Pengertian Naskah

Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Naskah? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain:  contoh teks naskah drama pendek, lucu, teater dan persahabatan.

Naskah-Drama

Jika kita paham dunia sastra, tentu Anda telah mengenal dengan baik apa tersebut drama. Drama pada dasarnya adalah lakon yang dibintangi oleh aktor. Jika dirunut sejarahnya, drama sebagai di antara kerja seni ini berasal dari Yunani Kuno.

Kata drama sendiri juga dipungut dari bahasa Yunani. Drama berasal dari dua kata (Yunani) yang andai dipadankan dalam Bahasa Indonesia, sama dengan “aksi” dan “perbuatan”. Sebagai di antara karya seni, drama terbilang kompleks karena melibatkan tidak sedikit unsur. Salah satu yang sangat penting ialah naskah drama.

Mereka yang bergeliat dalam dunia drama tentu paham bagaimana pentingnya naskah drama itu. Naskah ini mencakup kisah dan narasi dialog semua pemain guna menghidupkan kisah yang diusung. Keberhasilan drama dibuka dari penguasaan semua aktor terhadap naskah drama tersebut sendiri.

Jadi, mutlak dibutuhkan adanya naskah drama yang baik supaya mudah dicerna mereka yang mendalaminya. Berikut kami sajikan sejumlah contoh naskah drama yang dapat Anda cermati supaya pemahaman tentang naskah drama jauhl lebih komprehensif.


Contoh Teks Naskah Drama

Berikut ini terdapat sejumlah contoh naskah drama, terdiri atas:


1. Contoh Naskah Drama Pendek 5 Orang

Persahabatan

Ibandi: “Din, Aku mohon jawaban soal nomor 5 dan 6!”

Andine: “A dan C”

Yensieta: “kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?

Ibandi: “10 A, 11 D, nomor 15 Aku belum”

Aldiansyah: “Wheeii, tidak boleh kencang-kencang nanti gurunya dengar”

Yensieta: “Soalnya susah sekali, masih tidak sedikit yang belum Aku kerjakan”

Mereka berempat saling contoh-menyontoh laksana siswa lainnya. Tapi tidak dengan Budiman, ia tampak rileks dan menggarap soal ujian sendiri tanpa Nyontek.

Ibandi: “Bud,kamu telah selesai?”

Budiman: “Belum, bermukim 3 soal lagi”

Ibandi: “Aku mohon jawaban nomor 15 hingga 20 Bud!”

Budiman: “Tidak Bisa Ban,”

Ibandi: “Kenapa? Kita kawan bud, anda harus kerjasama”

Andine: “Iya Bud, anda harus kerja sama”

Aldiansyah: “Iya, anda kan yang sangat pintar disini bud”

Budiman: “tapi bukan kerjasama laksana ini teman-teman”

Yensieta: “Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”

Budiman: “Nyontek atau juga memberi contek ialah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak inginkan mencotek sebab dosa, demikian pula member contek ke kalian. Maafin aku ya..”

Yensieta: “Tapi ketika ini, paling mendesak Bud”

Andine: “Iya Bud, tolong kami”

Budiman: “tetap tidak bisa”

Aldiansyah: “Ya sudahlah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.” (marah dan kesal)

Ibandi: “biarkan, anda lihat di kitab saja”

Ibandi kemudian mengeluarkan kitab dari kolong bangkunya secara diam-diam, lantas melihat formula dan jawaban di dalamnya. Lalu Yensieta menanyakan hasilnya.

Yensieta: “Bagaimana Ban? Ada tidak?

Ibandi: “ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”

Kareana suara Ibandi yang agak tersiar keras, Guru juga mendengarnya dan mendekat mereka berempat.

Pengajar: “Kalian ini, Nyontek terus. Keluar kalian”

Mereka berempat di hukum di lapangan untuk memuliakan tiang bendera.

Ibandi: “Aku tidak menduga akan laksana ini”

Andine: “Aku pun tidak menyangka, bakal dihukum”

Yensieta: “Seharusnya anda belajar ya”

Aldiansyah: “Iya, Budiman benar”

Ibandi: “Disaat laksana ini, baru anda menyadarinya yah!”

Yensieta: “Aku menyesal!”

Aldiansyah, Andine & Ibandi: “Aku juga” bersama

Setelah tersebut Budiman terbit dari ruang belajar dan mendekat mereka. Kemudian Budiman ikut berdiri hormat laksana yang lain.

Andine: “kenapa bud? Kamu di hukum juga?”

Budiman: “Tidak, Aku hendak menjalani hukuman kalian juga. Kita kawan kan? Aku hendak kita bersama”

Yensieta: “Aku bercita-cita ini menjadi siswaan anda semua”

Andine: “dan tidak anda ulangi lagi”

Aldiansyah: “Kita kawan sejati”

Lantas mereka seluruh menjalani hukuman dengan sarat canda dan tawa. Ternayata persahabatan bisa menjadikan semuanya lebih baik.


2. Contoh Naskah Drama 5 Orang

Ini ialah pagi yang cerah. Mita dan Doni, dua orang siswa ruang belajar VII sedang asyik membaca-baca kitab Biologi di koridor sekolah. Pasalnya nanti siang bakal ada ulangan harian mata latihan tersebut. Kemudian datang Anggi, kawan mereka.

Anggi: “Mit, Don, rajin sekali kalian berdua!”

Mita: “Iya dong, tugas anda sebagai pelajar kan memang mesti belajar. Hehehe…”

Anggi: “Iya pun sih. Eh ngomong-ngomong kalian tahu tidak, ada siswa baru yang bakal masuk ke ruang belajar kita hari ini.”

Doni: “Oh ya, siapa namanya? Lelaki atau perempuan?”

Anggi: “Lelaki, namun aku pun belum tahu siapa namanya dan laksana apa rupanya.”

[Bel sekolah berbunyi]

Mita: “Eh mari masuk kelas!”

[Ketiganya menginjak ruang kelas. Ibu guru masuk bareng seorang siswa baru.]

Ibu Guru: “Selamat pagi, anak-anak. Hari ini anda kedatangan rekan baru dari Aceh, ia bakal menjadi rekan sekelas kalian. Silakan perkenalkan dirimu, nak!”

Ridwan

Ridwan: “Selamat pagi, teman-teman. Nama saya Muhammad Ridwan. Saya berasal dari Aceh.”

Mita [berbisik pada Anggi]: “Jauh sekali ya, dari Aceh pindah ke Bandung!”

[Anggi melulu mengangguk tanda setuju]

Ibu Guru: “Ridwan, anda duduk di belakang Doni ya [menunjuk suatu meja kosong]. Bagi sementara anda duduk sendiri dahulu sebab jumlah murid di ruang belajar ini ganjil.”

[Ridwan segera duduk di kursi yang disediakan]

Ibu Guru: “Ya baiklah, kini kita mulai latihan hari ini. Buka kitab kalian di halaman 48….”

[Pelajaran juga dimulai]

Tiba saatnya jam istirahat. Ridwan, yang belum mempunyai teman, diam saja duduk di kursinya seraya menunduk. Rupanya belum terdapat yang inginkan mendekati Ridwan. Semua murid di kelas tersebut masih sungkan dan melulu mau tersenyum saja padanya tanpa berani menyuruh ngobrol lebih lanjut.

Doni: “Psst, Mit, Nggi, jajaki lihat anak baru itu, sendirian saja ya!” [berbisik pada Mita dan Anggi ketika mereka baru pulang dari kantin]

Mita: “Ayo anda dekati saja.” [Ketiganya mendekat Ridwan]

Anggi: “Hei, Ridwan. Kenalkan, aku Anggi, ini Ridwan dan Mita [menunjuk kedua temannya].”

[Ketiganya duduk di sekeliling Ridwan]

Ridwan: “Hai, salam kenal.”

Doni: “Kamu kok tidak jajan ke kantin?”

Ridwan: “Aku… Aku bawa bekal makanan [pelan sekali, seraya tertunduk].”

Mita: “Oh begitu, rajin sekali kamu, Wan!

[Keempat murid ini mulai tercebur obrolan enteng sehingga Ridwan merasa ditemani]

Saat jam kembali sekolah, Ibu Guru memanggil Anggi dan Doni yang berkeinginan pulang ke rumah.

Ibu Guru: “Anggi, Doni! Ke sini sebentar. Ibu inginkan menanyakan sesuatu.”

[Anggi dan Doni mendekat Ibu Guru]

Doni: “Ada apa, Bu?”

Ibu Guru: “Itu, bagaimana perilaku Ridwan di kelas? Apakah ia dapat membaur?”

Doni: “Dia agak pendiam, Bu. Dan suka membungkuk saat berbicara.”

Anggi: “Tadi di jam istirahat, kami berdua dan Mita berjuang mendekatinya. Kami mengobrol lumayan lama, ia anak yang baik kok, melulu saja ia laksana agak tidak cukup percaya diri dan muram.”

Ibu Guru: “Hmm… begitu ya. Anak-anak, Ridwan ialah salah satu korban selamat tragedi tsunami Aceh sejumlah bulan yang lalu. Kedua orang tuanya tewas terhempas ombak. Kini melulu tinggal ia dan adik perempuannya, Annisa. Annisa masih duduk di ruang belajar 4 SD, di SD V kota anda ini.”

Anggi: “Ya Tuhan, sungguh berat cobaan yang menimpanya…”

Ibu Guru: “Iya. Untungnya, seorang pamannya bermukim di Bandung sampai-sampai ia dan adiknya bermukim di sini. Mereka termasuk masyarakat prasejahtera, sampai-sampai Ridwan benar-benar mesti berhemat. Pamannya berbicara pada Ibu tadi pagi, ia tak dapat memberi duit jajan yang lumayan untuk Ridwan sampai-sampai Ridwan mesti bekal nasi masing-masing hari supaya tidak lapar di sekolah.”

Doni: “Oh layak saja tadi jam tidur ia tidak ke kantin.”

Ibu Guru: “Ya sudah, Ibu cuma inginkan bilang begitu. Kalian berbaik-baiklah dengannya. Temani dia supaya tak merasa kesepian dan terus berduka.”

[Anggi dan Doni pamit lantas pulang]

Di rumahnya, Doni terus menerus memikirkan rekan barunya, Ridwan. Akhirnya ia mendapatkan sebuah ide. Dikabarkannya Anggi dan Mita melewati SMS. Keesokan harinya di jam istirahat….

Doni: “Eh, kalian membawa apa yang aku bilang kemarin, kan?”

Mita: “Bawa dong. Ayo anda dekati Ridwan.”

Anggi: “Ridwan, bolehkah kami bertiga santap bersamamu?”

Ridwan: [kikuk dan kebingungan] “Eh, um.. boleh saja..”

Doni, Anggi, dan Mita menerbitkan bekal makanan mereka. Ketiganya pun membawa makanan camilan guna dimakan bersama-sama, pasti saja Ridwan pun kebagian. Dengan makan bareng setiap hari, mereka bercita-cita bisa menciptakan Ridwan lebih ceria. Setelah makan…

Ridwan: “Terima kasih, teman-teman. Kalian paling baik kepadaku.”

Mita: “Kamu ini bicara apa, sih? Kita kan teman, lumrah saja andai kita saling bersikap baik.”

Semenjak tersebut Ridwan menjadi semakin powerful karena sokongan teman-teman barunya. Siswa-siswa beda di kelas tersebut pun tidak sedikit yang bergabung membawa bekal guna dimakan bersama-sama pada jam istirahat. Suasana menjadi semakin menyenangkan.


3. Contoh Naskah Drama Lucu 5 Orang

Tokoh:

  1. Rio : Cerdik, pandai mengeles, & penipu level akut.
  2. Asep : Sangar, tegas, & emosional
  3. Renata : Kepo, komentator, cerewet, & puitis yang dipaksakan.
  4. Renal : Semuanya di bawah standar
  5. Ririn : Pintar, disiplin, rajin, & baik hati

DIALOG

Di suatu meja yang berada di suatu kelas. Di sebuah ruang belajar yang sedang di sekolah.Di sebuah sekolah yang entah terdapat ataupun tidaknya. Hiduplah 4 orang siswa yang sedang bahagia-bahagianya, tetapi semua itu berubah ketika ulangan akan datang.
Renata : “ Eh. Kalian udah ngapalin bikin ulangan besok?“ (Datang )
Rio : “ Belum “
Renal : “ Innalillahi “
Renata : “ What the hell, Oh my God. Kalau kualitas ulangannya jelek, besok dihukum “
Renal : “ Paling hukumannya lari di lapangan “
Renata : “ Bukan. Hukumannya pelajara ntambahan setiap kembali sekolah “
Renal : “ Innalillahi “
Rio : “ Aku periksa dulu, barang kali guru “ ( Berangkat )
Renal : “ Ngapalin bab yang mana a- “
Rio : “ Ada guru “ ( Dateng ) ( Semua menyaksikan kepintu )
Ririn : “ Loh. Kok sepi?“ (Datang )
Renal : “ Huuu. Katanya terdapat guru “ (Nepuk bahu Rio )
Rio : “ Iya ini guru. Guru masa mendatang “
Ririn : “ Kamu dapat aja “
Renata : “ Kamu udah ngapalin Rin? “
Ririn : “ Udah dong. Ririn “
Rio : “ Ellleh. Aroganamet “
Ririn : “ Biarin “
Renata : “ Udah-udah tidak boleh berantem “
Renal : “ Iya, dari pada berantem mendingang ini, siapa yang kualitasnya sangat gede, Dirinya yang menang, & yang menang dapat nyuruh 1 kali terhadap yang kalah “
Ririn + Rio : “ Setuju! “
( Asep datang dari belakang )

Asep : “ Bapa pun setuju! “
Ririn & Rio terus mempersiapkan ulangannya matang-matang. Ririn mengerjakan gerakan 3B yakni Belajar, Ber’doa, & Berusaha yang telah biasa dilakukan. Sedangkan Rio mencakup semua bab & menulisnya di kertas kecil untuk besok dihapal ketika ulangan dengan kata beda nyontek. Akhirnya ketika ulangan juga tiba.
Asep : “ Baiklah anak-anak, buka eksemplar soalnya se-se-sekarang “
Ririn : “ Bismillah “ ( Membuka & memenuhi soal)
Rio : “ Ini mah ringan “ ( Membuka soal ) ( Saat Asep berbalik menempelkan kertas di punggung Asep guna menyontek )
Rio : “ Kalo gini kan ga akan ketahuan “ ( Ngisi )
Asep : “ Bapa terbit dulu, tidak boleh nyontek, tidak boleh kerjasama, & tidak boleh ribut “ ( Keluar )
Rio : “ Rencana B “ ( Nyilang kaki & di alas sepatunya terdapat contekan )
Rio : “ Ah. Bukan yang ini “ ( Buka baju penghabus di dalamnya terdapat contekan “
Rio : “ Ah yang ini “ ( Nulis ) ( Ngeluarin contekan dari dasi )
Rio : “ Ah yang ini pun “ ( Nulis )
Rio : “ Berakhir “ ( Liat Ririn & yang lainnya tetap belum selesai )
Akhirnya ulangan selesai & kemarin harilalu Asep menyalurkan hasil ulangan.
Asep : “ Ini “ ( Membagikan )
Ririn : “ Ye. Kualitasku 85 “
Renal : “ Hahaha. Aku ding 65, naik 5 dari ulangan yang kemudian “
Rio : “ Lah. Pak, kok kualitas Saya 50? “
Asep : “ Tersebut karena soal nomor 11-20 di balik kertas ga anda isi “
Rio : “ Aduh. Kok bapa ga kasih tahu Saya? “
Asep : “ Kamu itu seharuslahny abisa tahu dengan sendirinya, jangan sembrono “
Renata : “ Siap-siap terima perintahRirinaja “
Rio : “ Iya deh iya “
Ririn : “ Dengan ini Saya nyatakan Kamu jangan nyontek lagi “
Asep : “ Sehingga Kamu nyontek?. Kualitas Kamub apa kekurangani 6, sampai-sampai kualitas Kamu -1 “ (Mukul kepala Rio )
Akhirnya Rio tidak memakai teknik yang yang kotor lagi. Dirinya menjadi lebih giat belajar &lebih berhati-hati dalam memenuhi soal.

TAMAT


4. Contoh Naskah Drama Bagi 6 Orang

Wanita dan Persahabatan
Ini cerita menceritakan semua pemuda yang berstatus sebagai santri yang bermukim dikamar yang namanya F3, mereka ialah sahabat yang tidak jarang kali kompak dan setia kawan. Pada suatu saat mereka berkelakar ria dan bergurau satu sama lain. Pada sebuah hari si-restu jatuh cinta pada seorang perempuan yang mempunyai nama dinda dia paling ngebet sekali pada si cewek bakal tetatapi si-restu tertutup tidak terbuka.

Tapi kesudahannya teman-teman kamarnya curiga sebab restu tidak jarang melamun dan tersenyum sendiri dan terjadilah guyonan dari teman- rekan kamarnya. Dan restu juga bercerita karena dibujuk oleh teman-temannya, tetapi tanpa disangka-sangka diantara rekan restu terdapat yang pun suka untuk dinda. Dan dia marah mendengar keterangan restu dia ialah abdul karim anak pedagang bawang. Terjadilah permusuhan diantara mereka berdua dan kesudahannya mereka memilih persahabatan dari pada bermusuhan karena wanita.

Tokoh-Tokoh

Peran Utama :

  1. Restu

Peran Pembantu :

  1. Abdul
  2. Dinda
  3. Ades
  4. Dodi

Peran Piguran :

  1. Rio

Pada sebuah hari asrama wilayah “F” kamar F3 terdengar pembicaraan diselai chanda tawa…

Rio : eh… tau gak kini tanggal berapa?

Adit : terdapat apa loe tanya-tanya tanggal mang terdapat yang urgen tah..?

Rio : he…3X gak da apa-apa sih Cuma’ goe dah nipis nie duit jajan nyaris ludes. Nyahut abdul…

Abdul : kini tanggal 21 april yo…makanya tidak boleh boros jadi orang itu, terus bila sudah gini anda pasti inginkan pinjam duit lagi yah ma aku…

Rio : He…he..kok tau..

Ades : yah..gimana gak inginkan tau, wong tersebut sudah jadi teradisi kamu bila kirimanya berakhir pinjam ke dullah..

Rio : yah kan gak papa gua ganti entar bila udah kiriman, lagian dullah kan duit jajannya banyak. Lalu adit yang awalnya tidur bangun ikutan menyahut…
Adit : yah bila dullah tersebut kan anaknya juragan bawang jadi santai aja kan dull..tinggal mohon aja ma bokap lo tuh.

Abdul : yah makasih ocehannya..

Dan sejumlah hari lantas di sekolah…

Bruk…..(restu tidak sengaja menabrak seorang gadis yang gadis tersebut ternyata ialah dinda)

Dinda : eh kamu tersebut kalau jalan liat-liat napa sih..gak punya mata yah..

Dan si restu hanya takjub melihat dinda lagi marah pada dirinya…

Dinda : hei kak…kok jadi takjub sih.mang terdapat yang lucu tah…

Restu : O o o,sorry yah aku gak sengaja, soalnya aku tadi terburu-buru inginkan ke toilet. Maaf yah..maaf yah….

Dinda : makanya bila jalan liat-liat napa tidak boleh ngelamun terus entar kesambet setan lo.. kak. ya telah saya maafkan..

Restu : eh BTW kamu tersebut nak mana sih…kok aku baru kini liat anda disekolah?

Dinda : oh… aku anak baru kak disini pindahan dari SMANSA Jombang.

Restu : oh anda anak baru yah disini kenalin aku Restu anak XII bahasa, anda masuk dikelas mana?

Dinda : oh.. aku masuk di ruang belajar X ips.kak maaf yah tadi marah-marah abiz kakak sih pke acara nabrak- nabrak segala.sorry yah kak

Restu : yah gak papa.oh ya nama anda siapa?

Dinda : namaku Dinda kak.

Restu : nama yang cantik sama dengan orangnya cantik juga…

Dinda : yeah..kalau buat buat orang GR kakak pinter..biasa aja dah kak gak usah berlebihan.

Restu : bila emang kenyataanya cantik gimana?

Dinda : aduh…kok jadi panjang gombalnya kak lumayan yah soalnya dinda inginkan masuk ruang belajar gak enak kalau disaksikan anak-anak yang lain.

Restu : ya sudah..GOOD LUCK yah…

Dinda : Assalamualaikum..

Restu : Walaikumsalam Dan mereka masuk kedalam ruang belajar masing-masing sampai bel kembali berdering menandakan KBM sudah selesai..

Restu : (tersenyum sendiri dalam kamarnya)

Restu : didalam hati restu menuliskan “seandainya aku dapat punya pacar laksana dinda betapa indahnya dunia ini”

Dibalik semua tersebut ternyata terdapat dua pasang mata yang sedang mengintip..

Dodi : eh…des restu mengapa yah dari kemarin- kemarinnya dia jarang santap dan melulu tersenyum sediri dan ngelamun?

Ades : barangkali dia kerasukan jin kali’atau belajar ekting teater?

Dodi : hah jaman kini masih percaya yang begituan, enggak lah barangkali dia lagi jatuh cinta kali’. Masak sih orang teater dapat jatuh cinta?

Ades : merupakan kan wong teater pun manusia. Biar gak penasaran anda tanyakan yuk…

Dodi : duar…ayo mengapa ini kok ngelamun sendirian seraya senyun-senyum?

Restu : ah.. anda ini kaget-kagetin aku aja. Gak terdapat apa-apa kok..

Ades : masak sih..

Restu : iya gak terdapat apa-apa.

Dodi : namun kenapa anda tersenyum sendirian?lagi jatu cinta yah…..

Restu : anda ini kalau diajak neliti orang pinter…kalu mang iya mengapa ayo??

Ades : yah gak papa, namun raja teater sekolah anda ini jatuh cinta sama siapa yah dod??

Dodi : sama siapa yah…

Restu : eh.. kok jadi wawancara nih..

Ades : restu..cerita mengapa sih ma kami, barang kali kami bisa tolong kamu?

Restu : namun janji yah tidak boleh gosipin aku, soalnya aku sangat anti ma gossip lagipula kalau hingga kedengngerran virda si-Ratu Gosip sekolah anda itu…

Dodi : yah.!!.kita janji gakkan gosipin anda disekolah,mang cewek yang anda cintai tersebut siapa sih..

Restu : dia tersebut anak baru sekolah kita tersebut lho..Si Dinda itu…

Ades : oh.. nak pindahan itu..

Restu : yah betul, namun aku malu yang inginkan ngungkapin perasaan ini?

Dodi : malu..masak sih anak teater yang telah jadi juara nasional ini malu. Mang kamu dapat malu pun yah tu..(dodi dan ades tertawa)

Restu : yah dipanggung itu mudah pren namun kalu masalah hati ke hati tersebut buat aku paling berat rasanya. Berraattt banget…..

Ades : ya telah aku doain aja yah.. semoga berhasil Dan diketika malam hari didalam kamar ada 7 anak, terdapat yang lagi copy paste tugas pr temanya, pun ada yang lagi baca komik..

Dodi : hei teman-teman seluruh pada tau gak neh terdapat berita baru?
Abdul : berita baru apa?

Ades : si-Raja teater sekolah anda lagi jatuh hati tuh..
Adit : wah ama siapa tuh…

Dodi : denger-denger sih………ama anak baru
Abdul : anak baru siapa?
Ades : dinda tersebut lho…

Abdul : apa !!! dinda?? (wajah abdul berubah jadi marah)

Abdul : eh..kamu tersebut gak tau terima kasih yah..udaah aku baik-baikin jadi rekan eh justeru mau ngambil orang yang aku sukai….

Restu : lho mang anda apanya dia kok jadi sewot begitu .

Abdul : memang aku bukan siapa-siapanya dia namun aku lebih dulu P_D_K_T ama tuh anak…enak aja anda ini..

Restu : terus mau anda apa??mau carok tahh…(dengan nada tinggi seraya menunjuk-nunjuk wajah Abdul)

Tanpa tidak sedikit bicara si-Abdul sudah menerkam pipi restu dan begitu pun sebaliknya namun perkelahian tersebut dapat dihentikan oleh teman-temannya dengan dipisahkan.

Adit : lho ini kok jadi cekcok sih…gara-gara wanita kalian jadi gelap mata. Gila apa…perempuan itu tidak sedikit jangan jadi orang bebal dengan cekcok kalian ini udah ruang belajar XII seharusnya dapat belajar dewasa. Ya sudah mari berdamai. Dan lupakanlah wanita itu, kini yang mesti kalian ingat ialah belajar dan belajar… supaya kalian lulus ujian nantinya.

Restu dan Abdul akhirnya berbaikan dan bersahabat kembali.

SELESAI…


5. Contoh Naskah Drama Persahabatan 6 Orang

Karena Sahabat

Dalam kehidupan remaja tidak jarang ada pertikaian. Begitulah yang dirasakan oleh dua kumpulan remaja siswa SMA Negeri 1 Watampone ini. Kelompok healthy (rahmi, ayu dan ewi) mereka bertiga ialah sahabat sejati yang selalu bareng dalam suka dan duka. Ketiga orang ini baik, pintar dan ramah. Tidak seperti kumpulan evil atau nama gengnya trio evil. Mereka bertiga paling keras, kejam dan tidak mempunyai rasa keprimanusiaan.

Suatu saat Dikantin

Rahmi, ayu dan dewi sedang sedang di kantin. Mereka sedang santap sambil bercerita. Tiba-tiba datanglah trio evil yang menyambar percakapan mereka.

Neni : Hey, kalian ! ngapain kalian disini ! (memukul meja)

Faisyah : Ini tuh lokasi khusus buat anda ! jadi loh mendingan cabut sana !

Aeni : Bener tuh ! Loe, Loe dan Loe out! (menunjuk ke Rahmi, Ayu dan Ewi)

Rahmi : Apa hak kalian mengenyahkan kami. Lagian inikan lokasi umum. Bukan lokasi bokap kalian !

Faisyah : Eh. Eh. Nih anak telah mulai melawan yah ! Apa butuh saya panggilkan satpam guna ngusir kalian!

Ayu : Yah silahkan saja panggil satpam. Kalian pikir kami fobia dengan kalian.

Neni : Kurang ajar kalian (hampir menampar Ayu, namun tiba-tiba Ewi berbicara)

Ewi : Hey jangan. Sudahlah, Biar kami saja yang mengalah. Ayo anda pergi dari sini.

Rahmi, ayu dan ewi juga pergi meninggalkan kantin.

Aeni : Akhirnya mereka pergi juga. Hahaha

Tidak lama lantas bel juga berbunyi. Semua murid memungut tasnya dan bergegas guna pulang.

Seperti seringkali grup healthy sering menggarap tugas di lokasi tinggal Rahmi. Jadi tiap senja Ayu dan Ewi datang kerumah Rahmi. Orangtua mereka pun telah saling mengenal satu sama lain.

Sore, dirumah Rahmi

Ayu+Ewi : Assalamualaikum (mengetuk-ngetuk pintu)

Rahmi : Waalaikumsalam (membuka pintu) silahkan masuk tuan putri (sambil mengulurkan tangannya kebawah)(sedang berkelakar untuk menghibur mereka)

Rahmi+Ayu+Ewi : hehehehehe

Mereka bertiga mengarah ke ke ruang tamu. Tempat dimana mereka sering menggarap tugas seraya berbagi cerita. Kali ini tugas yang dikerjakan ialah tugas bahasa indonesia yaitu menciptakan proposal. Mereka kemudian mengeluarkan kitab dari tas. Tapi kali ini mereka tidak dapat menyelesaikannya sebab ada bentrokan di samping lokasi tinggal Rahmi. Entah kenapa orang tersebut sangat ribut. Mungkin terdapat masalah di family mereka.

Ayu : Aduh, berisik amat! Mana dapat kita selesaikan tugas ini bila situasinya begini.

Ewi : Tetanggamu mengapa sih? Kok heboh amat!

Rahmi : Aku pun nga tau nih. Nga biasa-biasanya mereka ribut laksana ini.

Mereka bertiga terbit rumah untuk menyaksikan situasi. Ternyata keributan tersebut datang pada lokasi tinggal faisyah. Diluar lokasi tinggal Faisyah ada kumpulan trio evil yang sedang kebingungan. Kelompok healthy pun mengarah ke ke lokasi tinggal faisyah.

Rahmi : faisyah, terdapat apa dengan kamu?

(faisyah melulu nangis dan merunduk)

Neni : Ngapain loh kesini! Sudah kembali sana, mengganggu aja!

Aeni : Loh kok masih disini. Kalian budek ya! Kami bilang pergi dari sini !( dengan suara yang kejam)

Faisyah : Sudahlah, tidak boleh husir mereka. Mereka kan rekan kita juga.

Neni : Kamu kenapasih faisyah? Kenapa harus lo bela mereka?

Aeni : Faisyah, kamu berakhir kesambet batu yah ?

Faisyah : Sudahlah, hentikan semua ketidaktahuan ini.

Neni : Maksudloh apasih? Gue nga memahami dengan seluruh ini!

Aeni : Baiklah kalo ini inginkan kamu. Kami bakal menurutinya.

Ayu : Kok anda sedih sih faisyah? Emengnya terdapat apa?

Faisyah : Aku tidak berakhir pikir. Kenapa sih orangtuaku selalunya bertengkar. Apa mereka tidak lelah dengan seluruh ini?

Ewi : Kamu yang sabar yah faisyah.

Faisyah : Tapi aku telah benar-benar tidak tahan lagi. Hampir masing-masing hari dan setiap ketika aku mendengar bapak dan ibuku bertengkar.

Rahmi : Mungkin memang ketika ini bapak dan ibumu sedang terdapat masalah. Berdoa sajalah, semoga masalah mereka segera dapat diatasi.

Neni : Kami pun bakal turut berdoa supaya orangtuamu tidak cekcok lagi.

Faisyah : Hatiku hancur masa-masa mendengar ibuku mohon cerai. Seandainya mereka benar-benar bercerai, aku mesti ikut siapa? aku malu, malu dan paling malu sekali teman-teman.

Aeni : Aku memahami sekali perasaanmu, tapi anda juga tidak boleh sampai terlampau sedih sebab aku khawatir bila kamu terlalu kecil hati nanti justeru akan memprovokasi fisikmu.

Rahmi : Iya faisyah. Semua ini tentu ada jalan keluarnya kok.

Faisyah : Ah biarlah, sekiranya aku sakit, barangkali orang tuaku tidak peduli sama sekali.

Ayu : Tidak terdapat orang tua yang tidak peduli dengan anaknya.

Ewi : Mungkin ketika ini mereka berdua sedang terdapat masalah jadi mereka tampak sibuk dengan hal mereka sendiri.

Faisyah : Percuma aku punya orang tua bila setiap hari isinya cekcok saja. Apa mereka berdua tidak malu dengan tetangga yang sudah tentu mendengar suara mereka bertengkar?

Rahmi : tapikan biar bagaimana pun pun dia tetap orangtuamu.

faisyah : Saya mesti bagaimana (sambil membungkuk dan menangis)

neni : ucapkan bahwa anda merasa paling tidak nyaman bila mereka berdua bertengkar.

Faisyah : bakal saya coba

Aeni : Nah, kamu tidak boleh sedih lagi ya. Ayo donk tersenyum lagi (sambil mengelus air mata faisyah)

Faisyah : terimakasih yah. Kalian sudah hendak menjadi temanku. Dan memberiku motivasi dengan cobaan ini. Aku sayang kalian semua.

Rahmi : kami pun sayang kok sama kamu.

Mereka seluruh lalu berpelukan.


6. Contoh Naskah Drama Teater

Cinta Segitiga

Babak 1

Narator memberi instruksi untuk pemeran Nira, Jim dan Bu Shinta guna masuk kedalam setting yang sama. Disini mereka bertiga sedang di sebuah lokasi tinggal besar dan megah kepunyaan Bu Shinta. Nira datang sebagai penolong baru di lokasi tinggal Bu Shinta dan unik perhatian Jim.

Alur Cerita

Nira : Permisi, selamat siang.
B. Shinta : Siang, ada butuh apa?
Nira : Apa benar ini lokasi tinggal Bu Shinta?
B. Shinta : Ya, betul. kita siapa ya?
Nira : Perkenalkan saya Nira, penolong kiriman dari makelar Pak Gusni.
B. Shinta : Oh kirimannya Gusni. Oke, anda masuk aja ke belakang. Taruh dagangan bawaan anda di kamar dekat taman belakang. Sesudah tersebut temui saya di ruang tamu.

Nira berlangsung perlahan kearah taman belakang. Namun, sebab rumahnya paling besar maka ia juga tersesat sampai ke suatu ruangan kerja yang letaknya pun dekat dengan taman belakang.

Jim : Siapa kamu?
Nira : Eh! Oh! Anu.. Saya penolong baru, Mas. Saya nggak tahu kamar saya dimana.

Jim terpana begitu Nira menoleh. Ia terpukau dengan paras Nira yang cantik dan lugu.

Jim : Pembantu? Oh. Kamar anda disana bukan disini.
Nira : Iya, maaf ya, Mas. Permisi.
Jim : Eh, nama anda siapa?
Nira : Nira, Mas…?
Jim : Jim. Nama saya Jim.
Nira : Ehm, iya, Mas Jim. Salam kenal.

Nira tersipu-sipu malu saat Jim menatapnya. Kedua mata Jim laksana tak dapat lepas dari paras cantik Nira. Tiba-tiba Bu Shinta masuk ke ruangan kerja tersebut.

Shinta : Nira! Ngapain anda disini? Saya tunggu anda di ruang tamu nggak datang-datang! Pantes aja, anda lagi godain anak saya?
Nira : Nggak.. Nggak, Bu. Ini nggak laksana yang Ibu lihat. Saya…
B. Shinta : Sudah diam! Sana pergi ke kamar kamu!

Nira selesai dari ruangan kerja, sedangkan Bu Shinta agaknya merasa curiga bahwa putra tunggalnya terpukau dengan keelokan Nira.

Shinta : Jim, anda ganti baju, gih! Sebentar lagi bakal ada tamu.
Jim : Hah? Siapa, Ma? Aku lagi tidak sedikit kerjaan, nih.
B. Shinta : Halah.. Kerjaan apa sih hari Sabtu begini. Sudahlah turuti ucapan-ucapan Mama. Lekas anda ganti baju.
Jim : Oke oke, Ma.

Babak 2

Tak lama lantas dua orang wanita bergaya modis datang ke Rumah Bu Shinta.
B. Bena : Permisi, Jeng Shinta.
B. Shinta : Eh, Jeng Bena! Ayo silahkan masuk. Ini anaknya ya?
B. Bena : Iya, Jeng. Ini anak saya satu-satunya. Pop, kasih salam sama Tante Shinta.
Poppy : Hai, Tante. Salam kenal. Saya Poppy.
B. Shinta : Hai, Poppy. Cantik sekali ya anaknya Jeng Bena ini.
B. Bena : Hehe.. Kan kayak mommynya, Jeng. Oya, mana nih putranya Jeng Shinta? Jadi kan rencana kita.
Poppy : Ih, Mom! Apaan sih.
B. Shinta : Oh, Poppy telah tahu ya? Hmm.. Bentar ya saya panggilkan. JIM! Sini, nak!

Jim datang bareng Nira. Karena tadi mereka sedang berbincang-bincang di belakang tanpa sepengetahuan Bu Shinta.

Shinta : Jim, ini Tante Bena dan yang cantik tersebut Poppy, anaknya. Cantik kan, Jim?
Jim : Siang, Tante Bena. Eh, halo Poppy. Aku Jim.

Poppy langsung bangkit dari duduknya dan terpana menyaksikan ketampanan dan kesantunan Jim. Ia langsung jatuh cinta pada pandangan kesatu dengan Jim.

Poppy : Hai, Jim.
B. Shinta : Nah, kalian telah saling kenal kan. Rencananya, Mama dan Tante Bena bakal menjodohkan kalian. Kalian sama-sama single, sama-sama alumni universitas luar negeri, mankanya kami rasa kalian sesuai untuk menjadi pasangan suami istri.
Jim : Hah? Mama bercanda? Perjodohan? Kenapa Mama nggak tanya ke aku dulu?
B. Shinta : Jim! Jaga perilaku kamu. Sepertinya nanti saya dan anda butuh bicara! Dan anda Nira! Sedang apa anda disini? Siapa yang suruh anda menguping percakapan kami?
Poppy : Tante, wanita ini siapa?
B. Shinta : Oh, dia penolong baru di lokasi tinggal ini. Tampaknya perjodohan anak anda ini mesti dipercepat, Jeng. Sebelum anak saya kena guna-guna dari penolong baru ini.
B. Bena : Wah, berani sekali nyalimu mendekati seorang pewaris perusahaan terbesar kelima di Indonesia, gadis kampung? Harusnya anda diri.

Nira melulu berdiri seraya menunduk. Ia kecil hati sekali mendapat penghinaan semacam itu. Nira memang menyenangi Jim meski ia baru saja mengenalnya. Ia juga merasa bahwa Jim pun menyukainya.

Jim : Ma, apa-apaan sih? Kok Nira disalahin? Jim nggak inginkan dijodoh-jodohkan begini. Aku inginkan pilih pasangan hidupku sendiri, Ma!
B. Shinta : Jim sayang, Mama tahu kamu melulu ingin main-main saja dengan penolong ini. Tapi bantu sudahi permainan anda itu. Karena cepat atau lambat anda akan menikah dengan Poppy.
Jim : Aku nikah dengan Poppy agar perusahaan kita meningkat maju sebab akan bergabung dengan perusahaan Tante Bena? Mama dari dulu nggak berubah. Satu lagi, aku nggak main-main sama Nira. Aku serius hendak kenal dia lebih jauh dan lebih dekat.
Poppy : Jim! Kita udah dijodohin. Apa-apaan sih anda nggak ngehargai aku yang calon istrimu ini?
Jim : Dijodohin? Calon istri? Dalam mimpi kamu. Yuk, Nir.
Jim menggandeng tangan Nira dan mereka pergi terbit rumah. Mereka naik mobil Jim dan pergi entah kemana. Sementara tersebut Bu Shinta terduduk lemas bingung mesti melakukan apa. Bu Bena mendinginkan Poppy yang sedang menangis.


7. Contoh Naskah Drama Bahasa Inggris 5 Orang

The following English text of this drama is drama in English for 5 people. As we know, there are a lot of sesungguhnya language that can be used in preparing a play, and one of them is English.

Title: Motivation

Characters: 1. Ryan 2. Tony 3. Letty 4. Santhy 5. Timothy

Dialogue of the drama

Ryan:
So far, I’ve learned a lot, but I wonder why my grades still are not good?

Tony:
Tolerance, if you’re still not good value that means you have to be more diligent in learning.

Letty:
True what is said Tony, if you’re more diligent in learning, then you can definitely good value.

Ryan:
But I’ve already been very diligent in learning?! Then less diligent how else?

Santhy:
Yes you have to be more diligent again. You have to remember, that success does not always come as we want. There are times when we still have to wait and be patient.

Timothy:
I agree with what was said by friends. What does it really Santhy.

Felt she was very diligent, Ryan was getting confused with his friends statement.

Ryan:
I’m so confused!

Letty:
Confused kepana?

Timothy:
Yeah, you wonder why, Ryan?

Ryan:
I’ve already learned the very hard, and as a result my grades still below the expectations I had. So what else should I do.

Tony:
Well, not every man is given a range of different ideas. So, if you think you have been studying very diligently, but you’re still ugly value, it means you have to stay consistent study hard and still maintain a sense of patience.

Letty:
Yes, I agree with what was said by Tony. Important that you stay focused course, then you will certainly value a lot better than now. Trust me!

Ryan also feel more comfortable with the advice given by Letty. He felt, maybe someday he will be much easier to understand the subjects.

Ryan:
Well, thank you very much for your advice Letty, and also advise all my friends. I will continue to focus on learning, hopefully the results will be better in the future again.

Tony:
of course!

Letty:
nice .. you should hold it!

Santhy:
Okay, do not worry .. anyway later you will most likely increase the value, even much better


8. Contoh Naskah Drama Bagi 7 Orang

Keong Mas

Tokoh :

Raja Daha

  1. Dewi Galuh Candra Kirana (Kirana)
  2. Galuh Ajeng ( Ajeng)
  3. Penyihir
  4. Nenek dari Desa Dadapan
  5. Raden Inu Kertapati
  6. Narator

ADEGAN 1

Di Istana Kerajaan Daha , hiduplah seorang Raja mempunyai nama Raja Daha bareng dua putrinya yang cantik jelita. Putrinya yang mempunyai nama Dewi Galuh Candra Kirana ialah seorang wanita yang ramah dan cantik. Dia bakal dinikahkan dengan pangeran dari kerajaan kahuripan, Raden Inu kertapati.

Raja Daha : “ Putriku, kemarilah!”
( Memanggil kedua putrinya)

Kirana : ( Menghampiri)
“ Ada apa, pa?”

Ajeng : ( Datang menyusul di belakang Kirana)
“ Apakah Papa pun memanggilku?”

Raja Daha : “ Iya, putriku. Ada yang hendak Papa ucapkan pada kalian berdua. Besok, Raden Inu Kertapati dari kerajaan Kahuripan bakal datang kemari.”

Ajeng : “ Lalu kenapa? Apa hubungannya sama kami, pa?”

Raja Daha : “ Papa sudah menciptakan perjanjian dengan Ayahnya, bahwa Papa bakal menikahkan di antara putri Papa dengan Raden Inu.”

Ajeng : ( Berbinar senang)
“ Siapa diantara kami yang bakal dinikahkan dengan Raden Inu, Pa?”

Raja Daha : “ Kami telah sepakat guna menikahkan Candra Kirana dengan Raden Inu.”

Kirana : ( Tersenyum gembira dan mendekap Raja Daha)
“ Thank you so much, Papa…Aku paling bahagia sekali. Pernikahan ini ialah impianku semenjak kecil….”

Raja Daha : “ Benarkah putriku? Kalau begitu memang tidak salah, Papa memilihmu sebagai calon isteri Raden Inu. Ayo, anda persiapkan segala sesuatunya guna menyambut kedatangan Raden Inu besok.”

Raja Daha dan Candra Kirana meninggalkan ruangan yang kini melulu dihuni oleh Galuh Ajeng . Meskipun Candra Kirana dan Ayahnya bahagia dengan pernikahan ini, ternyata Galuh Ajeng mempunya pendapat yang berbeda. Dia merasa marah dan kecewa.

Ajeng : “ Aku tidak setuju tentang pernikahan ini! Kenapa mesti Kirana yang dipilih dan bukan aku!? Padahal secara nyata jelas aku yang lebih cantik dari dia!! Huh, ini tidak adil! Hanya aku satu-satunya yang menjadi isteri Raden Inu!! Hanya aku, bukan Kirana! Sekarang apa yang mesti kulakukan?”
( Berpikir keras sembari mondar-mandir)
“ AHA! Aku punya Ide yang cemerlang!”

ADEGAN 2

Galuh Ajeng yang menciptakan sebuah rencana buruk guna Kirana segera pergi ke dalam hutan untuk mendatangi seorang penyihir.

Ajeng : “ Permisi!! Apa terdapat orang di sini!??”
Penyihir : “ Oh, yes! Silahkan masuk gadis cantik, kemarilah…”
Ajeng : “ Hm, aku memerlukan bantuanmu! Tolong tolong aku!”
Penyihir : “ Kamu hendak aku mengerjakan apa?”
Ajeng : “ Aku hendak pernikahan Kirana dengan Raden Inu dibatalkan!!”
Penyihir : ( Manggut-manggut)

“ Oh..ya..ya…ya aku memahami maksudmu. Lalu kamu hendak aku mengerjakan apa guna Kirana? Mengutuknya?? Kutukan apa yang anda inginkan? Berupa racun mematikan atau aku mengutuknya terpapar tetanus!!?”

Ajeng : “ Semuanya aku serahkan padamu! Yang jelas aku hendak Kirana menderita!!”

Penyihir : “ Ok, aku bakal mengutuk Candra Kirana sampai-sampai dia tidak bisa menikah dengan Raden Inu!!”

Ajeng : ( Tersenyum senang)
“ Terimakasih atas bantuanmu, senang berkolaborasi dengan penyihir sepertimu! Ini duit sebagai upah mula untukmu. Nanti bila kutukanmu berhasil, aku akan menyerahkan lebih tidak sedikit lagi!!”

Penyihir : ( Menerima duit itu)
“ Tentu saja! Sekarang aku bakal mempersiapkan kutukan untuknya…”
( Masuk ke dalam)

Ajeng : “ Akan kutunggu kabar darimu, penyihir!! Sampai jumpa!!”
( melambaikan tangan dan berkata sendiri dengan sinisnya)
“ Hahhaahaha…..Candra Kirana, saudaraku yang malang!! Sungguh kasihan sekali dirimu! Hahahaha!!!”

Adegan 3

Setelah meminta pertolongan pada penyihir, Galuh Ajeng pulang ke Istana dan hendak bertemu Raja Daha.

Ajeng : “ Papa…papa…papa dimana? Ada yang hendak aku bicarakan!!”

Papa : “ Ada apa putriku?”

Ajeng : “ Ini mengenai Candra Kirana, Papa.”
( Pura-pura panik)

Raja Daha : “ Ada apa dengannya?”

Ajeng : “ Dia…dia ternyata sekitar ini menjalin hubungan dekat dengan di antara pengawal kita, Pa…! Ini, aku mengejar surat cinta yang ditulis oleh Kirana guna pengawal tersebut di kamarnya!”

Raja Daha : ( Membaca surat tersebut dan murka)
“ APA!? Dasar gadis nakal, anak tak tahu diri! Sudah inginkan menikah justeru bercinta sama pengawal tidak cukup ajar itu!”

Ajeng : “ Papa, sabar pa…sabar…” ( Menenangkan dan diam-diam dia tersenyum sinis)

Raja Daha : “ Kirana!! Kirana!!!”

Kirana : “ Ada apa , Pa?”

Raja Daha : “ Ada apa, anda bilang!? Baca ini!!”
( Melempar surat tersebut ke muka Kirana)
“ Berani sekali kamu, yaa…!!”

Kirana : ( Membaca surat tersebut dan menggelengkan kepalanya dengan panic)
“ Oh, ini fitnah Papa! Aku tidak pernah melakukannya! Tolong Pa, percaya padaku!”

Raja Daha : “ Cukup!! Keluar anda dari istana ini! Keluar!! Kamu dengan pengawal brengsek itu, keluar!!!”

Kirana : ( Menangis)
“ Tapi, Pa…”

Raja Daha : “ KELUAR!!!”

ADEGAN 4

Candra Kirana merasa paling sedih dan dia juga meninggalkan istana. Dia pergi ke pantai dan disana dia bertemu si Penyihir.

Penyihir : “ Hwahahahaha!! Halo, Candra Kirana! Apa kabarmu, Hah? Kelihatannya anda sangat kecil hati hari ini? Hwahahaha…”

Kirana : “ Siapa kamu? Kenapa anda sangat buruk rupa?”

Penyihir : “ Diam! Aku ke sini guna mengutukmu menjadi keong!! Saudara macam mana saudaramu itu sampai dia hendak aku mengutukmu!!? Kamu tahu, dia tidak setuju dengan pernikahanmu! Hwahahaha!!”

Kirana : “ Apa? Galuh Ajeng inginkan mengutukku?!”

Penyihir : “ Ya iyalah! Masa ya iya dong?? Dasar wanita bodoh! Terima ini!! ABROKOKOK!! Hwahahaha!!”

Kirana : “ AAAAA!!!!” ( Berubah jadi keong)

Penyihir : “ Hwahahaha!!!! Kamu melulu akan menjadi insan pada masa-masa siang hari, tapi bila menjelang malam, anda akan berubah menjadi keong!! Kutukan ini akan selesai bila anda bertemu dengan Raden Inu!! Hwahahaha…Bubye!!!”

ADEGAN 5

Candra Kirana sudah dikutuk menjadi keong mas. Dan kandas begitu saja di pantai Desa Dadapan. Suatu hari, terdapat seorang Perempuan sedang menggali ikan di pantai. Dia mengejar keong mas itu, dan membawanya pulang.

Mbok Rondo : “ Oh, keong yang paling cantik!! Aku bakal membawanya pulang!”

Setibanya dipondok, Mbok Rondo menempatkan keong tersebut di lokasi yang aman. Lalu dia beristirahat sejenak di kursi.

Mbok Rondo : “ Hufh, hingga jam segini aku belum pun mendapatkan ikan. Aku mesti menggali ikan lagi, bila tidak mendapat ikan, aku mau santap apa?”
( Pergi terbit untuk menggali ikan)

Kirana : “ Loh, mengapa aku dapat di sini? Oh iya, tadi kan terdapat seorang nenek yang membawaku. Kasihan sekali nenek itu, untuk santap saja dia mesti menggali ikan terlebih dahulu. Aku bakal membelikan makanan untuknya.”

Dengan dana yang dibawanya dari istana, Kirana membelikan makanan-makanan lezat guna si Nenek. Makanan tersebut ditatanya apik di atas meja. Ketika hari mulai menjelang malam, dan si Nenek belum pun pulang, Kirana mesti berubah menjadi keong.

Kirana : “ AAAAA!!!”

Tidak lama lantas Nenek kembali ke pondok seraya marah-marah.

Nenek : “ Sialan! Hari ini ikan-ikan pada kemana sih? Gara-gara dia aku tidak bisa makanan deh! Mau santap apa hari ini!?”
( Terkejut menyaksikan ada makanan di atas meja)
“ Wow, darimana makanan ini datang?? Kelihatannya lezat sekali!! Siapa yang berbaik hati memberikannya untukku ya? Ya, sudahlah…yang urgen sekarang aku santap dulu.”

Keesokan harinya, Kirana kembali meluangkan makanan guna sang Nenek. Tapi dia tidak tahu bila hari ini Nenek akan kembali lebih cepat dari seringkali karena lagi-lagi tidak mendapat ikan.

Kirana : “ Mumpung Nenek belum kembali lebih baik aku segera menyiapkan makanan untuknya…”
( mengatur makanan di atas meja)

Nenek : ( Pulang dan kaget menyaksikan Kirana)
“ Hah, siapa gadis itu?”
( Bicara sendiri kemudian menegur Kirana)
“ Kamu siapa??”

Kirana : ( Menoleh kaget)
“ Aku….aku…aku Candra Kirana.”

Nenek : “Apa? Candra Kirana? Yang benar?”

Kirana : “ Iya, aku Candra Kirana putri Raja Daha.”

Nenek : “ Kalau begitu, mengapa kamu dapat ada di sini?”

Kirana : “ Andalah yang membawaku ke sini. Aku ialah keong mas yang kamu temukan kemarin, Nek…”

Nenek : “ Apa? Kamu ialah keong mas itu? Bagaimana bisa?”

Kirana : Aku dikutuk, Nek….oleh seorang penyihir. Kutukan tersebut atas kemauan saudaraku sendiri yang cemburu padaku.”

Nenek : ( Merasa iba)
“ Kasihan sekali dirimu, Nak…Nenek tidak tahu saudara macam apa saudaramu itu, sampai tega hendak mengutukmu! Tapi namanya manusia bila sudah cemburu,…apapun dia lakukan! Huh, cemburu memang membingungkan, pun dapat menciptakan orang menderita. Ya, sudah…sementara anda boleh bermukim di sini, Nak…”

Kirana : “ Terimakasih, Nek…”


ADEGAN 6

Sementara pada saat tersebut di kerajaan Kahuripan, Raden Inu yang mendengar kabar mengenai Candra Kirana merasa tidak percaya mendengarnya. Dan dia mencoba menggali kebenarannya guna membela Candra Kirana.

Raden Inu : “ Tidak barangkali Candra Kirana mengerjakan semua ini! Pasti terdapat seseorang yang menfitnahnya!! Aku mesti menggali tahu siapa orang itu!”
( Keluar dari Istana)
Di tengah perjalanan dia bertemu dengan penyihir.

Penyihir : ( Mengipas-ngipaskan amplop mengandung uang)
“ Hwahahaha…gue bisa uang tidak sedikit hari ini!! Untung saja gue sukses menuruti permintaan Galuh Ajeng guna mengutuk Candra Kirana dan membuatnya batal menikah dengan Raden Inu! Dan kasihan sekali pengawal yang ikut difitnah oleh Galuh Ajeng itu, dia mesti rela diusir dari istana sebab dituduh bercinta dengan Candra Kirana! Hwahahahaha…”

Raden Inu : “ Apa? Apa anda bilang? Benarkah yang anda bilang itu?”

Penyihir : “ Yeee…lo siapa ikut-ikut campur?”

Raden Inu : “ Aku Raden Inu yang anda maksud tadi. Jadi sebetulnya ini seluruh ulah Galuh Ajeng?” ( Marah)

Penyihir : “ Wadduh, mampus gue!! Dia telah dengar semuanya!!”

Raden Inu : “ Kamu ikut aku!!”


ADEGAN 7

Raden Inu yang telah mendapat kebenaran kisah segera datang ke Istana Daha.

Raden Inu : “ Tuanku, sebetulnya apa yang terjadi pada Candra Kirana? Kenapa kamu mengusirnya?”

Raja Daha : “ Saya yakin anda tidak akan meyakini berita ini. Dia telah menghianatimu!”

Raden Inu : “ Tidak! Itu tidak benar, tuanku! Candra Kirana telah difitnah oleh Galuh Ajeng!”

Raja Daha : “ kenapa anda bicara gitu? Kamu tahu darimana?”

Raden Inu : ( Membawa penyihir kehadapan Raja Daha)
“ Ini! Ini ialah penyihir yang ditunaikan oleh Galuh Ajeng guna mengutuk Candra Kirana. Dan dari penyihir berikut saya tahu bahwa Galuh Ajeng pun yang menfitnah Candra Kirana! Heh, mari ngaku….” ( Mendesak si penyihir)

Penyihir : “ Iya, tersebut benar tuanku…”

Raja Daha : ( Murka)
“ GALUH AJENG!!!!”

Ajeng : “ Iya, Papa.Ada apa, kok hingga teriak-teriak gitu? Ajeng kan belum budek.”
( Masuk ruangan dan kaget menyaksikan si penyihir)
“ Loh, kamu?”

Raja Daha : “ Kenapa kaget? Dia temanmu kan? Sekarang Papa telah tahu semuanya! Kamu telah menfitnah saudaramu sendiri! Sekarang, anda pergi dari Istanaku! Pergi!”
( Menunjuk Penyihir)
“ Kecuali kamu!! Kamu boleh bermukim di Istana ini!”

Penyihir : “ Yang benar, tuanku?”
( Gembira)

Raja Daha : “ Iya! Tapi bermukim di penjara Istanaku! Selamanya!”

Ajeng : (Bersimpuh di kaki Raja Daha)
“ Pa, ampuni Ajeng Pa…Ajeng ngaku salah. Jangan usir Ajeng…..”

Raja Daha : “ Lenyaplah dari sini! Jangan pernah tunjukkan wajahmu tersebut di distrik kerajaanku!! Raden Inu, bantu bawa mereka berdua!!”

Raden Inu : “ Baik, tuanku.”


ADEGAN 8

Setelah tersebut Raden Inu mengembara menggali Candra Kirana. Hingga kesudahannya dia mendarat di sebuah Desa dan dia mengejar sebuah pondok.

Raden Inu : “ Ah,…di sana terdapat pondok! Mungkin aku dapat numpang tidur di sana untuk sedangkan waktu dan minimal aku mendapat seteguk air. Aku merasa lelah sekali sesudah berjalan sejauh ini.”
( Menghampiri pondok itu)
“ Permisi!!…”

Kirana : “ Iya, sebentar…”
( membuka pintu)

Raden Inu : “ Loh, kamu….Candra Kirana?”

Kirana ; “ Raden Inu? Kenapa dapat ada di sini?”

Raden Inu : “ Itu tidak penting. Yang jelas aku gembira sebab sudah menemukanmu. Berhari-hari aku mencarimu. Ayo, pulang…Kebenaran telah terungkap. Ayahmu telah menunggu, dia tidak sabar hendak bertemu denganmu.”

Kirana : “ Terimakasih banyak, karena anda sudah menyelamatkanku.”

Nenek : “ Siapa, Kirana?”

Kirana : “ Oh, Nenek…kenalkan ini ialah Raden Inu yang Kirana ceritakan masa-masa itu. Dia menjemput Kirana guna pulang. Tapi, Kirana tidak tega meninggalkan Nenek sendirian.”

Nenek : “ Tidak apa-apa, Kirana. Kamu pulanglah, pasti anda merindukan keluargamu.”

Raden Inu : “ Begini saja, Nenek akan anda bawa ke Istana dan hidup bareng kita bila anda nanti menikah. Nenek, mari kita pergi ke Kerajaan Daha.”

Mereka bertiga pulang ke Istana kerajaan Daha. Tidak lama kemudian, Raden Inu dan Candra Kirana menikah dan hidup bahagia guna selamanya.


9. Contoh Naskah Drama Pendidikan guna 8 Orang

Dhea bertemu dengan bapak wali kelas, Taufik…
Dhea :Bapaaakk !
Taufik : Iya, nak. Oh iya nak, bila kamu lihat Fira, suruh dia datang ke ruangan bapak yaa.
Dhea : oh, oke pak !
Taufik : Oke , makasih nak.

Dhea mendatangi Fira…
Dhea :FiraFiraa.. !
Fira :ngapadhe?
Dhea : Kamu dipanggil pak Taufik di ruangannya tuh, kini ya!
Fira : oh, ya deh , dhe. Makasih ya.
Dhea : ya, sama-sama.

Fira ke ruang wali kelas…
Fira :Permiisii, pak!!
Taufik : Oh, Fira. Masuk..
Bapak inginkan bertanya.
Fira : Tanya apaan, pak?
Taufik :Fira, anda belum menunaikan uang SPP sekitar 3 bulan! Bagaimana ini?
Fira : iya, pak. Secepatnya bakal saya bayar kok.
Taufik : baiklah. Kepala sekolah memberi masa-masa seminggu untuk anda melunasi SPP tersebut !
Fira : Kalau tidak, pak?
Taufik : ih anda ini ! kepala sekolah bakal memanggilmu dan mungkin anda akan dikeluarkan dari sekolah ini!
Fira :Waduh, ya deh, pak..

Seminggu kemudian…
Fira :duh, gimana nih? Udah seminggu..Uang SPP belum dibayar. Mana ayah belum gajian lagi..

Sewaktu Tesa, Kezia& Siti berjalan mengarah ke Kantin, tanpa disadari isi kantong dari Saku Fira terjatuh…
Fira :Kezia…..
hmm…gimana kalo aku pake duit ini aja guna bayar SPP aku? Lagian kanKeziagak tau..
ah, aku pake aja deh..

Tasha mendekat Fira…
Tasha : Hai Fira.. !!
Fira : Oh, Halo sha. Kamu ini buat kaget aja!
Tasha :Hahaha..
Sorry dech..
Fira : iya iya, ga apa apa..
Tasha : eh, inginkan kemana?
Fira :Gak tau tuh, aku lagi bingung, sha..
Tasha : Oh, ke kantin yuk? Kalo gak, aku duluan ke kantin ya..
udahlaper nih.. daah..
Fira :daah, sha..

Lalu Dhea datang…
Dhea :Hai fir, Kita ke kantin, yuk?
Fira :hmm.. yuk lah. Kebetulan aku lagi lapar. Biar aku traktir deh ! (sambil mengindikasikan dompet)
Dhea :Oke deh. Thank’s ya! (sambil berfikir isi kantong yang dipegang Fira ialah dompet Kezia)
Fira :oke, yukk!

Kezia dkk di kantin…
Kezia :eh ya ampun isi kantong aku hilang!
Tesa :yangbener , kez?
Kezia :Iya, beneran !
Siti :mungkin dompetmu jatuh di jalan tadi..
hmm.. ntar kita tolong nyariin kok !
Kezia : oke deh, makasih ya !
Tesa :yaudah, kini biar kami traktir, deh!
Siti : Iya..
Kezia :Uh, kalian baik banget sih..
Makasih!
Tesa&Siti :Ok, kez !

Tasha bertemu Fira…
Tasha :LhoFira, bukannya yang anda pegang itu isi kantong Kezia?
Fira :ehsstt.. iya, Sha.. namun diem aja ya, aku pun terpaksa ngambil.
Tasha :Memangnya kenapa?
Fira :Akuga punya uang guna bayar SPP. Kalo hari ini aku belum bayar juga, aku dapat dikeluarin dari sekolah.
Tasha :oh, ya ampun Fir! Sebaiknya anda kembaliin lah tu dompet.
Fira :Tapi… Tapi aku takut, sha..
Tasha : eh, sorry ya fir. Aku mesti ke perpus dulu..
Fira :heh, ya deh sha..

Kezia bertemu Fira …
Kezia :ehFira, anda ada gakngeliat isi kantong aku?
Fira :eee.. eeemm,, gak terdapat tuh, kez. (dengan gugup)
Kezia :oh, ya udah deh. Kalo anda ngeliat bilang aku ya.
Fira :iyakez.
Kezia :okethank’s.

Saat bertemu di jalan…
Taufik :Oh ya Fira ! Sini , nak !
Fira :ada apa, pak?
Taufik :Sudah anda bayar duit SPP?
Fira :oh iya pak, ini saya inginkan bayar.
Taufik :eh, anda dipanggil kepala sekolah di ruangannya, sekarang!
Fira :hmm,OKpak.

Tesa bertemu Fira…
Tesa : Hai, Firaa!
Fira : Oh, Hai Tes. Dari mana?
Tesa : Aku dari kantin, Fir.
Fira :Ooo..
Sekarang inginkan kemana?
Tesa : Itu lho, aku inginkan ngebantuKezianyariin dompetnya.
Fira :emm,, mmemang isi kantong Keziailang , ya?
Tesa : Iya, kayaknya sih jatuh di jalan..
Fira : Ooh..
Tesa : eh, udah dulu ya, aku inginkan ke ruang belajar nih..
kalo liat isi kantong Kezia bilang, ya!
Fira : Oke, tes!

Siti bertemu Fira…
Siti : Hai Fir!
Fira : eh, Halo Siti !
Siti : Mau Kemana Fir, kok kayaknya buru-buru banget, sih?
Fira : Iya, aku inginkan ke ruang KepSek..
Siti :Ngapain Kesana?
Fira : Aku inginkan bayar SPP, sit. Udah dulu yaaa..
Siti : oh ya deh, daah..

Di ruangan KepSek…
Fira :permisi, pak.
Kresna :ya, silahkan masuk.
Fira :ada apa , pak?
Kresna :oh, anda Fira? Apa benar anda murid yang belum melunasi SPP hingga 3 bulan?
Fira :oh, iya pak.
Kresna :Sekarang, mana duit SPP kamu, nak?
Fira :hmm… nipak. Sudah lunas, kan pak? (sambil memberi duit dari dompet)
Kresna :baiklah nak. Tolong beda kali tidak boleh sampai terlambat laksana ini ya, nak.
Fira :ya, pak.
Kresna :oke, kamu dapat keluar sekarang.
Fira : baik, pak.

Dhea mendatangi Kezia…
Dhea :Keziaa!
Kezia :apaan sih , dhe?
Dhea :Tadi aku liat Fira megang dompetmu, lho!
Kezia :ah, yang bener, dhe? Tadi aku Tanya dia, katanya dia gak tau.
Dhea :Bener , Kez! Tadi dia pake duit di isi kantong itu guna nraktir aku.
Kezia :iih ! yaudah, anda samperin yuk tu anak sekarang!

Tesa, Siti, Kezia&Dhea mendekat Fira…
Tesa :EhFira! Kamu yang udahngambil isi kantong Kezia, ya?
Siti :iya Fir? Udah deh, jujur aja!
Fira :hmmm….
Kezia :bener Fir?
Fira :tapi tidak boleh marah, ya?
Kezia :tapi apa iya anda yang ngambil isi kantong aku? Kalo iya mengapa Fir??
Fira :Kezia, maaf ya. Sebenarnya tadi aku liat dompetmu jatuh, terus aku ambil dan inginkan aku bilang sama Kamu, kez. Tapi aku teringat, kalo hari ini aku mesti ngelunasi duit SPP ku , jadi aku pake duit itu..
Tasha :Kezia, maafin aja tuh si Fira! Kasian, dia dapat dikeluarin dari sekolah kalo hari ini dia gak bayar SPP.
Tesa :tapi tidak boleh mencuri kayak gitu, dong!
Siti :iya, betul tu!
Kezia :Ya ampun Fira, mengapa sih anda harus mencuri? Kalo anda minta baik-baik, barangkali aku dapat ngebantu kamu.
Fira :Sekali lagi aku mohon maaf ya, Kez. Aku janji bakal ganti duit mu, kez..
Kezia :ya deh Fir, aku maafin. Uangnya ga usah diganti gaapa apa kok. Tapi anda janji ya, gak akan menculik kayak gitulagi !
Fira :ya, Kez. Aku janji, Makasiihya ,Kez!
Kezia :Oke, Fir!
Tasha :Nah, gitu dong!
Tesa :Eh, udah masuk tuh!
Siti :iya!
Dhea :Kita ke ruang belajar yukk!
Together :ayukk!! Hahahaa.. =))


10. Contoh Naskah Drama Perjuangan guna 7 Orang

Perlawanan Terhadap Para Penjajah Di Desa Gunug Payung

Tokoh dan Karakter

  1. Suseno (Pemimpin desa yang bijaksana, tidak sedikit akal, dan gesit / protagonis)
  2. Atinah (Istri Suseno, sabar dan tidak jarang kali mematuhi suaminya / protagonis)
  3. Ajimin (Saudara Suseno yang selalu menolong pemberontakan / protagonis)
  4. Brata (Teman seperjuangan Suseno dan Ajimin, pekerja keras / protagonis)
  5. Dirck (Jendral Belanda yang hendak memusnahkan desa Gunung Payung / antagonis)
  6. Henrick (Wakil dari Jendral Dirck yang bertanggungjawab dan patuh / antagonis)

Latar

Tempat : Desa Gunung Payung

Waktu : Pagi, siang dan malam hari

Sosial : Desa Gunung Payung telah lama menjadi wilayah jajahan Belanda tetapi akhir-akhir ini beredar kabar angin bahwa desa itu akan dibumihanguskan untuk dibangun suatu markas militer penjajah.


Sinopsis

Warga desa hidup serba kekurangan sebab mereka sedang dijajah oleh Belanda. Mereka dipaksa untuk menempatkan tanaman yang diperlukan untuk perang laksana jarak. Bagi semua penduduk yang berani membangkang akan langsung dijatuhi hukuman mati. Meskipun tampak tunduk tetapi para pemuda sedang menciptakan rencana penentangan terhadap Belanda yang ternyata bertepatan dengan rencana Belanda guna memusnahkan dusun itu.


Babak 1

Pagi hari di dekat kebun jarak.

Henrick : Cepat kerjanya, nanti terdapat jendral datang untuk menyaksikan kerja kalian. Yang malas bakal langsung masuk sel dan tidak bakal dibebaskan!

Para petani : Baik Tuan.

Seseorang datang dari kejauhan dengan menggunakan seragam menyeluruh dan tentara pengawal.

Henrick : Jendral Dirck… (lari tergopoh-gopoh)

Dirck : Subur sekali tanah ini.

Henrick : Lapor Jendral, seluruh tanaman telah siap dipanen.

Dirck : Kerjamu bagus.

Henrick : Jendral, saya dengar pasukan di wilayah unsur utara semakin terdesak, apakah benar.

Dirck : Ya tersebut benar, namun semalam bala pertolongan dari pusat telah datang dan akhirnya anda menang. Tapi, kita perlu tempat yang aman dan luas sebagai markas militer dan menegakkan benteng supaya pertahanan anda tidak mudah dibobol.

Henrick : Kira-kira dimana bakal didirikan markas itu?

Dirck : Ada sejumlah tempat namun aku memilih desa ini?

Henrick : Bukankah desa ini sangat menolong untuk memenuhi keperluan perang.

Dirck : Ya, tapi anda harus punya markas yang powerful dan tempat desa ini paling ideal. Susun rencana untuk menghanguskan seluruh desa ketika semua warga lengah.

Henrick : Siap Jendral.

Dari semak-semak, seorang petani jarak meneliti pembicaraan mereka dan selesai pergi sesudah semuanya selesai.


Babak 2

Malam hari di lokasi tinggal Suseno.

Brata : Musnah seluruh rencana kita, anda kalah cepat.

Ajimin : Ada apa? Mereka mohon upeti lagi?

Brata : Kali ini masalahnya lebih genting. Mereka akan membina markas baru disini dan semua dusun akan dibakar.

Suseno : Mereka paling keterlaluan dan keji. Semua sudah kita berikan bahkan makanpun anda kekurangan. Kapan mereka mengemban rencana itu.

Brata : Sekitar sejumlah hari mendatang ketika pasukan Belanda masuk distrik ini.

Ajimin : Kita mesti bergerak cepat guna mengungsikan semua warga tanpa mereka ketahui.

Suseno : Kita pindahkan orang tua renta, perempuan, dan anak-anak ke sisi hutan. Dan semua pemuda mesti turun untuk mengerjakan perjuangan.

Ajimin : Apa tidak terlampau gegabah?

Suseno : Tidak! Apa dengan kata lain persiapan kita sekitar ini andai akhirnya anda harus menyerah kalah begini.

Atinah : Kang, mereka bersenjata dan anda tidak, bagaimana kita dapat menang.

Brata : Kita telah mempunyai cadangan senjata di lokasi yang mereka tidak tau kan?

Ajimin : Ya, seluruh warga desa mesti tau dan rencanakan dengan matang.


Babak 3

Pagi hari di depan lokasi tinggal Henrick.

Dirck : Apa pasukan lain telah datang guna membantu.

Henrick : Sudah Jendral dan nanti malam eksekusi siap dijalankan.

Dirck : Bagus, seluruh menjadi tanggungjawabmu, andai gagal, anda yang aku penggal.

Henrick : Baik Jendral. (dengan suara yang tidak banyak gugup)

Dari semak-semak

Ajimin : Tidak salah lagi nanti malam ialah malam pembantaian.

Brata : Menjelang malam semua warga harus diungsikan dan seluruh persenjataan disiapkan.


Babak 4

Siang hari di lokasi tinggal Suseno.

Suseno : Apa seluruh warga sudah tau dan inginkan mengungsi.

Ajimin : sudah.

Brata : Para pemuda pun sudah siap. Menjelang tengah malam desa bakal kosong.

Suseno : Hmmmm… anda mulai perjuangan. Sisakan sejumlah pemuda untuk mengawal warga desa.

Atinah : Kang berhati-hatilah, aku menunggumu di pengungsian.

Suseno : Iya, anda akan mengerjakan serangan gerilya yang tak terduga ketika mereka menghanguskan desa di malam hari. Pasukan Belanda tentu tidak bakal menduganya.

Ajimin : Ya sudah kini kita pulang ke rumah setiap dan bertemu menjeang malam di pinggir hutan sebelah barat.

Brata : Aku percaya anda akan berhasil.


Babak 5

Tengah malam di perbatasan desa

Henrick : Semua warga sudah tertidur pulas. Ini ketika yang tepat guna menyerang. Aku tidak hendak ada satupun orang yang tersisa dari desa ini. Sapu berakhir bakar semua. Kalian mengerti!

Pasukan : Siap tuan.

Pasukan mulai menginjak desa dan menghanguskan satu persatu lokasi tinggal warga dengan cepat. Namun terdapat yang aneh. Desa terlihat hening sebenarnya pasukan bersenjata telah siap menembaki mereka. Tiba-tiba segerombolan orang tak dikenal menyerang dari belakang.

Suseno : Waktunya telah tiba. Seraaaaaang!

Para pemuda berhamburan terbit dari lokasi persembunyian dan menyerang semua pasukan membabi buta. Henrick kesudahannya tewas dan pasukan yang tersisa lari terbirit-birit. Mereka mengabarkan untuk Dirck bahwa penyerangan tidak berhasil dan Jendral akhirnya unik pasukan.

Suseno : Apa masih terdapat yang tersisa?

Ajimin : Aku rasa sisanya telah lari. Kita biarkan saja yang urgen semua selamat.

Brata : Kita mesti bersiap dengan serangan sewaktu-waktu.

Suseno : Api sudah dinyalakan dan perjuangan dibuka di sini. Ini tanah air kita, mati atau hidup, mesti anda pertahankan. Merdeka!

Tamat


11. Contoh Naskah Drama Komedi OVJ 3 Orang

si Tuli, si Bisu dan Si Buta

Katakanlah suatu Universitas eksklusif yang menampung eksklusif orang cacat,buah persahabatan di mulai antara 3 orang yakni WIJI sebagai si Tuli,TOFA sebagai si bisu, dan YULI sebagai si buta,! mereka sebetulnya masih dalam masa sekolah menengah atas. sebuah hari, DWI , siswa PAUD yg berangjangsana berniat mengajarkan 3 orang tersebut mengenai PBB. Tentu saja teman-teman tadi senang bakal di ajarkan PBB. sebelum mengawali , DWI sudah memberitahukan untuk mereka supaya besok mereka mengenakan seragam pramuka lengkap. keesokan harinya,, mereka mulai bersiap-siap, DWI memanggil teman-temanya:

DWI : “Bagaimana? telah siap?”
TOFA : ( Bahasa isyrat) ” belum, tunggu YULI”
WIJI : ” Ngomong apa sih? dasar bisu!”

Kemudian YULI datang, Si TOFA juga menuntunnya guna masuk barisan.

DWI menyerahkan aba-aba guna berbaris, WIJI di baris sangat depan, TOFA di tengah dan YULI sangat belakang.. tapi, sebelum itu, DWI mendekat YULI,

DWI : ” Kok anda pake baju putih abu?
YULI : ” Ini telah pramuka tau, gk salah kok?
DWI : ” Ini baju putih abu tau, anda kok ngeyel sekali?”
YULI : ” Oh, gitu yah? tadi ku kira baju pramuka,, maaf! hehe”
WIJI : ” DWI kok malah berkelakar dengan YULI?
DWI : ” Bukan berkelakar kok!! dasar,,,, baiklah anda mulai, semuanya siaaap graaak!!!!
WIJI : (Malah hormat)
TOFA : (Menepuk bahu si tuli, (bahasa isyarat) bukan hormat, namun siap!!
WIJI : ” Aduh,,,, kok siap? hormat tau,,, saya nih sangat depan, gk barangkali salah dengar!
DWI : ” Hey,, siap bukan hormat”
WIJI : ” Ini telah hormat,,”
DWI : ” Siaaap tau,, ( ke kuping si tuli)
WIJI : ” Oh, siaaaap,, bilang donk, gimana sih?
DWI : (Menggeleng kepala)
DWI : Okey,, ulangi! siap graak! lencang depan, grakkk!!!

(WIJI justeru tetap siap.)

YULI : (Lencang depan, tetapi tongkatnya yang panjang tentang punggungnya TOFA, sampai-sampai ia jatuh ke depan dan pasti saja ikut mendorong si tuli bareng DWI)
WIJI : ” Aduuuuhhhh,,,,,, kok justeru di dorong sih?
TOFA : (Bahasa isyarat) bukan saya,,, namun kena tongkat si buta”
YULI : ” Kok pada ribut?? terdapat yang salah yah??
WIJI : ” Eh YULI,, anda kok justeru dorong kita?? tentu tongkat sialan ini nih,,, (membuang tongkat YULI) buat susah aja!
YULI : ” Eh, kok di buang? saya gimana donk?

DWI : ” Eh sudah-sudah,,, anda lanjut!” okey,,, ehm ehm
hadap kanan graak!!!

(WIJI justeru balik kanan)

WIJI : Ehhh,,,, kalian dengar apa gk sih? balik kanan tau, bukan hadap kanan?

( Kemudian dia menghadapkan tubuh si bisu jadi balik kanan)
TOFA : ( Bahasa isyrat, bukan hadap kanan )
YULI : “eh WIJI,,, anda tuh yang salah dengar, hadap kanan bukan balik kanan”
WIJI : ” Tuh dengar,,YULI aja bilang balik kanan,,,”
YULI : ” lho??”
DWI : ” Eh WIJI,,, hadap kanan bukan balik kanan,,,
WIJI : ” Hah?? apahh??
DWI : ” Hadaap kanaaan,,,, ( memblikan tubuh si WIJI )
WIJI : ” lho? kok hadap kanan lagi? tadi katanya balik kanan,,, plin plan skali”
DWI : ” yeee,,, anda tuh yang tuli.. anda lanjutkan, 3 tahapan samping kanan graaak???
WIJI : ( Malah ke kiri? ) heeyyy,,,, kalian nih tuli yah,,, ke kiri bukannya ke kanan”
TOFA : ( Ke kanan )
YULI : ( Berjalan pelan-pelan,,,) aduh aduh,,,, telah 3 tahapan yah?

WIJI : “Woyyyy,,, ke sini,,,
TOFA : (Bahasa isyarat) ke sini,,, kanan!!!!
DWI :” Aduuuhhh,,,,, WIJI, anda nih sulit sekali sih di atur,,, kanan WIJI!!!
WIJI : “Huh??? dasar semuanya, kok justeru nyalahin saya? sebenarnya saya kan telah benar!!
DWI : ” Benar apanya?

DWI : ” Baiklah teman-teman, dengarkan saya,, hadap kiri grak! “

(kali ini smuanya kompak.)

WIJI : (Melihat ke belakang) nah? Gitu donk?

WIJI : “Dari tadi kalian salah mulu, gk denger ya?”
DWI : “Salah? perasaan dari tadi anda yang di atur? ”
WIJI : “Apaaaa? anda bilang saya cantik? terima kasih, dari dulu kaLi, kamunya aja yang gkliat ,oh iya tak sempat saya, anda kan buta!
YULI :”Lho? aku gk bilang gitu kok,,,

WIJI : “Haha.. iya ya, mang si TOFA nih jelek!”
TOFA : week..
YULI : Lho? kok tambah gk nyambung?

WIJI : “Ahh, udaaah, aku gk punya duit keciL!
DWI : Kamu nih, telah tuli, narsis lagi.
SULE : “Makasih WI,
DWI :”Ah capek deh

YULI : “WI, udah gk usah di dengerin , anda lanjut aja’
DWI : “Males, kini semuanya ban kempes,”

WIJI : (Malah tidur di tempat)

TOFA : (Bahasa isyarat)”bukan, anda ban kempes, mari duduk”(menarik tangan si tuli)
WIJI : “Kalian nih kok justeru duduk? dasar pemalas!

DWI : “Aduuh, WIJIIIIIIII, mang anda ngapain lagi sih itu? anda ban kempes tau”
WIJI :”Istrahat di tempat!”
DWI : “Udah, semuanya berdiri, siap. (menyiapkan si tuli) siaapp!! balik kanan bubar jalan..saya inginkan istrahat dlu. (pergi sebentar)

YULI : “TOFA, anda duduk di sini saja dulu?
TOFA: (Mengangguk)

ketika mereka sedang duduk, tiba-tiba si tuli mendorong si bisu

WIJI : “Kamu jelek-jelekin saya kan barusan?
TOFA : (Menggleng)
YULI : “Wooyyy, dia gk ngomongin apa-apa kok?
TOFA : (Berdiri & mendorong si SULE)

(merekapun tidak banyak bertengkar, si YULI juga berdiri dan berniat membela si TOFA yang benar, tetapi dia justeru memukul si TOFA.

WIJI : “Iya TOFA, pukul aja dia,,,
YULI : “lho? yang saya pukul yah? maksudnya saya tadi kamu, mana km, hah?
WIJI : (menghindar) Eh gk kena, gk kena,,,,

( tiba-tiba, DWI juga datang kembali.)

DWI : “Woooyyy, terdapat apa nih?”
YULI : “Nih, dia yg mulai duluan, si YULI (tapi justeru menunjuk siTOFA)

TOFA : ( Mengarahkan tangan Satria ke WIJI)
WIJI : “Tadi si TOFA ngomongin saya”
YULI : “Gk kok, sebenarnya tadi anda gk ngomong apa-apa “iya kan TOFA?” (tubuhnya malahmengarah ke WIJI)
TOFA : (Mengarahkan si YULI dengan benar, dan mangguk)
DWI : “Astaga, WIJIIIII,, km nih, cari bentrok aja!
YULI : “Ayo TOFA, anda pergi aja,,

TOFA : (Ayo pergi)

kemudian, mereka meninggalkn si tuli sendiri.

WIJI : lho, kok justeru pergi semua? Dasar, huh? Masa saya tadi di salahin! Padahal saya kanbenar. Udah yang satunya bisu, dia tuli lagi,, Mana yang satunya lagi dah buta pun tulilagi. Berarti saya aja yang benar!Ngomong-ngomong ngapain yach saya sendiri disini, pergi ach,,,


12. Contoh Naskah Drama Kenakalan Anak Sekolah

Kenakalan Remaja

Tokoh :

  1. Wawan sebagai Jeremy > Anak berandalan 1
  2. Ria sebagai sherli > Anak berandalan 2
  3. Felix > Anak alim yang dipengaruhi
  4. Edbert > Anak alim yang tidak dipengaruhi
  5. Rio sebagai Joseph > Narator , Pengedar narkoba
  6. Hansen > Penceramah

Day 1

Narator : Pada sebuah hari terdapat 2 anak berandalan yang membully bully anak alim …

Jeremy : Woy untuk duit !!!

Edbert : Oh tidak dapat ….

Andrew : Brani Lo …. Hah ??

Felix : Oh brani dong , kan terdapat bibir ….

Narator : Lalu anak berandalan membully bully anak alim

Edbert : Aduh sakit

Felix : kok kalah bert ?? Gw fobia ….

Narator : Lalu Edbert dan Felix kabur , di perjalanan kembali mereka bertemu dengan peceramah

Edbert : Pak , terdapat anak berandalan yang membully-bully saya , bantu pak !!!

Felix : Ia betul pak bantu !!!!

Hansen : Baiklah , antar saya ke anak anak berandalan tersebut …

Narator : Lalu pergilah pembicara dan anak alim tersebut ke markas anak berandalan

Hansen : Hai anak anak badung , mengapa kalian mengganggu anak anak ini ?

Jeremy : Kata bapak Gue …. Kalo ada pembicara ….

Andrew : Kabor ….. !!!!

Narator : Kemudian kedua anak berandalan itu kabur

Hansen : Kamu telah aman , Tuhan memberkati Kalian …

Edbert & Felix : Amin …


Day 2

Narator : Keesokan harinya terdapat seorang pengedar narkoba mempunyai nama Joseph , Ia sedang Mengedarkan narkoba ke anak berandalan

Joseph : Je , mo beli narkoba gak ? Murah cuman 100 ….

Jeremy : 100 paan dulu neh ???

Joseph : Dollar dong …. $$$

Andrew : Bisa ditata , ngutang dulu ye ….

Joseph : 1 bulan 30% bunganya …

Jeremy : Gw bayar 1 jam lagi …. Cash !!! $$$

Joseph : Awas lo kalo gk bayar , gw lapor polisi …

Andrew : Lo lapor polisi lo ditangkep dogol

Joseph :Canda kaleee :p

Jeremy : Yaudah gw cari dulu anak alim yang kemaren , gw mw jual ke mereka ….

Narator : Kedua anak berandalan pergi menggali anak alim dan kesudahannya bertemu

Andrew : Coy , gw terdapat barang nih cobain deh ….

Edbert : Ga Mau !! ( Edbert Kabur )

Felix : Ga inginkan dulu deh …

Jeremy : Gw pake tiap hari kian ganteng lho…

Felix : Gw sih dah lumayan ganteng namun …. Boleh dah !!

Andrew : Nih cobain ….

Narator : Mereka pun menggunakan barang itu

Narator : Edbert bertemu pembicara di jalan

Edbert : Pak … terdapat anak berandalan nawarin narkoba …

Hansen : Coba bawa saya pada mereka …

Edbert : Aduh capek , naik ojek aja , namun bayarin pak …

Hansen : Aduh saya lagi gak punya fulus ….

Edbert : Yah Pak , saya pun yang kluar fulus …. kecil hati dah ….

Hansen : Ya …. gpp lah sekali sekali ….

Narator : Sampai lah mereka di lokasi anak berandalan

Hansen : Apa apaan kalian … Beraninya make narkoba , jajaki kalian baca ini !!!

Jeremy : Apaan nih , SKSD Low !!!!

Hansen : I Know You So Well Jeremy !!

Andrew : Gw gk akan Tobat !!!

Narator : Lalu anak anak berandalan tersebut menghajar pembicara tersebut sampai penceramah itu Tewas

Hansen : Ya Tuhan Ampunilah dosa mereka sebab mereka tidak tau apa yang mereka perbuat

Andrew : Halah dasar sok suci lo !!!!

Jeremy : Cepat bunuh dia , gw udah muak liat dia !!!!

Andrew : Oke !!!

Edbert : Jangan bunuh dia

Andrew : Brisik lu!!!(mendorong Edbert)

Felix : Ah gw kabor aja dah … sakit hati gw liatnya ….

Narator : Pada malam harinya ketika anak anak berandalan tersebut tidur , mereka ditemui oleh roh Penceramah itu lewat mimpi , pembicara tersebut mengenakan baju putih laksana Malaikat

Jeremy : Si si siapa anda ???

Hansen : Saya ialah penceramah yang tadi anda bunuh , bertobatlah kalian seluruh , kerajaan

Surga telah dekat , Tuhan akan menolong mu guna memimpin mu ke jalan

yang benar. Kalian percayalah untuk Tuhan

Andrew : A a apa, aku tidak jarang melakukan tidak sedikit kesalahan, aku hendak bertobat. apakah Ia mau memaafkan kami ?

Hansen : ya. Tuhan tentu datang membantu kalian. Dia akan memaafkan kalina smua. Tuhan datang guna orang berdosa , bukan guna orang yang telah baik …

Jeremy : Baiklah , kami bakal bertobat…. Ampunilah dosa2 kami… Kami paling menyesal

Hansen : Tuhan maafkan mereka supaya mereka bertobat. Biarlah mereka bisa menjadi ampunanmu untuk orang Lain.

Narator : Keesokan harinya anak berandalan tersebut bertemu dengan anak alim dan mereka Saling Meminta maaf

Andrew :hey kami mintamaaf atas kekeliruan kami… Kami paling menyesal. Kami hendak berubah

Jeremy: ya kami paling menyesal

Edbert :ya kami pun minta maaf, kami pun sering melakukan slh.

Narator: mereka lantas menjadi rekan yang baik. Dan mereka lantas membantu teman2 mereka yang nakal supaya bertobat. Mereka menjadi berkat untuk orang2 lain cocok dgn ucapan si penceramah


13. Contoh Naskah Drama Anak Sekolah Bagi 8 Orang

Aku hendak menjadi…

Tokoh:

  1. Nita: Pemberani
  2. Tina: Tegas
  3. Wina: Penakut
  4. Lia: Pemalu
  5. Ibu Feni: Penegak
  6. Pras: Baik hati
  7. Joni: Rela berkorban
  8. Tegar: Cuek

Sinopsis Drama

Pertanyaan dari Ibu Feni menciptakan ke tujuh muridnya memiliki khayalan yang besar dan timbul keseruan saat jam pelajaran.


Dialog Drama

Kring! Kring! Kring!
Bel masuk sudah diberbunyi. Para murid SD Harapan 345 saatnya guna masuk ruang belajar dan menerima latihan dari wali kelasnya masing-masing. Pemandangan di ruang belajar 4 masih gaduh. Ada yang berkelahi.

Joni: Kamu inginkan jadi pahlawan di ruang belajar ini?
Pras: Bel masuk sudah berbunyi.
Joni: Semuanya masuk!
Nita: Iya Pak ketua ruang belajar (cetus Nita).
Joni: Berkelahi karena merobekkan kitab seperti tidak ada kegiatan lain saja!

Ibu Feni: Selamat pagi anak-anak. Sebelum mengawali pelajaran anda berdoa dahulu. Berdoa dimulai.
Ibu Feni: Selesai. Saya tadi mengetahui bila ada bentrokan di luar ruang belajar padahal telah ada bel masuk.
Joni: Iya kan Ibu Feni marah (bisik Joni untuk Pras).
Pras: Kayaknya melulu mengingatkan saja deh Jon.
Joni: Tadi terdapat yang berduel Bu. Tapi telah dilerai.
Bu Feni: Ya telah besok-besok tidak boleh diulangin ya.
Serempak siswa ruang belajar 4 mengiyakan perkataan Ibu Feni.
Ibu Feni: Buka kitab paket bahasa Indonesia kalian mengenai khayalan dan cita-cita. Siapa yang tahu pengertian impian dan cita-cita?
Tina: Impian ialah harapan dari seseorang yang butuh dibuktikan. Kalau cita-cita ialah harapan dan perjuangan yang disertai dengan keterampilan untuk meraihnya.
Ibu Feni: Bagus jawabanmu Tina. Terus perbedaan antara dua-duanya apa Tina?
Tina: Ehmm (Pikir Tina dalam-dalam).
Nita: Tidak terdapat bedanya Bu!
Ibu Feni: Ya tentu ada. Bagaimana menurutmu Lia?
Lia: Perbedaannya tipis Bu. Kalau khayalan sudah dirancang semenjak lahir. Kalau cita-cita asa dari tidak sedikit orang bukan diri anda sendiri.
Ibu Feni: Betul. Jika kita merundingkan tentang khayalan dari sekian tidak sedikit siswa di sini dapat dijelaskan mengenai khayalan kalian? Bisa dibuka dari anda Pras.
Pras: Aku Bu? Impianku hendak menjadi reporter yang dapat meliput berita sekaligus jalan-jalan di mana-mana.

Joni: Sukanya jalan-jalan saja.
Ibu Feni: Waduh, Pras impiannya hebat. Kamu Joni? Bantah saja!.
Joni: Impian saya hendak pergi ke bulan laksana minnion Bu?
Ibu Feni: Minnion?
Tegar: Itu film kartun Bu. Joni suka menyaksikan film kartun jadinya suka berkhayal.
Serempak siswa ruang belajar 4 tertawa.
Ibu Feni: Sudah! Sudah! Kamu ini dapat saja Joni. Bagus pun itu. Kamu Wina?
Wina: Saya memiliki mimpi untuk menjadi polisi perempuan Bu.
Joni: Kamu saja fobia dengan cecak inginkan jadi polisi. Tidak salah? Hahaha…
Lagi-lagi semua siswa tertawa atas lakon Joni.
Ibu Feni: Impian yang mulai Wina. Kalau anda Tegar?
Tegar: Impian saya sama laksana Ibu jadi guru di sekolah dasar.
Joni: Tampang belagak tidak pantes jadi guru.
Berkali-kali semua siswa tertawa.
Ibu Feni: Joni, sekali lagi anda ngeledek temanmu. Ibu jewer!
Tiba-tiba suasana ruang belajar menjadi hening atas bentakan Bu Feni untuk Joni.
Ibu Feni: Kalau anda Tina dan Nita.
Nita dan Tina: Kita memiliki jadi pengarang Bu (kompak menjawab).
Ibu Feni: Dari sekian tidak sedikit jawaban kalian tentang tentang khayalan bagus-bagus. Namun dalam meraih khayalan harus disertai dengan perjuangan, pengorbanan, kerja keras.
Joni: Doa Bu?
Ibu Feni: Jangan tak sempat untuk tidak jarang kali berdoa tapi mesti disertai perjuangan.
Nita: Tapi bila seperti Joni apa itu khayalan Bu?
Joni: Kamu usil saja!
Ibu Feni: Kalau khayalan Joni terlampau berkhayal tapi khayalan itu mesti setinggi langit. Kalau Joni memang mempunyai khayalan itu maka mulai ketika ini mesti diperjuangkan. Belajar yang tekun biar menjadi astronot.
Pras: Belajar? Joni suakanya main PS Bu.
Tegar: Iya Bu, gangguin aku belajar.
Ibu Feni: Betul kata Pras dan Tegar?
Joni melulu diam dan melirik dengan mata melotot pada Pras dan Tegar.
Ibu Feni: Sebaiknya bermain tersebut boleh tapi tidak boleh berlebihan.
Joni: Saya main PS saat libur dan ada masa-masa kosong kok Bu. Mereka saja yang iri.
Ibu Feni: Iya Ibu tahu. Kamu anak pinter.Tepuk tangan bikin Joni
Serempak semua siswa memberi oplos untuk Joni.
Ibu Feni: Tapi nakal.
Serempak disusul tawa yang membahana. Bel istirahat sudah datang.


14. Contoh Naskah Drama Bahasa Jawa 9 Orang

EMAN KILANGAN SANDAL

Esuk-esuk srengenge wis mlethek lan njebul saka turone Eman, si bocah mbeling urung
gelem tangi. Yo wis ngunu isine Eman sabendino.
Bu Inah : Le, tangi le ! wis padhang jingglang kok kowe sek mlungker ae.
Lela : Percuma bu. Ora akan dirungokake karo Cak Man.
Bu Inah : Gugahen kono. Guyangen banyu pisan lek gak gelem tangi
Lela : Siap bu, Tapi ….
Bu Inah : Lapo maneh??
Lela : Ngkok kasure teles kabeh, sangat yo cak man gak ngurusi.

Wes tenang ae, aku duwe teknik dewe.

Lela : (bengok-bengok nang kupinge Eman) ‘KOBONGAN-KOBONGAN..

Tulung… tulung… tulung..

Eman : (gragapan) opo… opo.. kobongan??? (kaya kabeh diinteri)
Bu Inah : Ssssttttttt…….. iki yo lapo se?
Eman : Lho bu ana kobongan, gak ngungsi ta? (jek bingung
Bu Inah : Kowe iki ngelindurta?
Lela : Hahaha… haha… iyo ak. Tak bijuki sampean. Salahe dewegak, tangi-tangi.
Eman : Ooo… arek cilik tidak cukup ajar kowe iku.
Lela : Babah se, anggite sampean iku gak cilik ta?
Bu Inah : Halaah.. podo cilike ae lok-lokan barang. Wes ndang nimbo kono Man,
Eman : Sek talah mak, bener jare sampean. Podo cilike lha iku irunge… hahaha
Bu Inah : Lhe… lhe… tak untal kowe lak enak (Eman mlayu)
Bu RT : Assalamualaikum. Ono opo iki bu?
Bu Inah : Waalaikumsalam. Iki lho Bu RT, Eman terus. Wes biasane nggawe kisruh.
Bu RT : Oalah. Yahmno yahmene kok Eman terus. Kowe gak isinn ta Man? Dadi lakon bandmo?

Eman : Lha lapo isin. Wong aku klambnan og.
Lela : Halah… ngomong ae sapean gak duwe isin. Yo seh?
Eman : Kowe iku harus melok-melok !! meneng ngunu lho.
Bu Inah : Wes mboh Man. Dikandani kok gak kenek. Ngelu aku mikirno kowe.
Eman : Yo wes gak usah dipikir ! ngunu ae repot.
(bengok-bengok nang ngarep omahe Lela)

Izah : La.. ela.. e e e.. under my umbrella. Terno aku nang Jagalan. Cepet La !
Lela : Bengak-bengok nang omahe wong. Gak duwe omah ta?

Opo? Imah mlaku dewe?

Bu RT : Aduh Nak, ojo bengak-bengok ae. Wes ndang terno Izah kae lho..
Lela : Enggeh Bu, Izah pancen rada saliwang.
Bu aku mlaku-mlaku dhisek (saliman)

Bu Inah : Iyo Nak terno sampek omahe ae yo. Ndang mbalio.
Lela : Lealha Bu, gak mlaku-mlaku laan aku. (nyelonong ngalih).
Eman : Heh, gak pamitan karo mas mu ta Ndhug?
Izah : Lel, ndang cepet, koncoku selak garing o.
Bu Inah : Zah mreneo! Bengak-bengok ae, llapo nang Jagalan? Ngguwak Eman ta?
Eman : Iling Bu anak dhewe diguwak, angel lho nggawene.
Izah : Omongan mu Joh.

Iku lho Bu konco ku jek tas muleh teko Gua Hiro. Arepe nang omah ku lha
dalah kesasar.

Bu RT : Yo ndang budhal, sak no konco mu ngkok nangis.

Gak eneg balon kotak ndek kene.
(Lela lan Izah nang jagalan)

Eman : Bu RT karo Bu iki kok gak nggenah bluas e, anake dewe dikacangno ngene.

Bu RT : Hush ! jek rapi kowe diingoni bumu. Kuwalat kapok lho yo
Eman : Sopo sampean ? nguwalatno aku
Bu Inah : Ati-ati Man, suwe-suwe kowe ngkuk kuciwa lak sampek nggawe aku mangkel
Eman : Lho bu, dungane kok elek ngunu se?
Bu Inah : Bah !
Bu RT : Sabar bu, ngene ae

Sampean jaken Eman ngaji saben senja sing karo Bu Haji iku oo.

Bu Inah : Oh iyo yo, Wes Man, ngkuk senja kowe kudu melu akku. Lak gak, awas yo
Eman : Hhhaaa….. ?? moh aku. Campur ibu-ibu
Nang jagalan, Izah ngomong dewe.

Izah : Oalah Lela, ngeterno sampe omah ku tok, yo dadi gawe. Iki pisan endi Menik
Menik : Assalamualaikum Izah. Iki lho aku, Menik. Sak jam aku muter-muter ora ketemu-ketemu.
Izah : Karo aku ?
Menik : Ora, karo sandalku iki lho. Sisihan seh.

( Bu Haji moro)

Bu Haji : Assalamu’alaikum. Iki sopo ngu ca’-nguncal sandal sasisih? Kowe ngerti ta Nduk?

Izah + Menik : Wa’alaikumsalam Bu Haji.
Menik : ( Nyaut sandal) La iki sandalku. Matur nuwun Bu Haji, Alhamdulillah yah rotone

ten Panjenengan, Aman sehat wal afiat sandal kula.

Bu Haji : Waduh.. waduh, waduh, endel tenan bocah iki! Sopomu Zah?
Izah : Koncoku Bu, naminipun Menik.
Menik : Hehehe.. Menik Menik Bu Haji.
Bu Haji : Iyo gak opo-opo Nik. Omahmu endi Nduk sampe kesasar nang Jagalan?
Menik : Wah.. omah, sandal iki wae aku ditukoake karo Wong Tuwaku kok Bu.

Jelasipun, kula mboten saget tuku omah.

Izah : Omahe wong tuwamu endi?
Menik : Sepurane Zah, lali gak tak gowo. Tasku ues abot. Nggawa omah, lak gak

mlaku-mlaku aku. GAK KUAT – – (ekspresi datar)

Bu Haji : Arek iki gak waras ta Zah? (bisik-bisik)
Izah : Gak ngerti aku Buk, ues suwi gak ketemu.
Menik : Hallo… Wulan Ramadhan kok ngerasani, jare kancaku nang SPADA : ‘GAK ILOOK’.

Bu Haji : Nang sekarang aku Bu Hajine. Sopo Nduk iku jenenge?
Izah : Jawab sing jujur lo..
Menik : Oke. Moro.o nang SPADA JOE, ngoleko ruang belajar IX Hem, ono arek jenenge

Dhona, lha iku jejerane.. Golekono Hpne.. La iku !!

Izah : HP..!!
Menik : Lanjut, nyalano Hpne bukaen inboxe, SMSe ono nang kunu.
Bu Haji : SMSe arek iku maeng Nik?
Menik : Mboten Bu Haji, SMSe pacare sing nang Hpne.
Izah + Bu Haji : GUBRAK.. GLODAK !!
Menik : Ojo ngunu, sing rapi toh karo adek Menik 😀
Bu Haji : Ues-ues Nduk, mandek ndagele. Poso-poso mengko mokel lo..
Izah : Bu Haji.. sabar, orang sabar cepet dapet pacar. (Blak-blakan)
Bu Haji : (mencep) Gak usah dibahas. Nik, gelem melu pengajian karo Izah?
Menik : Insyallah Bu Haji, mumpung isih Ramadhan.
Izah + Bu Haji : Ramadhan yo nang kelase, lungguh karo Fendy.
Menik : (ngguyu) Lapo ..? Cemburu ta?
Bu Haji : Lalapo? (melet nang Faiz Ramadhan) Iki isien formulire?
Izah : (moco Formulir)
Izah : Nami?
Menik : Raden Putri Menik Menok Mawon Seneng Masak Nang Pawon.

Izah : Sekolah?
Menik : SMP Luar Negeri Ploso
Izah : Alamat?
Menik : Numpak bus Puspa Indah jurusan Malang, Madiun, Dempok. Ana kreta kelinci
numpak.o, mudun keras. Numpak len nganti terminal. Oper len ijo jurusan endi ae.
Terus ae… mudun pengairan pioso. Mlaku terus ono umbul-umbul wama kuning.

Bu Haji : Omahmu ndukk..
Menik : Ketua RTku Bu. Terus ae, sampek perempatan Pos Doreng. Ono omah tingkat 2

dicat putih, latar ombo,taman ono. La… iki aku gak mbijuk.

Izah : Sugih men kowe Nik.
Menik : La iku,tonggo ngarep omahku sing sugih.
Bu Haji : Ealah ndukk…. ndukk. Jawaban ogak gak iso digubris. Yo wes ndi, tk gawe mulih.
Izah : Niki buk.
Menik : Waalaikumsalam Bu Haji
Bu Haji : Aku durung salam ndukk. Assa…
Izah+menik : Wa’a…
Nang Pos Kamping
Tarmin : Woi bro. lapo mecucu koyok ngunu ? tambah elek kon
Eman : Ngunu ta? Koncone dewe jare elek. Aku wes eroh. Gak usah diomong-mongno. Yo

podo eroh. Ngunu-ngunu aku yo anake buku.

Tarmin : Berarti bumu la’an sing elek.
Eman : Lho ya. Duduk aku lo y seng ngomong. (rodok bengok)
Tarmin : Ono opo she?
Eman : Aku dipekso karo pilihane buu.
Tarmin : Opo? Sing temen Man (kaget)
Eman : Iyo Min. aku yo rodo wei karo buku.
Tarmin : Opo kowe wis siap? Ilengo kowe jek cilik
Ayu ta?
Eman : Apane, ibu-ibu kok ayu. Yo wes koyok kitab ngunu.
Tarmin : Astaghfirullahaladzim. Edan iku Man. Edan tenan !
Eman : He.. kowe lapo? Edan-edan barang.
Tarmin : Lha iyo, awakmu jare kudu nuruti pilihane bumu
Eman : Sakjane, iku yo sarane Bu RT.
Tarmin : Lho?? Astaghfirullahaladzim Man. Saknone kowe
Eman : Sek ta? Lapo kowe nyabut nyebut ae?
Tarmin : Kapan iku dilaksanakno?
Eman : Ngkuk sore.
Tarmin : Opo? Wes nggolek penghulu ta?
Eman : He? Lha lapo athek penghulu, anggite aku kate kawin aa?
Izah&imah : (moro-moro teko) opo kawin?
Izah : Eman kate kawin, karo bu-bu?
Izah&imah : Hhahaha
Eman : Ojo ngawyr ta kowe? Sopo sing kate kawin?
Tarmin : Lha iku maeng.
Eman : Maksutku, aku dikon kitab melu pengajian Ibu-ibu. Karepen ben aku tobat. Ngunu

lho.
Kabeh : Owalah…
Izah : Lha ngkok kowe lak dadi dasteran Man.
Imah&izah : (ngguyu)
Eman : He.. ojo tidak cukup ajar karo aku
Tarmin : Iyo. Ngejak geger ta?
Izah : Hem… (ngece) anggite aku wedi ?
Imah : Kecil kowe iku. (ngece)
(kabeh kate gelut)

Bu Haji : Astaghfirullahaladzim. !!
Ancen bener jare Rhoma Irama. “Darah muda darahnya semua remajaa
Kabeh : Jeng jeng jeng
Bu Haji : Yang tidak jarang kali merasa gagah, tak pernah inginkan mengalah a.. aa..
Kabeh : DARAH MUDA
Bu Haji : Ono opo maneh? Bendino kok geger ae.
Eman : iku lho Bu Haji, Izah kar Imah ngelok-ngelokne aku
Yo gak trimo se?
Izah : Halah.. biasane kowe yo ngelokno aku ngunu
Imah : yo
Izah : Tapi sing tak omong lak bener se?
Imah : Yo
Izah : Salahe dewe mbeling
Imah : Yo
Kabeh : Ya yo ya yo ae
Bu Ha j : Wes buyar. Mending nglakoni hal-hal sing positif. Ora kok gelut ae

Sorene nang masjid.

Bu Haji : (kabeh podo kumpul) Assalamualaikum…(banter) ya berpengalaman kubur( irih)
Jamaah : Waalaikumsalam wr.wb
Bu Haji : Jamaah…
Jamaah : Dalem.
Bu Haji : Nggeh pun.
Saiki mari di kupas masalah nkale arek nom-noman.
Mau isuk, ana bocah papat arep geger. Yo opo iku?
Bu Inah : Eman ta Bu Haji ?
Ancene kowe iku senengane geger tok Man, Jian !
Eman : Aku maneh
Kabeh : Lha sopo mane lak gak kowe ?
Menik : Assalamualaikum. Sepurane Bu Haji kulo telat.
Bu Haji : Waalaikumsalam. oh yo gpp ndug.
Ibu-ibu iki ono anggota anyar jenenge ‘Menik’
Menik : (ngguyu) Monggo.
Eman : lho Min, pribumi menik-menik.
Tarmin : iyo. Ayu e.
Izah : hemm… (mencep) ayu aku kok.
Imah : iyo, arek cilik ngunu ae jare ayu.
Tarmn : iri seh kowe ?
Izah : he ? gak yo. Wong jelas-jelas ayu aku. Kancaku sangat gak nggenah kok iku.
Lela : sssttt… rame ae yo. Wes ta ayu aku kok.
Izah : Halah.. podo ae.
Lela : Babah. Ayu aku kok. Gak ero aku wes kaya Putri Kate Midleton a ??
Imah : He ? Putri Kodok paling
Lela : Onoke Pangeran Kodok duduk Putri Kodok.
Eman : Lak rame ae.
Menik : (lungguh sanding Eman karo mesem) wes suwe toh Mas melok iki ?
Eman : Oow… yo yo lah. Aku iki kayak-kayak o dijuluki Pak Ustadz.
Menik : Oohh… ngunu toh.
Lela : Preeettt… Pak, nyusahke iyo.
Menik : Lucu sampean. Jeneng sampean sopo Mas ?
Eman : Kenalno. Emando Bieber Van Persie.
Lela : Heleh.. eman bibir kayak kursi ta ?
Menik : Hahaha… Mas Eman karo adheke kok lucu banget toh.
Eman : Mbak Menik engko mulehe karo aku yo ?
Tarmin : lha aku Man ?

Lela : Sampean ambek Mbak Ijah, Mbak Imah ae lho. Hahaha…
Tarmin : (ngece) He.. mosok aku mlaku ambek topeng monyet ??
Izah & Imah : (mencep)
Izah : Sepurane yo. Mosok aku bersama karo walang sangit ??
Izah & Imah : wleek…
Bu Haji : ehm.. ehm.. wes ayo kenalane ?
Kabeh : Saaammmpuuunnn.
Bu Haji : Dadi, ibu-ibu sampean kabeh kudu nuntun anake dhewe-dhewe ben ora kecanthol
gawean-gawean sing elek. Kayak gasakan, mabuk-mabukan, lsp. Di didik agar dadi
wong juju. Ogak kok ayo korupsi, terus nang Mbali ndelok tenis. Ono yo an sing jare
berobat nang Singapur namun gak moleh.

Tarmin : lha yo. Astaghfirullah.
Bu Inah : Koyok kowe iku Min.
Tarmin : Anak sampean yo yo ae.
Bu Haji : Gak moleh-moleh. Opo ta pesawate ban e kempes. Dadi di kumpo sek. Ndilalah

kumpo e keri.
Bu Inah : Wah, nuntun la’an ?
Bu Haji : Dadi ayo ngene opo sing elek ditinggal sing rapi ayo di gowo muleh.
Menik : Nggeh Bu Haji. Tapi aku ana hal liyane iki. Dadi aku pamit sek.
Assalamualaikum.
Wektu mulih saka masjid.
Bu Haji : Wes yo rek aku tak mulih sek.
Imah : Nggeh Bu Haji.
Bu Haji : Assalamualaikumsalam wr.wb
Imah : Waalaikumsalam wr wb
Bu Haji : Kok durung mulih mah,
Imah : Kulo ngrantosi Izah, Bu Haji.
Bu Haji : Lo kate nang ndi?
Imah : Kulo bade blonjo bu,, hehehe..
Bu Haji : Blonjo opo mah, aku gak mok kei.
Imah : Heheh… klambi riyoyo Bu Haji.
Bu Haji : Poso jek intuk 6 kok wes tuku klambi riyoyo.
Imah : Mangkeh lak ngrentosi kate riyoyo rego kabeh mundak Bu Haji.
Bu Haji : Iyo wes aku tak mulih sek, wes salam se aku mau.
Imah : Sampun Bu Haji.
Moro-moro.
Bu Haji : Lo sandalku kok ilang.
Imah : Wonten napa bu? (marani Bu Haji)
Bu Haji : Sandalku ilang Mah.
Imah : Lo kok saget Bu Haji. Bu Haji mbonten supe ta? ngagem sandal kok sisihan.
Bu haji : Aku iki yo jek enom Mah. Mosok wes lalian.
Imah : Paling nggeh Eman Bu sing njupuk.
Bu Haji : Hheehhh… gak oleh su’udzon, poso-poso lo !
Imah : Lha terus sinten lak mboten Eman.
Bu Haji : Be’e kowe sing njupuk, kowe sing ndurung mulih dewe ngunu.
Imah : Lo kok aku Bu, lha jarene mboten angsal su’udzon.
Bu Haji : Yowes aku tak mulih sek
Imah : Kondur nggem opo?
Bu Haji : Yo darurat nyeker aku
Imah : Owalah bu, bu kok yo mesa’aken temenan sampean iku.
Bu Haji : Hhuuuusssttt.. meneng o. (isin)
Imah : Hahahah…
Dina keloro, gantian saldale Eman sing ilang nang masjid. (mulih saka masjid)
Eman : Lhuala sandalku ilang. Sandal anyar iku.

Izah : Halah sewu telu ae lho.
Eman : Nyeker dech !
Menene muleh ngaji, sandhale Eman ilang maneh.
Eman : Wes mboh !! Sandhalku ilang terus.
Bu Inah : Ancene edan. Kelangan kok sampek bolak-balek.
Tarmin : Kowe gak salah ndeleh ta ?
Lela : Iyo. Sampean lak pikun sakdurunge wayahe se ??
Izah : (ngenyek) kuwalat se ?
Imah : Bu RT, yok opo iki ?
Bu RT : Iki kudu diberantas cepet-cepet.
Bu Haji : Ngene ae, engkok ayo magrib mari di inceng sopo sing njupukan.

Mari magrib..
Menik mlayu-mlayu dipergoki Eman.
Eman : lho, Nik lapo kowe mlayu-mlayu ?
Menik : Ee.. Cak Eman. Gak popo. Olahraga Cak. (gragapan)
Eman : Sek-sek, aku kok koyok gak petuk kowe wingi.
Menik : Ee..aa.. aku.. aku wingi..
Tarmin : Man, sandalku ilang Man.
Izah : Dadak aku yo yo. Ilang sisih.
Bu Haji : Ues di dengkek a maling e ?
Bu RT : Iyo. Wes ta ?
Imah : Maeng sing mlayu rene. Kowe petuk a Man ?
Eman : Gak i. Aku mek petuk Menik,
Tarmin : Edan. Maling saiki nyolonge gak sandal sak pasang.
Izah : Iyoh. Nyolong ae sisihan.
Bu Haji : Kok maling. Rai ne wong ae saiki yo sisihan.
Bu RT : Lha kok ?
Bu Haji : Lha yo se ? sisih lanang sisih wedok.
Kabeh : Hahahahahaha……
Lela : (menggos-menggos) lha iku maling e.
Eman : Ndi ?
Lela : Menik iku lho ?
Menik : Lho ? apa buktine ??
Eman : Opo sing bu gowo ?
Izah : (ngrebut) lha iki sandalku.
Bu Tar : Lhealah ndug.. ayu-ayu kok nyolongan.
Bu Haji : Ya Allah. Menik.. lapo kowe njupuki sandale wong-wong ?
Menik : Lha jare Bu Haji tinggalen sing elek-elek jupuken sing apik-apik. Yo sandal e sing

apik tak jupuk. Terus sandalku sing elek tak tinggal.

Kabeh : Ealahhh… GLODHAK !!!
Meniiiiiiiikkkkk…….. 😛

SELESAI


Demikian Pembahasan Tentang Berikut 14 Contoh Teks Naskah Drama Pendek, Lucu, Teater dan Persahabatan dari Pendidikanmu
Semoga Bermanfaat Bagi Para Pembaca :)

Berita Artikel Lainnya: