pengendalian manajemen formal adalah tahap-tahap yang saling sehubungan satu sama lain, terdiri dari proses :
-
Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menilai program-program yang akan dilakukan dan memperkirakan sumber daya yang bakal alokasikan untuk masing-masing program yang sudah ditentukan.
-
Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program direncanakan secara terinci, ditetapkan dalam satu moneter untuk sebuah periode tertentu, seringkali satu tahun.Anggaran ini menurut pada kelompok anggaran-anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
-
Operasi dan Akuntansi (Operating and Accounting)
Pada tahap ini dilakukan pencatatan mengenai sekian banyak sumber daya yang dipakai dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan.Catatan dan biaya-biaya itu digolongkan cocok dengan program yang telah diputuskan dan pusat-pusat tanggungjawabnya. Penggolongan yang cocok program digunakan sebagai dasar guna pemrograman di masa yang bakal datang, sementara penggolongan yang cocok dengan pusat tanggung jawab dipakai untuk mengukur kinerja semua manajer.
-
Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini sangat penting sebab menutup sebuah siklus dari proses pengendalian manajemen supaya data guna proses pertanggungjawaban akuntansi bisa dikumpulkan.
Analisis laporan manajemen antara beda dapat berupa :
- Perlu tidaknya strategi perusahaan dicek kembali.
- Perlu tidaknya dilaksanakan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program di tahun yang bakal datang.
- Dari analisis pembiasan dapat diputuskan perlunya diselenggarakan perubahan anggaran, bilamana sudah tidak realistis.
- Dari laporan-laporan dapat dipungut kesimpulan butuh adanya perbaikan-perbaikan guna masalah yang tidak bisa diantisipasi.
Pengertian Pengendalian Intern
Kebutuhan terhadap struktur pengendalian intern sangat dialami pada suatu suasana dimana pimpinan sebab keterbatasannya tidak mampu lagi secara langsung mengendalikan segala pekerjaan yang terjadi dalam perusahaan. Keadaan laksana ini seringkali disebabkan sebab ruang lingkup perusahaan sebagai sebuah kesatuan ekonomi telah meluas sedemikian rupa sampai-sampai struktur organisasi perusahaan menjadi perumahan dan melebar ke segala arah.
Pengendalian intern adalah suatu istilah yang semakin tidak sedikit digunakan dalam sekian banyak variasi kepentingan. Dalam perkembangannya pengendalian intern mempunyai sejumlah pengertian, diantaranya menurut keterangan dari Bambang Hartadi (1990 : 121) memisahkan pengertian pengendalian intern dalam makna sempit dan luas sebagai berikut:
“Dalam makna sempit, istilah pengendalian intern sama dengan definisi internal check yang adalahprosedur-prosedur mekanis guna memeriksa kecermatan data-data administrasi yang didalamnya telah termasuk prosedur-prosedur akuntansi dan operasional.”
Sedangkan dalam makna luas
“Pengendalian intern dapat di anggap sebagai sistem sosial yang memiliki wawasan atau arti khusus yang berada dalam organisasi perusahaan. Sistem itu terdiri dair kebijakan, teknik, prosedur, alat-alat fisik, dokumentasi, orang-orang yang berinteraksi satu sama lain ditunjukkan untuk :
- Melindungi harta
- Menjamin terhadap terjadinya hutang yang tidak layak
- Menjamin kecermatan dan bisa dipercayainya data akuntansi
- Dapat diperolehnya operasi yang efisien
- Menjamin ditaatinya kepandaian perusahaan.
Pengendalian intern di atas cocok dengan definisi yang dimuat dalam “Statement on Auditing Procedure” dengan pengertian sebagai inilah :
“Sistem pengendalian intern mencakup struktur organisasi, seluruh metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk mengayomi harta kekayaan, memeriksa kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi bisa dipercaya, menambah efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kepandaian perusahaan yang sudah ditetapkan.”
Berdasarkan keterangan dari Wilson dan Campbell (1991 : 123) pengendalian intern dalam makna yang luas mencakup pengendalian yang mempunyai sifat akuntansi ialah :
“Pengendalian akuntansi (accounting control) merangkum rencana organisasi dan seluruh metode dan formalitas yang terutama merangkum pengamanan harta perusahaan serta keterandalan (eliability) dari catatan-catatan keuangan. Pada lazimnya ia mencakup pengendalian seperti contohnya sistem kewenangan dan persetujuan, pemisahan tugas-tugas yang bersangkutan dengan pembukuan dan laporan-laporan akuntansi dari tugas-tugas yang bersangkutan dengan asuransi atau perlindungan / pemeliharaan harga, pengamanan jasmani dari harga dan pengecekan intern.
Wilson dan Compbell (1991 : 124), yang mempunyai sifat administratif ialah :
“Pengendalian administratif (administrative control) terdiri dari rencana organisasi dan seluruh metode dan formalitas yang terutama bersangkutan dengan efisiensi operasi dan ketaatan pada kearifan manajemen dan seringkali hanya bersangkutan secara tidak langsung dengan daftar finansial. Pada lazimnya ia mencakup pengendalian-pengendalian seperti contohnya analisa statistik, time and motion studies, laporan pelaksanaan, program pelajaran pegawai dan pengendalian kualitas.”
Dengan demikian pengendalian intern ialah semua teknik yang dipungut untuk meyakinkan pimpinan dalam menempuh jalannya operasi perusahaan di mana segala sesuatunya mesti berlangsung sebagaimana harusnya dan mesti dicocokkan dengan peraturan serta kearifan yang telah diputuskan pimpinan, oleh karena tersebut menjadi tanggung jawab pimpinanlah untuk menyelenggarakan suatu sistem pengendalian intern yang baik.
Pembagian Pengendalian Intern
Apabila kita menyimak secara seksama definisi dari pengendalian intern yang diajukan di atas, maka bakal terlihat bahwa pengendalian intern disini dipecah atas 2 bagian, yaitu :
- Suatu pengendalian yang bersangkutan langsung dengan maslaah pengamanan harta perusahaan dan bisa diandalkannya catatan-catatan keuangan. Yang tergolong dalam pengendalian ini ialah :
- Sistem pemberian wewenang, yaitu merangkum apakah transaksi-transaksi telah cocok dengan persetujuan atau wewenang yang sudah ditetapkan, baik yang mempunyai sifat umum maupun yang mempunyai sifat khusus.
- Sistem pendaftaran (akuntansi) yang berkaitan dengan apakah transaksi-transaksi yang dilaksanakan telah disalin sedemikian rupa, sampai-sampai :
- Memungkinkan diciptakan ikhtisar-ikhtisar finansial yang cocok dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim atau kriteria beda yang cocok dengan destinasi ikhtisar tersebut.
- Menekankan pertanggungjawaban atas harta perusahaan.
- Pemisahan faedah antara tugas-tugas opersional khususnya yang bersangkutan dengan tugas-tugas pencatatan, pemantauan physic atas harta perusahaan.
- Sistem pencocokan antara jumlah aktiva / harta perusahaan yang terdaftar dalam daftar perusahaan dengan aktiva / harta perusahaan yang terdapat secara periodik atau pada masa-masa tertentu dan tindakan-tindakan sewajarnya yang dilaksanakan jika terjadi perbedaan.
- Suatu pengendalian yang bersangkutan langsung dengan masalah pencapaian tujuan, yakni masalah efisiensi usaha, efektivitas, kehematan dalam bidang operasional dan ketaatan terhadap kepandaian serta formalitas yang sudah ditetapkan, pada lazimnya tidak bersangkutan langsung dengan daftar keuangan, tergolong dalam pengendalian ini laksana :
- Prosedur kerja
- Analisa statistik
- Pelatihan, mutasi dan rotasi pegawai
- Rencana libur dan beda sebagainya.
Fungsi Pengendalian Intern
Fungsi pengendalian intern ialah :
- Mencegah terjadinya penyimpangan, kelengahan dan kekurangan sehingga tidak terjadi kerugian yang diinginkan.
- Memperbaiki kekeliruan dan penyelewengan supaya pelaksanaan kegiatan tidak merasakan hambatan dan peborosan-pemborosan.
- Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pegawai yang diserahi tugas dan wewenang dalam pengamalan pekerjaan.
- Mendidik semua pegawai untuk mengemban pekerjaan cocok dengan formalitas yang sudah ditetapkan.
Pelaksanaan pengendalian intern dalam sebuah perusahaan diinginkan dapat dapat mengetahui dan mencegah bisa jadi terjadinya penyimpangan.Meskipun pada akhirnya destinasi yang diharapkan dapat terjangkau dengan baik namun hendaknya dampak sampingan yang barangkali timbul dan bisa merugikan perusahaan bisa ditekan sekecil barangkali dan bila mana barangkali dihilangkan.
Unsur-Unsur Pengendalian Intern
-
Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang tepat untuk suatu perusahaan belum pasti baik untuk perusahaan yang lain. Perbedaan struktur organisasi di antara sekian banyak hal laksana jenis, luas perusahaan, banyaknya cabang-cabang dan lain-lain.
Suatu dasar yang bermanfaat dalam merangkai struktur organisasi perusahaan ialah pertimbangan bahwa organisasi tersebut harus luwes dalam makna memungkinkan adanya penyusunan-penyusunan tanpa mesti adanya evolusi total.
Selain tersebut organisasi yang dibentuk harus dapat mengindikasikan garis-garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas, dalam makna jangan hingga terjadi adanya overlap faedah masing-masing bagian. Bagi dapat mengisi syarat untuk adanya suatu pemantauan yang baik, hendaknya struktur organisasi dapat mengasingkan fungsi-fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan.Pemsiahan fungsi-fungsi ini diinginkan dapat menangkal timbulnya kecurangan-kecurangan dalam perusahaan.
Contoh-contoh simpel pemisahan faedah dalam perusahaan dan adanya penetapan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas ialah sebagai inilah :
- Seorang kasir yang menerima dan menabung tidak boleh mengurus administrasi dalam piutang.
- Kepala gudang yang bertanggung jawab di gudang jangan mengurus administrasi persediaan.
- Jika terdapat pegawai yang upahnya harian maka mesti terdapat seorang yang khusus diceraikan antara yang menulis absensi, yang membuat susunan gaji, dan membayarnya.
Selanjutnya, tugas-tugas hendaknya dibagi-bagikan antara sejumlah pegawai sampai-sampai tidak terdapat seorangpun yang menggarap suatu transaksi dari permulaan hingga akhir.Pada transaksi-transaksi yang urgen harus diboncengkan sedikitnya dua orang dan hasil kegiatan mereka dipergunakna guna saling mengecek.
-
Sistem wewenang dan formalitas pembukuan
Untuk dapat menanggulangi transaksi-transaksi di dalam perusahaan yang berkaitan dengan data-data keuangan yang mencantol perusahaan, harta, utang, modal dan hasil usaha dlaam sebuah periode akuntansi butuh dibuatkan sebuah pedoman sistem dan formalitas akuntansi yang didalamnya tercakup klasifikasi rekening. Agar tujuan-tujuan yang hendak dijangkau oleh manajer dapat dilakukan dengan tepat, maka butuh penyusunan formulir-formulir dan pencatatan-pencatatan yang baik dan tepat.
Adapun kriteria-syarat pendaftaran atau pembukuan yang baik demi terlaksananya pemantauan intern mestilah mengisi hal-hal seperti inilah ini :
- Pembukuan tersebut harus secara organitoris terpisah dari tanggung jawab penjagaan.
- Pembukuan tersebut harus rencanakan sedemikian rupa sampai-sampai terbentuk dan terpelihara adanya catatan-catatan yanglengkap dan tetap tentang tanggung jawab dan hasil-hasilnya.
- Pembukuan itu harus tidak jarang kali menyertai masing-masing transaksi-transaksi yang terjadi.
- Pembagian tanggung jawab pembukuan mesti merangkum tanggung jawab yang sepenuhnya mengenai penyelenggaraanya.
-
Praktek-praktek yang sehat
Yang dimaksud praktek-praktek yang sehat ialah setiap pegawai dalam perusahaan mengemban tugasnya cocok dengan formalitas yang ditetapkan.Praktek yang sehat ini mesti berlaku guna ke seluruh formalitas yang ada, sampai-sampai pekejaan sebuah bagian akna langsung diperiksa oleh unsur lainnya.Pekerjaan pengecekkan laksana ini bisa terjadi bila struktur organisasi dan formalitas yang dibentuk itu sudah mengasingkan tugas-tugas dan wewenang-wewenang sampai-sampai tidak terdapat satu bagian juga dalam perusahaan yang menggarap suatu transaksi dari mula sampai akhir.
-
Pegawai yang cakap
Tingkat kemampuan pegawai dari sebuah perusahaan bakal sangat memprovokasi sukses tidaknya sebuah sistem pengendalian intern. Apabila sudah dibentuk struktur organisasi yang tepat, formalitas yang baik, namun tingkat kemampuan tidak mengisi syarat yang diminta, dapat diharapkan bahwa sistem pemantauan intern pun tidak akan sukses dengan baik.
Untuk menemukan pegawai yang lumayan cakap mesti dibuka sejak penerimaan pegawai baru yaitu melewati tes-tes dan seleksi supaya dapat ditentukan apakah yang bersangkutan mengisi kriteria yang diinginkan. Dalam proses evaluasi pengendalian intern yang bersangkutan dengan karyawan, sejumlah hal yang dibutuhkan antara beda :
- Apakah karyawan tersebut memiliki pengalaman dan latar belakang edukasi yang lumayan dalam menangani tugasnya.
- Apakah mereka dipantau secara lumayan untuk memastikan pekerjaannya dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan.
- Apakah karyawan yang menangani / menyimpan dana atau surat berharga lumayan terjaminkan.
Pegawai yang lumayan cakap guna suatu kegiatan bukan berarti pegawai yang tingkat pendidikannya sangat tinggi, sampai-sampai gajinya pun besar, tetapi barangkali dengan edukasi menengah telah cukup.Hal-hal ini laksana perlu dipertimbangkan supaya dapat didapatkan pegawai yang lumayan cakap tetapi pun ekonomis.
-
Pengawasan tambahan
Untuk memastikan pengawasan intern dengan baik di samping terpenuhinya keempat bagian di atas, diperlukan sejumlah pengawasan ekstra yang terdiri :
- Laporan
Unsur laporan pun hal yang urgen dalam pelaksanaan pemantauan intern yang baik.Laporan ini di berikan kepada atasan dengan maksud supaya atasan dapat memahami hasil pekerjaan perusahaan. Agar tercapainya pemantauan intern yang memuaskan sangat dibutuhkan ketelitian baik dalam penyelenggaraan maupun dalam penentuan apa yang mesti diadukan maka mesti diacuhkan faktor-faktor yang diperlukan dalam merangkai laporan, yakni :
- Tepat waktunya, laporan bakal hilang nilainya bilamana laporan tidak diadukan pada waktunya atau terlambat melaporkannya.
- Ketelitian, dalam merangkai laporan paling diperlukan, sebab kesalahan dalam menciptakan laporan akan menciptakan kerugian dan tidak bermanfaat lagi untuk perusahaan.
- Berguna, banyak sekali laporan dimaksudkan untuk menunjukkan hasil di antara fase dalam proses yang dipimpin oleh seorang pegawai. Oleh sebab itu supaya laporan itu dapat dimanfaatkan dengan baik, maka laporan mesti diceraikan jawabnya yakni segala sesuatu pekerjaan transaksi atau kejadian yang ada.
- Jelas, laporan-laporan mesti memberikan cerminan yang menyeluruh dan jelas mengenai apa-apa yang sudah berlangsung. Laporan yang diciptakan tentunya sesudah berlangsungnya kegiatan maka laporan mesti tepat pada waktunya, teliti, menyeluruh dan tidak memihak.
- Standar atau budget
Standar atau budget adalah alat guna mengukur realisasi.Dengan adanya standar atau budget maka laporan-laporan itu dapat disusun dengan mencocokkan antara realisasi dengan standar atau budgetnya, sampai-sampai dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
- Staf audit intern
Staf audit intern adalah bagian atau pegawai dalam perusahaan yang tugasnya mengerjakan pemeriksaan terhadap pengamalan prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan. Pemeriksaan ini bisa dipergunakan untuk memahami apakah pelaksanana kerja tersebut sesuai atau membias dari yang telah ditetapkan.Prosedur-prosedur yang telah dibentuk dengan destinasi untuk menyelenggarakan suatu sistem pengendalian intern, maka dapat memahami apakah ketetapan yang telah ada itu dipatuhi atau tidak.
Pengendalian Intern Kas
Berdasarkan keterangan dari Bambang Hartadi, “yang dimaksud kas ialah : “Alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan guna membiayai pekerjaan umum perusahaa.”
Berdasarkan keterangan dari Wilson dan Campbell (1991 : 343), melafalkan tujuan pengelolaan / manajemen kas ialah :
- Penyediaan kas yang lumayan untuk operasi jangka pendek dan jangka panjang.
- Penggunaan dana perusahaan secara efektif pada masing-masing waktu.
- Penetapan tanggung jawab guna penerimaan kas dan pemberian perlindungan yang lumayan sampai dana disimpan.
- Penyelenggaraan pengendalian untuk memastikan bahwa pembayaran-pembayaran hanya dilaksanakan untuk destinasi yang sah.
- Penyelenggaraan catatan-catatan kas yang cukup.
Telah diketahui bahwa sumber penerimaan kas untuk sekian banyak jenis industri atau perniagaan yang khas ialah :
- Penagihan piutang
- Penjualan kontan
- Penerimaan royalty
- Sewa dividen
- Dividen
Sedangkan pengeluaran kas dalam perusahaan industri atau perdagangan seringkali terdiri dari :
- Gaji tetap
- Gaji perjam
- Bahan baku
- Pajak
- Biaya perjalanan
- Biaya operasi yang lain
- Bunga
- Pembelian peralatan
-
Pengendalian Intern Atas Penerimaan Kas
Dalam organisasi perusahaan pada lazimnya dijumpai tidak sedikit jenis transaksi kas yang biasa atau berkala.
Beberaepa sumber yang khas ialah :
- Penerimaan melewati pos
- Penjualan kontan
- Penjualan kredit
Dengan tidak mempermasalahkan sumber kasnya, basis guna pencegahan kekeliruan atau kecurangan ialah prinsip pengendalian intern.Sistem tersebut mencakup pemisahan faedah antara pengurusan jasmani uang dengan penyelenggaraan pembukuannya. Sistem ini mewajibkan pekerjaan seseorang pegawai dengan pegawai beda dapat saling melengkapi.
Sistem pengendalian intern penerimaan kas, ialah :
- Semua penerimaan kas melewati pos mesti disalin sebelum ditransfer untuk kasir.
- Semua penerimaan mesti disetor sepenuhnya masing-masing hari.
- Fungsi penerimaan kas dan pengeluaran kas mesti diceraikan sama sekali.
- Penanganan jasmani kas mesti diceraikan seluruhnya dari penyelenggaraan pembukuan dan kasir tidak berwenang atau berhak terhadap pembukuan.
- Para agen dan wakil lapangan diwajibkan memberikan kwitansi tanda terima, pastinya dengan meninggalkan tembusan guna arsip.
- Semua pegawai yang menangani kas atau pembukuan kas diwajibkan mengambil cuti, orang beda harus menggantikannya sekitar cuti. Juga, pada masa-masa yang tidak diberitahu, semua pegawai mesti diceraikan ke tugas lain guna mendeteksi atau menangkal terjadinya kolusi atau persekongkolan.
Untuk mengetahui teknik penggelapan atau kecurangan terhadap kas di dalam perusahaan maka butuh diketahui sejumlah cara atau pedoman yang lazim dipakai dalam penyalahgunaan dana perusahaan, yaitu mencakup :
- Penerimaan perpos
- Lapping yakni menyelewengkan kas dengan teknik melaporkan penerimaan lebih lambat dari pada ketika penerimaannya, estimasi debitur yang terkaitbaru bakal dikredit sesudah diterima pembayaran dari debitur lain.
- Menggunakan dana untuk sedangkan waktu, tanpa memalsukan daftar / pembukuan atau melulu dengan tidak menulis uang yang diterima.
- Dengan menyematkan angka penjumlahan kitab kas yang lebih banyak / lebih kecil daripada jumlah yang sebenarnya.
- Dengan terlampau tinggi membukukan potongan harga dan potongan-potongan lainnya.
- Dengan menghapuskan piutang yang tidak tertagih dan mengantongi duit hasil penagihan piutang.
- Dengan menahan sekian banyak jenis penghasilan lain-lain.
- Penjualan over-the counter
- Dengan tidak mengadukan semua penjualan, kebalikannya mengantongi uangnya.
- Dengan secara salah menjumlahkan lembaran penjualan dan mengantongi duit sebesar selisihnya.
- Dengan membukukan pengeluaran palsu
- Denngan meregistrasikan jumlah penjualan yang lebih kecil dari pada jumlah yang sebenarnya.
- Dengan mengantongi keunggulan kas
- Penagihan oleh semua tenaga penjual
- Menguangkan periksa “kontak.”
- Tidak mengadukan adanya penjualan.
- Dengan terlampau tinggi mengadukan jumlah trade-ins (tukar tambah).
Di samping pemisahan tugas, teknik lain yang dapat dilakukan untuk merintangi terjadinya pembiasan / penyelewenangan, salah satunya ialah dengan mengerjakan pemeriksaan seketika oleh uditor intern atau oleh akuntan publik.
-
Pengendalian Intern Pengeluaran Kas
Ada dua aspek pengendalian yakni :
- Penentuan masa-masa pembayaran
- Sistem pengendalian intern
Kegunaan adanya pengendalian yang teliti terhadap masa-masa pembayaran ialah untuk menjamin supaya rekening-rekening dibayarkan pada ketika telah jatuh tempo, dengan teknik demikian, maka kas bisa dihemat guna investasi sementara.
Beberapa prinsip pengendalian intern pengeluaran kas :
- Kecuali guna transaksi kas kecil, seluruh pembayaran mesti dilaksanakan dengan cek.
- Semua cek mesti diberi nomor lebih dahulu
- Tanggung jawab guna penerimaan kas mesti diceraikan dari tanggung jawab guna pengeluaran kas
- Pencatatan kas mesti terpisahkan sama sekali dari tugas mengerjakan pembayaran
- Faktur yang telah diamini untuk pembayaran dan seluruh dokumen penyokong yang dibutuhkan harus menjadi prasyarat untuk mengerjakan pembayaran.
- Setelah pembayaran dilakukan, seluruh dokumen penyokong harus diberi tanda “telah dibayar” supaya tidak dapat dipergunakan guna kedua kalinya.
Di dalam pengeluaran kas terdapat pun penyalahgunaan dana atau kecurangan. Beberapa teknik umum untuk mengerjakan kecurangan ialah sebagai inilah :
- Menyiapkan bukti voucher palsu atau mengemukakan voucher guna mendapatkan pembayaran dua kali.
- Kiting atau pinjaman tanpa mendapat persetujuan dengan teknik tidak menulis pembayaran, tetapi menulis penyetoran dalam hal mengerjakan transfer bank.
- Mencantumkan jumlah total yang tidak benar dalam kitab kas
- Menaikkan jumlah cek sesudah ditandatangani
- Mencantumkan potongan harga dengan jumlah yang lebih rendah dari pada yang sebenarnya.
- Menguangkan periksa gaji / upah atau dividen yang belum ditagih oleh yang berhak.
- Mengubah bukti / voucher pengeluaran kas kecil.
- Memalsukan periksa dan memusnahkannya pada ketika telah diterima dari bank menggantikannya dengan cek beda yang diurungkan atau dengan nota pembebanan.
Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pengendalian Manajemen
Terdapat sejumlah faktor yang dapat dominan dalam berjalannya sistem pengendalian manajemen. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang memprovokasi rancangan sistem pengendalian manajemen:
-
Ukuran Dan Penyebaran Enterprise
Ukuran dan penyebaran perusahaan besar tentu akan bertolak belakang dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini pasti akan menilai isi dan sifat dari sistem kontrol untuk masing-masing organisasi.
-
Struktur Organisasi, Delegasi Dan Desentralisasi
Anggaran dasar dan konvensi menata struktur organisasi dan sejauh mana desentralisasi dan utusan di seluruh perusahaan. Misalnya, filosofi manajemen dari State Bank of India tentu akan bertolak belakang dari Negara Trading Corporation.
Selain tersebut dalam sebuah perusahaan, tingkat desentralisasi dan utusan perubahan dari satu titik masa-masa yang beda untuk mengisi tantangan lingkungan yang berubah dan kesempatan yang ini barangkali hadir. Semua sistem kontrol ini pengaruh manajemen dipraktekkan dalam organisasi.
-
Sifat Dan Pembagian Operasi
Sifat dan pembagian oprasi brand harus memprovokasi sistem pengendalian manajemen. Misalnya dalam industri minyak, misalnya, sub-unit tidak dapat disusun atas dasar produk. Di tidak sedikit perusahaan perniagaan besar, divisi dapat diciptakan atas dasar produk.
-
Jenis Pusat Tanggunga Jawab
Sistem kontrol yang bertolak belakang diperlukan untuk sekian banyak pusat tanggung jawab atau sub-sistem dalam suatu organisasi. Apakah kinerja pusat tanggung jawab mesti diukur dari segi ongkos atau deviden atau laba atas investasi tergantung pada jenis pusat tanggung jawab.
Misalnya Bank dapat mengerjakan tindakan kinerja yang bertolak belakang untuk mengukur kinerja dari cabang yang berbeda. Ada perbedaan transaksional antara cabang, sejumlah deposito berat atau muka berat, sejumlah dengan atau tanpa kemudahan safe deposit atau transaksi valuta asing.
Oleh sebab itu, tidak barangkali untuk mempunyai keuntungan sebagai satu0satunya kriteria untuk penilaian kinerja seluruh cabang. Oleh sebab itu, sistem kontrol dengan kriteria yang bertolak belakang dari kinerja mesti dipakai untuk sub-unit yang berbeda.
-
Orang Dan Persepsi Mereka
Persepsi orang di organisasi tentang akibat yang barangkali dari sistem kontrol pada hidup mereka kerja, kepuasan kerja, ketenteraman kerja, promosi dan kesejahteraan umum dapat bertolak belakang di semua organisasi. Pertimbangan ini secara signifikan akan memprovokasi sifat dan sisi dari sistem pengendalian manajemen yang dibutuhkan dalam organisasi dan mesti sepatutnya dipertimbangkan ketika merancang sistem kontrol manajemen.
Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem kontrol manajemen yang dirancang dalam sebuah organisasi mesti memenuhi ciri khas sebagai berikut:
- Sistem pengendalian manajemen mesti selaras erat dengan strategi dan destinasi organisasi.
- Sistem kontrol manajemen mesti dirancang cocok struktur organisasi dan tanggung jawab pemungutan keputusan manajer individual.
- Sistem pengendalian manajemen yang efektif mesti memotivasi manajer dan karyawan guna mengerahkan upaya ke arah pencapian destinasi organisasi melalui sekian banyak penghargaan berhubungan dengan pencapaian destinasi tersebut.
Demikian Pembahasan Tentang Proses Sistem Pengendalian Manajemen: Pengertian, Fungsi, Unsur, Faktor dan Karakteristik dari Pendidikanmu
Berita Artikel Lainnya: