Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Manajemen Pendidikan ? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: pengertian, prinsip, ruang lingkup.
Daftar Isi
Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan adalah suatu cabang ilmu yang usianya relatif masih muda sampai-sampai tidaklah mengherankan apabila tidak sedikit yang belum mengenal. Yang istilah lama yang sering dipakai ialah “administrasi”, nah guna memperjelas definisi manajemen, tampaknya butuh ada keterangan lain yang lebih bervariasi tentang makna manajemen.
Pengertian Manajemen Pendidikan Menurut Para Ahli
Berikut ini merupakan sejumlah pengertian manajemen edukasi menurut keterangan dari para ahli, yang diantaranya yaitu:
1. Berdasarkan keterangan dari Syarif “1976:7”
Segala usaha bareng untuk mendayagunakan sumber-sumber “personil maupun materiil” secara efektif dan tepat guna untuk menunjang tercapainya pendidikan.
2. Berdasarkan keterangan dari Sutisna “1979:2-3”
Manajemen edukasi adalah keseluruhan “proses” yang menciptakan sumber-sumber personil dan meteriil cocok yang terdapat dan efektif untuk tercapainya tujuan-tujuan bersama. Ia menggarap fungsi-fungsi dengan jalan memprovokasi perbuatan orang-orang.
Proses ini mencakup perencanaan, organisasi, koordinasi, pengawasan, penyelenggaraan dan pelayanan dari segala sesuatu tentang urusan sekolah yang langsung bersangkutan dengan edukasi sekolah laksana kurikulum, guru, murid, metode-metode, alat-alat latihan dan bimbingan. Juga soal-soal mengenai tanah dan bangunan sekolah, perlengkapan, pembekalan dan pembiayaan yang dibutuhkan penyelenggaraan edukasi termasuk di dalamnya.
3. Berdasarkan keterangan dari Djam’an Satori “1980:4”
Manajemen edukasi dapat ditafsirkan sebagai borongan proses kerjasama dengan memanfaatkan seluruh sumber personil dan materil yang terdapat dan cocok untuk menjangkau tujuan edukasi yang telah diputuskan secara efektif dan efisien.
4. Berdasarkan keterangan dari Made Pidarta “1988:4”
Manajemen ditafsirkan sebagai kegiatan memadukan sumber-sumber pendidikan supaya terpusat dalam usaha menjangkau tujuan edukasi yang sudah ditentukan sebelumnya.
5. Berdasarkan keterangan dari Biro Perencanaan Depdikbud “1993:4”
Manajemen pendidikan merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya edukasi untuk menjangkau tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan insan seutuhnya, yaitu insan yang beriman, bertakwa untuk Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, mempunyai pengetahuan, keterampilan, kesehatan fisik dan rohani, jati diri yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.
6. Berdasarkan keterangan dari Soebagio Atmodiwirio “2003:23”
Manajemen edukasi dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya edukasi untuk menjangkau tujuan pendidikan.
7. Berdasarkan keterangan dari Engkoswara “2001:2”
Manajemen edukasi adalahsuatu ilmu yang mempelajari bagaimana mengatur sumber daya untuk menjangkau tujuan yang telah diputuskan secara produktif dan bagaimana membuat suasana yang baik untuk manusia yang turut serta di dalam menjangkau tujuan yang disepakat bersama.
8. Berdasarkan keterangan dari Hadari Nawawi “1981:11”
Manajemen pendidikan merupakan rangkaian pekerjaan atau borongan proses pengendalian usaha kerjasama sekelompok orang untuk menjangkau tujuan pendidikan, secara berencana dan sistematis yang diadakan di lingkungan tertentu, khususnya lembaga edukasi formal.
9. Manurut W. Haris
Mendifinisikan manajemen edukasi sebagai sebuah proses pengintegrasian segala usaha pendayagunaan sumber-sumber personalia dan material sebagai usaha untuk menambah secara efektif pengembangan kualitas manusia.
10. Berdasarkan keterangan dari Purwanto Dan Djojopranoto “1981:14”
Manajemen edukasi adalah suatu usaha bareng yang dilaksanakan untuk medayagunakan seluruh sumber daya baik manusia, uang, bahan dan perlengkapan serta cara untuk menjangkau tujuan edukasi secara efektif dan efisien.
11. Berdasarkan keterangan dari Stephen J. Kneziech
Menajemen edukasi adalah sekumpulan fungsi-fungsi organisasi yang mempunyai tujuan utama untuk memastikan efisiensi dan efektivitas pelayanan pendidikan, sebagaimana pelaksanaan kepandaian melalui perencanaan, pemungutan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, stimulasi dan koordinasi personil dan iklim organisasi yang kondusif, serta menilai evolusi esensial kemudahan untuk memenuhi keperluan peserta didik dan masyarakat di masa depan.
12. Berdasarkan keterangan dari Daryanto “1998:8”
Manajemen pendidikan merupakan suatu teknik bekerja dengan orang-orang dalam rangka usaha menjangkau tujuan edukasi yang efektif.
13. Berdasarkan keterangan dari Dasuqi Dan Somantri “1992:10”
Mengemukan manajemen pendidikan merupakan upaya merealisasikan kaidah-kaidah manajemen dalam bidang pendidikan.
14. Berdasarkan keterangan dari Sagala “2005:27”
Manajemen pendidikan merupakan penerapan ilmu manajemen dalam dunia edukasi atau sebagai penerapan manajemen dalam pembinaan, pengembangan dan pengendalian usah dan praktek-praktek pendidikan. Manajemen edukasi ialah software prinsip, konsep dan teori manajemen dalam kegiatan pendidikan untuk menjangkau tujuan edukasi secara efektif dan efisien.
15. Berdasarkan keterangan dari Gaffar
Manajemen edukasi berisi makna sebagai sebuah proses kerja sama yang sistematis, sistemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan edukasi nasional.
16. Berdasarkan keterangan dari Mulyasa “2002:19”
Manajemen pendidikan pun dapat ditafsirkan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan pengolalaan proses edukasi untuk menjangkau tujuan yang sudah ditetapkan, baik destinasi jangka pendek, menengah, maupun destinasi jangka panjang.
17. Berdasarkan keterangan dari H.A.R. Tilaar “2001:4”
Manajemen pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang megimplementasikan perencanaan atau rencana pendidikan.
18. Berdasarkan keterangan dari Mulyani A. Nurhadi “1983, pp 2-5”
Menekankan adanya ciri-ciri atau definisi manajemen edukasi yang terdapat dalam pengertian tersebut sebagai berikut:
- Manajemen merupakan pekerjaan atau rangkaian pekerjaan yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk manusia.
- Rangkaian kegiatan tersebut adalahsuatu proses pengelolaan dari sebuah rangkaian pekerjaan pendidikan yang sifatnya perumahan dan menarik yang bertolak belakang dengan destinasi perusahaan untuk mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya, tujuan pekerjaan pendidikan ini tidak terlepas dari tujuan edukasi secara umum dan tujuan edukasi yang telah diputuskan oleh sebuah bangsa.
- Proses pengelolaan tersebut dilakukan bareng oleh sekelompok insan yang tergabung dalam sebuah organisasi sampai-sampai kegiatannya mesti dijaga supaya tercipta situasi kerja yang harmonis tanpa mengorbankan unsur-unsur insan yang tercebur dalam pekerjaan pendidikan itu.
- Proses itu dilaksanakan dalam rangka menjangkau suatu destinasi yang telah diputuskan sebelumnya, yang dalam urusan ini mencakup tujuan yang mempunyai sifat umum “skala destinasi umum” dan yang diemban oleh tiap-tiap organisasi edukasi “skala destinasi khusus”.
- Proses pengelolaan tersebut dilakukan supaya tujuannya dapat dijangkau secara efektif dan efisien.
19. Berdasarkan keterangan dari Leonard D. White
Manajemen pendidikan ialah segenap proses, seringkali ada pada seluruh kumpulan baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
20. Berdasarkan keterangan dari The Liang Gie
Manajemen pendidikan ialah segenap proses penyelenggaraan dalam masing-masing usaha kerjasama sekelompok insan untuk menjangkau tujuan tertentu.
21. Berdasarkan keterangan dari Sondang Palan Siagian
Manajemen pendidikan ialah borongan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk menjangkau tujuan yang ditentukan sebelumnya.
22. Berdasarkan keterangan dari Pariata Westra
Manajemen pendidikan ialah segenap susunan tindakan penyelenggaraan dalam masing-masing usaha kerjasama sekelompok insan untuk menjangkau tujuan tertentu.
23. Berdasarkan keterangan dari John M. Echols dan Hasan Shadily
Manajemen edukasi berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.
24. Berdasarkan keterangan dari Robbin dan Coulter
Manajemen edukasi menurut keterangan dari istilah ialah proses mengkordinasikan aktifitas-aktifitas kerja sampai-sampai dapat berlalu secara efesien dan efektif dengan dan melewati orang lain.
Tujuan Manajemen Pendidikan
Berikut ini terdapat sejumlah tujuan manajemen pendidikan, diantaranya merupakan:
- Produktivitas ialah perbandingan terbaik antara hasil yang didapatkan (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas dapat ditetapkan secara kuantitas maupun kualitas.
- Kualitas menunjukkan untuk suatu ukuran evaluasi atau penghargaan yang diserahkan atau dikenakan untuk barang (products) dan/atau jasa (services) tertentu menurut pertimbangan objektif atas mutu dan/atau kinerjanya (Pfeffer end Coote, 1991).
- Efektivitas ialah ukuran keberhasilan destinasi organisasi.
- Efesiensi sehubungan dengan teknik yaitu menciptakan sesuatu dengan betul (doing things right) sedangkan efektivitas ialah menyangkut destinasi (doing the right things) atau efektivitas ialah perbandingan antara rencana destinasi yang dicapai, efesiensi lebih ditekankan pada komparasi antara input/sumber daya dengan output. Efesiensi pendidikan ialah bagaimana destinasi itu dijangkau dengan mempunyai tingkat efesiensi waktu, biaya, tenaga dan sarana.
Fungsi Manajemen Pendidikan
Berikut ini terdapat sejumlah fungsi manajemen pendidikan, diantaranya merupakan:
1. Perencanaan
Perencanaan program edukasi sedikitnya mempunyai dua faedah utama, yakni :
- Perencanaan adalahupaya sistematis yang mencerminkan penyusunan susunan tindakan yang akan dilaksanakan untuk menjangkau tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang terdapat atau sumber-sumber yang bisa disediakan.
- Perencanaan merupakan pekerjaan untuk mengerahkan atau memakai sumber-sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk menjangkau tujuan yang sudah ditetapkan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan pekerjaan untuk menerapkan rencana menjadi perbuatan nyata dalam rangka menjangkau tujuan secara efektif dan efisien, dan bakal mempunyai nilai bila dilakukan dengan efektif dan efisien.
3. Pengawasan
Pengawasan dapat ditafsirkan sebagai upaya untuk meneliti secara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan sekian banyak hal yang tidak cukup tepat; serta membetulkan kesalahan, dan adalahkunci keberhasilan dalam borongan proses manajemen.
4. Pembinaan
Pembinaan adalah rangkaian upaya pengendalian secara profesional seluruh unsur organisasi supaya berfungsi sebagaimana harusnya sampai-sampai rencana untuk menjangkau tujuan bisa terlaksana secara efektif dan efisien.
Ada sejumlah pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen yang diajukan oleh sejumlah penulis, yakni :
- Louis A. Allen : Leading, planning, organizing, controlling
- Prajudi Atmosukirjo : planning, organizing, directing atau actuating, controlling.
- John Robert Beishline : perencanaan, organisasi, komando control
- Henry Fayol : planning, organizing, coordinating, commanding, controlling.
- Luther Gullich : planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah bakal dipaparkan mengenai fungsi-fungsi manajemen edukasi dalam perspektif persekolahan, dengan merujuk untuk pemikiran G.R. Terry, mencakup :
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan tidak beda merupakan pekerjaan untuk memutuskan tujuan yang akan dijangkau beserta cara-cara untuk menjangkau tujuan tersebut. Sebagaimana dikatakan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish these objective.
Sedangkan T. Hani Handoko (1995) menyampaikan bahwa : “ Perencanaan (planning) ialah pemilihan atau penetapan destinasi organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, perkiraan dan standar yang diperlukan untuk menjangkau tujuan. Pembuatan keputusan tidak sedikit terlibat dalam faedah ini.”
Arti urgen perencanaan terutama ialah memberikan kejelasan arah untuk setiap kegiatan, sampai-sampai setiap pekerjaan dapat dicoba dan dilakukan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko menyampaikan sembilan guna perencanaan bahwa perencanaan:
- Membantu manajemen guna menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan;
- Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama; Memungkinkan manajer mengetahui keseluruhan gambaran;
- Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
- Memberikan teknik pemberian perintah guna beroperasi;
- Memudahkan dalam mengerjakan koordinasi di antara sekian banyak bagian organisasi
- Membuat destinasi lebih khusus, terperinci dan lebih gampang dipahami;
- Meminimumkan kegiatan yang tidak pasti; dan
- Menghemat waktu, usaha dan dana.
Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) menyampaikan langkah-langkah pokok dalam perencanaan, yakni :
- Penentuan destinasi dengan mengisi persyaratan sebagai berikut:
- menggunakan ucapan-ucapan yang sederhana,
- memiliki sifat fleksibel,
- mempunyai sifat stabilitas,
- terdapat dalam perimbangan sumber daya, dan
- meliputi seluruh tindakan yang diperlukan.
- Pendefinisian campuran situasi secara baik, yang mencakup unsur sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya modal.
- Merumuskan pekerjaan yang akan dilakukan secara jelas dan tegas.
Hal senada diajukan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa ada empat etape dalam perencanaan, yakni :
- Menetapkan destinasi atau serangkaian tujuan;
- Merumuskan suasana saat ini;
- Mengidentifikasi segala fasilitas dan hambatan;
- Mengembangkan rencana atau serangkaian pekerjaan untuk pencapaian tujuan
Pada unsur lain, Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) menyampaikan bahwa atas dasar luasnya jangkauan masalah serta cakupan yang terdapat dalam sebuah perencanaan, maka perencanaan dapat dipisahkan dalam tiga bentuk, yakni :
1. rencana global yang adalah penentuan destinasi secara lengkap dan jangka panjang, 2) rencana strategis adalahrencana yang dibentuk guna menilai tujuan-tujuan pekerjaan atau tugas yang mempunyai makna strategis dan memiliki dimensi jangka panjang, dan 3) rencana operasional yang adalahrencana kegiatan-kegiatan yang berjangka pendek untuk menopang pencapaian destinasi jangka panjang, baik dalam perencanaan global maupun perencanaan strategis.
Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat urgen sejalan dengan pertumbuhan lingkungan yang paling pesat dan paling sulit diprediksikan, seperti pertumbuhan teknologi yang paling pesat, kegiatan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan evolusi lingkungan eksternal lainnya.
Pada bagian beda lagi, T. Hani Handoko mengemukakan secara ringkas mengenai langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:
- Penentuan tujuan dan tujuan, yang merangkum pernyataan umum mengenai misi, pandangan hidup dan tujuan. Perumusan tujuan dan destinasi ini adalahtanggung jawab kunci manajer puncak. Perumusan ini diprovokasi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat merangkum masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum laksana macam produk atau jasa yang bakal diproduksi atau teknik pengoperasian perusahaan.
- Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan situasi internal dan keterampilan perusahaan dan adalahhasil analisis internal guna mengidentifikasi destinasi dan strategi sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya -sumber daya perusahaan yang tersedia. Profil perusahaan mengindikasikan kesuksesan perusahaan di masa kemudian dan kemampuannya untuk menyokong pelaksanaan pekerjaan sebagai implementasi strategi dalam pencapaian destinasi di masa yang bakal datang.
- Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud guna mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahan-perubahan lingkungan dapat memprovokasi organisasi. Disamping itu, perusahaan butuh mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti semua penyedia, pasar organisasi, semua pesaing, pasar tenaga kerja dan lembaga-lembaga keuangan, di mana kekuatan-kekuatan ini akan memprovokasi secara langsung operasi perusahaan.
Meski pendapat di atas lebih mencerminkan perencanaan strategik dalam konteks bisnis, tetapi secara esensial konsep perencanaan strategik ini bisa diterapkan pula dalam konteks pendidikan, terutama pada tingkat persekolahan, sebab memang edukasi di Indonesia dewasa ini sedang menghadapi sekian banyak tantangan internal maupun eksternal, sehingga memerlukan perencanaan yang benar-benar dapat memastikan sustanabilitas pendidikan tersebut sendiri.
2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi manajemen berikutnya ialah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) menyampaikan bahwa : “Pengorganisasian ialah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka bisa bekerja sama secara efisien, dan mendapat kepuasan individu dalam mengemban tugas-tugas tertentu, dalam situasi lingkungan tertentu guna menjangkau tujuan atau sasaran tertentu”.
Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) menafsirkan pengorganisasian : “… as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective”.
Dari kedua pendapat di atas, dapat dicerna bahwa pengorganisasian pada dasarnya adalahupaya guna melengkapi rencana-rencana yang telah diciptakan dengan rangkaian organisasi pelaksananya. Hal yang urgen untuk diacuhkan dalam pengorganisasian ialah bahwa setiap pekerjaan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan sejumlah asas dalam organisasi, diantaranya ialah :
- organisasi mesti profesional, yakni dengan pembagian satuan kerja yang cocok dengan kebutuhan;
- pengelompokan satuan kerja mesti mencerminkan pembagian kerja;
- organisasi mesti menata pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;
- organisasi mesti menggambarkan rentangan kontrol;
- organisasi mesti berisi kesatuan perintah;
- organisasi mesti luwes dan seimbang.
Ernest Dale laksana dikutip oleh T. Hani Handoko menyampaikan tiga tahapan dalam proses pengorganisasian, yakni :
- pemerincian seluruh kegiatan yang mesti dilakukan untuk menjangkau tujuan organisasi;
- pembagian beban kegiatan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat dilakukan oleh satu orang; dan
- pengadaan dan pengembangan sebuah mekanisme guna mengkoordinasikan pekerjaan semua anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
3. Pelaksanaan/Penggerakkan (actuating)
Dari seluruh susunan proses manajemen, pengamalan (actuating) merupakan faedah manajemen yang sangat utama. Dalam faedah perencanaan dan pengorganisasian lebih tidak sedikit berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan faedah actuating malah lebih menekankan pada pekerjaan yang bersangkutan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam urusan ini, George R. Terry (1986) menyampaikan bahwa actuating adalahusaha menggerakkan anggota-anggota kumpulan sedemikian rupa sampai mereka bercita-cita dan berjuang untuk menjangkau sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan itu oleh sebab para anggota tersebut juga hendak mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari definisi di atas, pengamalan (actuating) tidak beda adalahupaya guna menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui sekian banyak pengarahan dan pemotivasian supaya setiap karyawan bisa melaksanakan pekerjaan secara optimal cocok dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang urgen untuk diacuhkan dalam pelaksanan (actuating) ini ialah bahwa seorang karyawan bakal termotivasi untuk menggarap sesuatu andai :
- merasa yakin akan dapat mengerjakan,
- yakin bahwa kegiatan tersebut menyerahkan manfaat untuk dirinya,
- tidak sedang diberi beban oleh problem individu atau tugas beda yang lebih penting, atau mendesak,
- tugas itu adalah kepercayaan untuk yang bersangkutan
- hubungan antar rekan dalam organisasi itu harmonis.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan faedah manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam sebuah organisasi. Semua faedah terdahulu, tidak bakal efektif tanpa disertai faedah pengawasan. Dalam urusan ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) menyerahkan rumusan tentang pemantauan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana dikatakan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan pengertian pengawasan yang di dalamnya memuat bagian esensial proses pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen ialah suatu usaha sistematik untuk memutuskan standar pengamalan dengan tujua-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan pekerjaan nyata dengan standar yang telah diputuskan sebelumnya, menilai dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta memungut tindakan koreksi yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa seluruh sumber daya perusahaan dipergunakan dengan teknik paling efektif dan tepat guna dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”
Dengan demikian, pemantauan adalahsuatu pekerjaan yang berjuang untuk mengendalikan supaya pelaksanaan bisa berjalan cocok dengan rencana dan meyakinkan apakah destinasi organisasi tercapai. Apabila terjadi pembiasan di mana letak penyimpangan tersebut dan bagaimana pula perbuatan yang dibutuhkan untuk mengatasinya.Selanjutnya diajukan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pemantauan mempunyai lima tahapan, yaitu:
- Penetapan standar pelaksanaan; Penentuan pengukuran pengamalan kegiatan;
- Pengukuran pelaksanaan pekerjaan nyata;
- Pembandingan pelaksanaan pekerjaan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan
- Pengambilan perbuatan koreksi, bila diperlukan.
Mengadopsi faedah manajemen dari semua ahli, faedah manajemen yang cocok dengan profil kinerja edukasi secara umum ialah melaksanakan planning, organizing, staffing, coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling.
Namun demikian dalam operasionalisasinya dapat dipecah dua yaitu faedah manajemen pada tingkat/level makro/masso laksana departemen dan dinas dengan melakukan faedah manajemen secara umum dan pada level institusi edukasi mikro yakni sekolah yang lebih menekankan pada faedah planning, organizing, motivating, innovating, controlling.
Demikian pun yang ada dalam kitab Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen Pendidikan oleh Husnul Yaqin dilafalkan paling tidak terdapat lima bagian pentng yang mesti terdapat dalam manajemen edukasi yang anda coba lihat isyarat-isyaratnya dalam al-Qur’an yang meliputi:
- Planning (perencanaan)
- Organizing (pengorganisasian)
- Actuating (penggerakan)
- Communication (komunikasi)
- Controlling (pengawasan)
Fungsi-fungsi manajemen ini berlangsung saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sampai-sampai menghasilkan apa yang dinamakan dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebetulnya adalahproses interaksi antara sekian banyak fungsi manajemen.
Dalam perspektif persekolahan, supaya tujuan edukasi di sekolah dapat terjangkau secara efektif dan efisien, maka proses manajemen edukasi mempunyai peranan yang amat vital. Karena bagaimana juga sekolah adalahsuatu sistem yang di dalamnya melibatkan sekian banyak komponen dan sejumlah pekerjaan yang butuh dikelola secara baik dan tertib.
Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, barangkali hanya bakal menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan edukasi pun tidak bakal pernah terjangkau secara semestinya.
Prinsip Manajemen Pendidikan
Henry Fayol menyampaikan prinsip-prinsip manajemen yang dipecah menjadi 14 bagian, yakni :
1. Division Of Work
Merupakan sifat alamiah, yang tampak pada masing-masing masyarakat. Bila masyarakat berkembang maka meningkat pula organisasi-organisasi baru menggantikan organisasi-organisasi lama. Tujuan daripada pembagian kerja ialah menghasilkan kegiatan yang lebih tidak sedikit dan lebih baik dengan usaha yang sama.
2. Authority and Responsibility
Authority (wewenang) ialah hak memberi instruksi-instruksi dan dominasi meminta kepatuhan.
Responsibility atau tanggung jawab ialah tugas dan fungsi-fungsi yang mesti dilaksanakan oleh seseorang pejabat dan supaya dapat dilaksanakan, authority (wewenang) mesti diserahkan kepadanya.
3. Discipline
Hakekat daripada kepatuhan ialah disiplin yakni mengerjakan apa yang telah disetujui bareng antara pemimpin dengan semua pekerja, baik persetujuan tertulis, lisan ataupun berupa peraturan-peraturan atau kebiasaan-kebiasaan.
4. Unity Of Command
Untuk masing-masing tindakan, seorang pegawai mesti menerima instruksi-instruksi dari seorang atasan saja. Bila urusan ini dilanggar, wewenang (authority) berarti dikurangi, disiplin terancam, keteraturan terganggu dan stabilitas merasakan cobaan, seseorang tidak akan mengemban instruksi yang sifatnya dualistis.
5. Unity Of Direction
Prinsip ini dapat diulas sebagai : “one head and one plan for a group of activities having the same objective”, yang adalahpersyaratan urgen untuk kesatuan tindakan, koordinasi dan kekuatan dan memusatkan usaha.
6. Subordination Of Individual Interest To General Interest
Dalam suatu perusahaan kepentingan seorang pegawai jangan di atas kepentingan perusahaan, bahwa kepentingan lokasi tinggal tangga mesti lebih dahulu daripada kepentingan anggota-anggotanya dan bahwa kepentingan negara mesti didahulukan dari kepentingan penduduk negara dan kepentingan kumpulan masyarakat.
7. Remuneration of Personnel
Gaji daripada pegawai ialah harga daripada layanan yang diserahkan dan mesti adil. Tingkat gaji diprovokasi oleh ongkos hidup, permintaan dan penawaran tenaga kerja.Di samping itu supaya pemimpin menyimak kesejahteraan pegawai baik dalam kegiatan maupun luar pekerjaan.
8. Centralization
Masalah sentralisasi atau disentralisasi ialah masalah pembagian kekuasaan, pada sebuah organisasi kecil sentralisasi bisa diterapkan, akan namun pada organisasi besar mesti diterapkan disentralisasi.
9. Scalarchain
Scalar chain (rantai skalar) ialah rantai daripada atasan berawal dari authority terakhir sampai pada tingkat terendah.
10. Order
Untuk ketertiban insan ada rumus yang mesti dipegang yaitu, sebuah tempat untuk masing-masing orang dan masing-masing orang pada lokasinya masing-masing.
11. Equity
Untuk memicu pegawai mengemban tugasnya dengan kesungguhan dan kesetiaan, mereka mesti diperlakukan dengan ramah dan keadilan. Kombinasi dan keramahtamahan dan keadilan menghasilkan equity.
12. Stability Of Tonure Of Personnel
Seorang pegawai memerlukan waktu supaya biasa pada suatu kegiatan baru dan supaya berhasil dalam mengerjakannya dengan baik.
13. Initiative
Memikirkan suatu rencana dan meyakinkan keberhasilannya adalahpengalaman yang memuaskan untuk seseorang. Kesanggupan untuk berfikir ini dan keterampilan melaksanakan ialah apa yang dinamakan inisiatif.
14. Ecsprit de Corps
“Persatuan ialah kekuatan”. Para pemimpin perusahaan mesti berbuat tidak sedikit untuk merealisir ulasan itu.
Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Adapun ruang lingkup menajemen edukasi ini secara lebih mendetail dapat di sampaikan sebagai berikut:
- Manajemen kurikulum, mencakup perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian kegiatan tentang pengumpulan mata pelajaran/mata kuliah yang diajarkan/dipasarkan, masa-masa jam yang tesedia, jumlag guru beserta pembagian jam pelajaran, jumlah kelas, penjadwalan, pekerjaan belajar-mengajar, buku-buku yang dibutuhkan, program semester, evaluasi, program tahunan, kelender pendidikan, evolusi kurikulum maupun inovasi-inovasi dalam pengembangan kurikulum.
- Manajemen ketenagaan edukasi (kepegawwaian), mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian kegiatan penerimaan pegawai baru, mutasi, surat keputusan, surat tugas, berkas-berkas tenaga kependidikan, susunan umum kepegawaian, upaya penambahan SDM serta kinerja pegawai, dan sebagainya.
- Manajemen peserta didik, mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian kegiatan penggalangan penerimaan murid baru, pengamalan tes penerimaan murid baru, penempatan dan pembagian kelas, kegiatan-kegiatan kesiswaan, semangat dan upaya penambahan kualitas alumni dan sebagainya.
- Manajemen sarana dan prasarana pendidikan, mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian kegiatan pengadaan barang pembagian dan pemakaian barang (inventaris), perbaikan barang, dan tukar tambah maupun penghapusan barang.
- Manajemen keuangan/ pembiayaan pendidikan, mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian kegiatan masuk dan keluarnya dana, usaha-usaha mencari sumber pendanaan sekolah seperti pekerjaan koperasi serta pemakaian dana secara efisien.
- Manajemen/administrasi perkantoran, mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian kegiatan kantor supaya memberikan pelayanan yang terbaik untuk semua orang yang memerlukan serta bersangkutan dengan pekerjaan lembaga.
- Manajemen unit-unit penunjang pendidikan, melipiti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan ddan penilaian kegiatan unit-unit penunjang, misalnya tuntunan dan penyuluhan (BP), perpustakaan, UKS, pramuka, olahraga, kesenian, dan sebagainya.
- Manejemen layanan eksklusif pendidikan, mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian kegiatan pelayanan khusus, contohnya menu makanan/konsumsi, layanan antar jemput , tuntunan khusus di rumah, dan sebagainya.
- Manajemen tata lingkungan dan ketenteraman sekolah mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian tata ruang kesatunan sekolah, kesucian dan ketertiban sekolah, serta ketenteraman dan kenyamanan lingkungan sekolah.
- Manejemen hubungan dengan masyarakat, mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian kegiatan hubungan masyarakat, contohnya pendataan alamat kantor/orang yang dirasakan perlu, hasil kerjasama, program-progran humas, dan sebagainya.
Manfaat Manajemen Pendidikan
Keith dan Girling dalam penelitiannya melafalkan “kontribusi manajemen edukasi terhadap keberhasilan dan kegagalan belajar siswa ialah sebesar 32%”. Dengan bertumpuh pada landasan tersebut, pendidikan mengawali usahanya dengan betul-betul untuk mengembangkan sebuah teori dan ilmu administrasi pendidikan.
Seorang kepala sekolah yang memanajemen sekolah tanpa pengetahuan manajemen edukasi tidak bakal bekerja secara efektif dan efisien, jauh dari mutu, dan keberhasilannya tidak bakal meyakinkan. Pengetahuan dan atau teori mengenai manajemen edukasi sangat diperlukan dan mesti dicerna oleh seorang kepala sekolah sebab tanpa teori manajemen seorang kepala sekolah akan mengerjakan pekerjaannya dengan terkaan dan pendapatnya saja.
Teori manajemen edukasi akan sangat menolong para kepala sekolah dalam menuntaskan tugas dan tanggung jawabnya sebab teori ialah pernyataan mengenai prinsip-prinsip umum yang terlihat meramalkan atau menyatakan kejadian-kejadian dengan teliti dan lebih baik dari terkaan sehingga saya dan anda bisa mengatakan bahwa prinsip-prinsip tersebut benar.
Coladarci menuliskan seorang kepala sekolah yang tidak mempelajari teori manajemen dalam mengelolah sekolahnya tidak bakal dapat menjangkau tujuan secara efektif sebab apa yang dilaksanakan untuk menjangkau tujuan mesti berpijak pada perilaku yang sistematis dan bersangkutan dengan konsep, asumsi, dan generalisasi teori manajemen..
Manajer sekolah butuh mempunyai pengetahuan yang mencukupi tentang manajer edukasi sebagai bekal kerja. Dengan kata lain, ia mempunyai filsafat manajemen yang bakal bermamfaat untuk:
- Pegangan dalam mengemban manajemen pendidikan.
- Melahirkan keyakinan diri untuk kepala sekolah dalam proses manajemen guna menjangkau tujuan sekolah.
- Memudahkan kepala sekolah dalam proses beranggapan guna memecahkan persoalan manajemen sekolah secara sistem.
- Memotivasi kepala sekolah guna mendapatkan sokongan dari staf sekolah dan unik partisipasinya.
- Selalu beranggapan efektif dan tepat guna dalam menjangkau tujuan
- Mengetahui batasan-batasan wewenang dalam manajemen dan memimpin sekolah.
Demikian Pembahasan Tentang Fungsi Manajemen Pendidikan: Pengertian Menurut Para Ahli, Tujuan, Prinsip, Ruang Lingkup dan Manfaat dari Pendidikanmu
Berita Artikel Lainnya: