Materi Perjanjian Linggarjati

Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Roem Royen? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: pengertian, tokoh, pro, dampak.

Perjanjian-Linggarjati

Pengertian Perjanjian Linggarjati

Perundingan Linggarjati ialah suatu perundingan yang terjadi antara pihak Indonesia dan Belanda yang ditengahi oleh Inggris. Hasil perundingan yang terjadi ini ialah diawal-awal masa kebebasan tersebut yang menghasilkan suatu kesepakatan yang kemudian disebut “Perjanjian Linggarjati”.

Linggarjati atau Linggajati sendiri adalah nama suatu desa yang secara geografis berada antara Cirebon dan Kuningan yang terletak di kaki gunung Ciremai. Pemilihan Linggarjati sebagai lokasi perundingan dikarenakan lokasi ini ialah tempat yang netral untuk kedua belah pihak.

Untuk diketahui, pada saat tersebut Belanda dan sekutu yang sudah menguasai Jakarta, sementara Indonesia sendiri menguasai Yogyakarta. Tempat berjalannya perundingan masih ada sampai saat ini dan dijadikan suatu museum yang dinamai sebagai “Museum Linggarjati”.


Latar Belakang Perjanjian Linggarjati

Diadakannya sebuah perundingan Linggarjati yang dilatarbelakangi oleh masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke Indonesia. Hal ini sebab Jepang memutuskan ‘status quo’ di Indonesia yang mengakibatkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda laksana peristiwa 10 November di Surabaya.

Pemerintah Inggris selaku penanggungjawab pun telah berupaya menuntaskan konflik politik dan militer di Asia. Pada kesudahannya diplomat Inggris yang mempunyai nama Sir Archibald Clark Kerr mengundang Indonesia dan Belanda guna dapat mengerjakan perundingan di Hooge Veluwe.

Para pemimpin negara sudah menyadari bahwa untuk menuntaskan konflik dengan pertempuran yang melulu akan memunculkan korban dari kedua belah pihak. Namun perundingan yang direncanakan itu menjadi gagal sebab Indonesia meminta Belanda guna mengakui kedaulatannya atas pulau Jawa, pulau Sumatera dan pulau Madura, sementara Belanda ini melulu mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja.

Pada akhir Agutus 1946, pemerintah Inggris mengantarkan Lord Killearn ke Indonesia untuk menuntaskan suatu perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Pada tanggal 7 Oktober 1946 yang bertempatan di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta, dibukalah sebuah perundingan antara Indonesia dan Belanda yang dipimpin oleh Lord Killearn.

Dalam perundingan mula ini kesudahannya menghasilkan suatu persetujuan guna gencatan senjata pada tanggal 14 Oktober dan rencana untuk menyelenggarakan perundingan lebih lanjut, yaitu Perundingan Linggarjati yang akan dilakukan mulai pada tanggal 11 November 1946.


Tujuan Perjanjian Linggarjati

Berikut ini terdapat beberapa tujuan perjanjian linggarjjati, terdiri atas:


1. Belanda Mengakui Kemerdekaan Indonesia

Tujuan kesatu dari perjanjian linggarjati ini ialah untuk menemukan sebuah pernyataan dari Belanda berhubungan kemerdakaan Indonesia. Hanya saja, Belanda tetap tidak inginkan untuk mencungkil negara Indonesia sampai-sampai tetap menuntut guna memiliki sejumlah daerah Indonesia.


2. Dunia Internasional Mengakui Kemerdekaan Indonesia

Pengakuan dunia internasional atas kebebasan Indonesia pun sangat penting untuk Indonesia. Karena dengan pengakuannya, secara otomatis Indonesia bakal mendapatkan suatu sokongan dari dunia dalam urusan melawan penjajahan yang melingkupi Hak Asasi Manusia.


Waktu dan Tempat Perjanjian Linggarjati

Perjanjian bersejarah antara Indonesia dan Belanda ini kesudahannya terlaksana juga. Perjanjian Linggarjati ini dilakukan dimulai pada tanggal 11 November 1946 hingga 13 November 1946. Tempat pengamalan perjanjian atau perundingan ini berlokasi di Linggarjati, Cirebon.

Meski dilakukan pada tanggal 11-13 November 1946, tetapi penandatanganan perjanjian Linggarjati itu baru dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 1947. Di masa-masa senggang, para utusan melakukan sebuah perbaikan terhadap isi-isi perjanjian supaya kedua belah pihak ini dapat menemui titik temu untuk mengamini perjanjian ini.


Tokoh Perjanjian Linggarjati

Ada sejumlah tokoh urgen yang tercebur dalam perjanjian Linggarjati ini, baik dari pihak Indonesia, Belanda ataupun dari pihak Inggris sebagai mediator atau penengah.


Berikut ini ialah nama-nama figur dalam perjanjian Linggarjati :

  • Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Sutan Syahrir (ketua), A. K. Gani, Susanto Tirtoprojo, Mohammad Roem.
  • Pemerintah Belanda yang diwakili oleh Wim Schermerhorn (ketua), H. J. van Mook, Max van Pool, F. de Boer.
  • Pemerintah Inggris sebagai mediator atau penengah yang diwakili oleh Lord Killearn.

Hasil perjanjian linggarjati ini yang telah diamini oleh kedua belah pihak diumumkan pada 15 November 1946.

Berikut ialah pokok-pokok hasil dari sebuah perjanjian Linggarjati diantaranya :

  • Wilayah Sumatera, Jawa, dan Madura adalah wilayah dominasi Indonesia yang telah dinyatakan Belanda secara de facto dan mesti segera ditinggalkan sangat lambat pada tanggal 1 Januari 1949.
  • Sebelum tanggal 1 Januari 1949 akan disusun sebuah Republik Indonesia Serikat (RIS) atas kerjasama Republik Indonesia dan Belanda.
  • Ratu Belanda bakal menjadi ketua Uni Indonesia-Belanda atas bentukan Republik Indonesia Serikat dan Belanda.

Selesainya perjanjian Linggarjati ini maka Komite Nasional Indonesia Pusat mengabsahkan pada tanggal 25 Februari 1947 di Istana Negara Jakarta. Kemudian persetujuannya mesti ditandatangani oleh Indonesia dan Belanda pada tanggal 25 Maret 1947.

Pihak Indonesia merasa pun dirugikan sebab mendapatkan luas distrik yang jauh lebih kecil tetapi ada sisi yang menguntungkan sebab telah mendapat pernyataan secara politik atas kebebasan yakni oleh pemerintah Inggris, Amerika Serikat, dan sebanyak negara Arab yang bisa mempengaruhi status politik Indonesia di mata dunia.


Pro dan Kontra Perjanjian Linggarjati

Pro dan Kontra pun mewarnai naskah persetujuan tersebut. Ada partai-partai politik yang membangkang perjanjian ini yaitu PNI, Angkatan Comunis Muda (Acoma), Partai Wanita, Partai Rakyat Indonesia, Partai Rakyat Jelata, dan Laskar Rakyat Jawa Barat.

Sementara partai-partai yang menyokong perjanijan ini yaitu Perindo, PKI, Partai Buruh, BTI, partai Katholik, Laskar Rakyat, dan Parkindo sementara Dewan Pusat Kongres Pemuda memilih guna bersikap netral untuk dapat menjaga persatuan antara organisasi-organisasi yang membentuknya.

Pemerintah yang mengolah kekuatan dalam KNIP dengan kekuatan penyokong perjnajian Linggarjati menjadi lebih besar. Dikeluarkannya suatu ketentuan pemerintah No.6/1946 pada bulan Desember yaitu dimana isinya ialah bersangkutan peningkatan anggota KNIP yang dilawan keras oleh partai-partai penolak perjanjian Linggarjati tersebut.

Namun sidang pleno KNIP ini pun akan terus berlanjut sampai menghasilkan 232 anggota baru KNIP dan persetujuan perjanjian Linggarjati bisa diteruskan.

Meski terdapat pro dan kontra pada perjanjian Linggarjati tetapi Indonesia tetap mau menandatanganinya dengan dalil sebagai inilah :

  • Bangsa Indonesia yakin bahwa jalan yang sangat baik dan aman guna tercapainya sebuah tujuan bangsa ialah dengan jalan damai.
  • Dukungan simpati dari pihak internasional yang bakal datang bila menempuh teknik damai.
  • Ada peluang untuk bisa memperkuat militer Indonesia yang masih lemah.
  • Untuk menemukan suatu pernyataan kedaulatan maka jalan diplomasi lah yang sangat tepat guna dipilih.

Hubungan Indonesia-Belanda ini juga tidak meningkat baik walau telah ditandatangani perjanjian Linggarjati. 27 Mei 1947 Belanda melewati Misi ldenburg telah mengucapkan nota untuk Pemerintah Indonesia yang mesti dibalas dalam masa-masa dua minggu. Isi nota itu yaitu inilah ini :

  • Pemerintahan peralihan bareng harus dapat dibentuk.
  • Mengadakan sebuah Garis Demiliterisasi.
  • Untuk dapat membangun sebuah pertahanan yang modern dibutuhkan sebagian Angkatan Darat, Laut, dan Udara dari Kerajaan Hindia Belanda yang sedang di Indonesia.
  • Perlindungan kepentingan dalam dan luar negeri yang dilaksanakan dengan menyusun kepolisian.

Pemerintah RI pun menyampaikan nota balasan pada 8 Juni 1947, yang mana isi nota itu diantaranya merupakan :

  • Meski tidak selaras dengan Perjanjian Linggajati tersebut tetapi pemerintah RI pun menyetujui pembentukan Negara indonesia Timur.
  • Keamanan dalam sebuah zona Bebas Militer akan di berikan kepada polisi. Dalam dan pemerintah RI yang mengamini demiliterisasi antara wilayah demarkasi kedua belah pihak.
  • Pertahanan Republik Indonesia Serikat mesti dapat dilaksanakan oleh tentara nasional setiap sehingga tidak butuh adanya pertahanan bersama.

Namun nota balasan yang dikatakan oleh Sutan Syahrir tersebut dirasakan terlalu lemah. Sehingga akibatnya bakal semakin tidak sedikit partai-partai dalam KNIP yang menentangnya. Akhirnya Kabinet Syahrir ini memilih untuk memberikan kembali mandatnya untuk Presiden Soekarno.


Belanda mengaku Agresi Militer I

Pihak Belanda yang masih mengartikan lain dari isi dari perjanjian Linggarjati ini menyelenggarakan suatu Agresi Militer I tanggal 21 Juli 1947.

Sementara tersebut pihak Indonesia ini mengirim Sutan Syahrir, H. Agus Salim, Sudjatmoko, dan Dr. Sumitro Djojohadikusumo untuk dapat datang ke sidang Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dengan harapan supaya posisi Indonesia semakin powerful dalam dunia internasional. Kehadiran wakil Indonesia ini dapat menjadi pembicaraan peserta sidang PBB lainnya.

Dewan Keamanan PBB ini menyerahkan suatu perintah supaya diberlakukan gencatan senjata dan mengantarkan komisi jasa baik yang beranggotakan tiga Negara atau di Indonesia dikenal pun dengan sebutan Komisi Tiga Negara (KTN) yaitu Australia atas gagasan Indonesia yang diwakili Richard C. Kirby, Belgia atas gagasan Belanda yang diwakili Paul Van Zeeland, dan Amerika Serikat sebagai anggota ketiga yang diwakili Frank Graham.


Isi Perjanjian Linggarjati

Penandatanganan Perjanjian Linggarjati ini dilaksanakan pada 25 Maret 1947 antara kedua belah pihak. Yaitu pihak Indonesia dan Belanda.

Hasil perundingan Linggarjati ini menghasilkan sejumlah poin dan pasal yaitu inilah ini :

  • Belanda sudah mengakui secara de facto distrik Republik Indonesia, yakni Jawa, Sumatera dan Madura.
  • Belanda mesti meninggalkan distrik Republik Indonesia sangat lambat pada tanggal 1 Januari 1949.
  • Pihak Belanda dan Indonesia sepakat utnuk menyusun negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri dari distrik Indonesia, Kalimantan dan Timur Besar sebelum tanggal 1 Januari 1949
  • Dalam format Republik Indonesia Serikat, pemerintah Indonesia pun harus tergabung dalam Commonwealth atau Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda ialah sebagai kepalanya.

Dampak Perjanjian Linggarjati

Perjanjian linggarjati ini pun memberikan akibat positif dan negatif untuk Indonesia. Berikut ini ialah dampak atau efek dari perjanjian Linggarjati diantaranya :


Dampak Positif Perjanjian Linggarjati

  • Citra Indonesia di mata dunia Internasional yang semakin kuat, dengan pernyataan Belanda terhadap kebebasan Indonesia, mendorong negara-negara beda untuk dapat mengakui kebebasan Republik Indonesia secara sah.
  • Belanda mengakui negara Republik Indonesia yang telah mempunyai kuasa atas Jawa, Madura dan pun Sumatera. Dengan demikian secara de facto Indonesia sudah berkuasa atas distrik tersebut.
  • Selesainya konflik antara Belanda dan Indonesia ini (walaupun setelahnya Belanda melanggar perjanjian). Pada saat tersebut dikhawatirkan bilamana konfrontasi rakyat Indonesia dan kekuatan Belanda bakal terus berlanjut. Maka bakal semakin tidak sedikit juga korban jiwa dari kalangan rakyat. Hal ini pasti saja disebabkan kekuatan militer Belanda yang sudah modern dan kekuatan rakyat Indonesia yang apa adanya.

Dampak Negatif Perjanjian Linggarjati

  • Indonesia ini melulu mempunyai wilayah dominasi yang paling kecil, yaitu pulau Jawa, Sumatera dan Madura saja. Selain tersebut Indonesia pun harus mengekor persemakmuran Indo-Belanda.
  • Memberikan masa-masa Belanda untuk membina kekuatan atau “menghela nafas” untuk lantas selanjutnya mengerjakan agresi militernya.
  • Perjanjian ini pun telah dilawan dari dalam negara Indonesia. Masyarakat dan kalangan tertentu yang menentangnya ialah dibuka dari Partai Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia dan Partai Rakyat Jelata.
  • Dalam perundingan itu diketahui bahwa seorang pemimpin yang ditunjuk yakni Sutan Syahrir yang telah dirasakan memberikan sokongan pada Belanda. Sehingga menciptakan anggota dari sebuah Partai Sosialis yang berada dalam Kabinet itu dan KNIP mengambil tahapan penarikan sokongan kepada pemimpin perundingan tersebut. Penarikan sokongan tersebut sudah terjadi untuk Syahrir pada tanggal 26 Juni 1947.

Pelanggaran Perjanjian Linggarjati

Meski telah disepakati bareng perjanjian ini lantas terjadi sebuah pelanggaran pada pihak Belanda. Pada tanggal 20 Juli 1947, Gubernur Jenderal H. J. van Mook yang mengaku bahwa Belanda ini tidak terbelenggu lagi dengan perjanjian tersebut.

Pada tanggal 21 Juli 1947, terjadilah sebuah Agresi Militer Belanda I yakni serangan dari tentara Belanda ke distrik Indonesia.

Akibatnya konflik Indonesia-Belanda ini pulang memanas. Pada kesudahannya konflik ini lantas kembali ditamatkan melalui jalur perundingan yakni dibuatnya sebuah Perjanjian Renville. Meski begitu tidak sedikit hasil perjanjian Renville yang bisa merugikan pihak Indonesia.

Perjanjian ini pun bermuncul disebabkan Belanda yang sebelumnya telah menjajah bangsa Indonesia sekitar 350 tahun hendak kembali menjajah Indonesia sesudah negara Indonesia telah memproklamirkan Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.


Demikian Pembahasan Tentang Tujuan Perjanjian Linggarjati: Pengertian, Latar Belakang, Waktu, Tokoh, Pro, Isi, Dampak dan Pelanggarandari Pendidikanmu

Semoga Bermanfaat Bagi Para Pembaca :)

Berita Artikel Lainnya: