Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Kerajaan Mataram? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: peninggalan kerajaan mataram islam beserta gambarnya.
Peninggalan Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan ini didirikan pada 1582 AD atau sekitar abad ke-17 M oleh keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pamanahan
Kerajaan ini didirikan di Jawa, yang memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di kepulauan ini karena merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Masa kejayaan Kerajaan Islam Mataram adalah ketika dipimpin oleh Sultan Agung. Ia terkenal karena kuat, ulet, dan berani, itulah sebabnya Sultan Agung menjadi penguasa negara Jawa.
Dengan otoritasnya, ia ingin seluruh Jawa berada di bawah pemerintahan Kerajaan Islam Mataram.
Kerajaan Islam Mataram didirikan untuk waktu yang lama, sekitar 4 abad.
Jadi tidak mengherankan jika kita memiliki banyak peninggalan yang masih bisa kita temukan di mana kerajaan ini berada.
Nah, bagi Anda yang penasaran dengan warisan, Anda bisa merujuk langsung di bawah ini.
1. Rumah tradisional
Rumah ini, yang diwarisi dari Kerajaan Islam Mataram, mengambil bentuk daerah kuno yang tampak seperti etnis.
Sekarang rumah tersebut telah dilindungi oleh pemerintah kota Yogyakarta.
2. Masjid Agung Surakarta
Masjid ini terletak di sebelah barat Istana Surakarta di sebelah utara alun-alun. Dibangun pada tahun 1763 oleh Paku Buwono (PB) III dengan desain Jawa dan Belanda Kuno.
Bagian bangunannya terbuat dari kayu dan dinding kayu.
Masjid Agung Surakarta digunakan untuk peninggalan Kerajaan Islam Mataram.
3. Masjid Agung Gedhe Kauman
Masjid ini sangat terhubung erat dengan Kerajaan Yogyakarta. Bangunan yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I terletak di utara Lapangan Yogyakarta di desa Kauman di Kec. Gondomanan, Yogyakarta.
Masjid Agung Gedhe Kauman memiliki aula utama tempat orang berdoa.
Kamar Muxura hanya digunakan oleh raja yang ingin berdoa.
Dan di samping ada gong yang digunakan dalam acara-acara tertentu.
4. Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning
Asal usul nama “Plosokuning” adalah bahwa ada pohon Ploso di sekitar masjid, yang daunnya berwarna kuning hingga masjid itu diberi nama Plosokuning.
Masjid yang dibangun oleh keponakan Kiai Mursodo dari Sri Sultan Hamengku Buwono I, memiliki luas 228 meter persegi.
Hotel ini terletak di belakang Masjid Agung Yogyakarta, lebih tepatnya desa Minomartani, Ngaglik, Sleman.
5. Masjid Kotagede
Masjid, yang digunakan oleh Kerajaan Islam Mataram sendiri sebagai pusat penyebaran agama Islam, dibangun pada 1640 dan masih di Kota Gede saat ini.
Masjid Kotagede masih dibentuk dengan agama Hindu dan Budha. Sejauh ini, masjid ini masih digunakan sebagai fungsi.
6. Pasar legi kotagede
Pasar yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram masih kokoh.
Meskipun telah direnovasi beberapa kali, masih ada bagian dari pasar tradisional ini yang berasal dari masa lalu.
Memiliki konsep Catur Tunggal Gatra atau menimbang empat perjalanan berbeda oleh orang Jawa.
- Pertama, istana sebagai pusat pemerintahan.
- Kedua, Alun-Alun sebagai pusat budaya.
- Ketiga, masjid sebagai pusat ibadah (saat itu).
- Keempat, pasar sebagai pusat ekonomi masyarakat.
7. Pertapaan Kembang Lampir
Kembang Lamir adalah tempat di mana Ki Ageng bermeditasi dan merencanakan bagaimana memajukan Kerajaan Islam Mataram.
Terletak di desa Giri Sekar, Panggang, Gunung Kidul dan rumah beberapa patung pendiri Kerajaan Islam Mataram, yaitu Panembahan Senapati, Ki Ageng Panahan dan Ki Jero Martani.
8. Kitab Sastra Gending
Karya ini dikenal sebagai peninggalan sastra kerajaan Mataram kuno, yang ditulis oleh Sultan Agung.
Itu berisi informasi tentang bagaimana bersikap sopan dan sopan di lingkungan apa pun dan dalam keadaan apa pun.
Dan juga termasuk bagaimana Belanda menyerang Batavia.
9. Meriam Segara Wana Dan Syuh Brata
Sultan Agung sebelumnya adalah seorang pemimpin Belanda bernama JP Ceon untuk raja Mataram Islam dan memberikan dua senjata militer besar dalam bentuk meriam, yang kemudian diberi nama Cannara Segara Wana dan Meruh Syuh Brata.
Alasan pemimpin Belanda memberikan meriam ini adalah karena Sultan Agung, yang adalah pemimpin kerajaan Islam terbesar, berjanji untuk tidak menyerang Belanda di Batavia.
Baca Artikel Lainnya:
- Materi Tenis Meja
- Pengertian Teks Eksplanasi
- Materi Teks Eksposisi Hortatorik
- Materi Teks Eksposisi Analitik
- Materi Seni
- Materi Hukum