Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Nama Kerajaan Hindu-Budha? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: 16 daftar nama kerajaan di indonesia.
Jauh sebelum Republik Indonesia resmi berdaulat merdeka, para masyarakat terdahulu yang disebut dengan masyrakat nusantara sudah mengenal sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan. Kerajaan di Nusantara didirikan oleh para pedagang dari negeri Arab, Cina dan masih banyak lagi. Indonesia yang padaa saat itu menjadi jalur strategis para pelayaran dan menjadi salah satu faktor para pedagang masuknya aliran Hindu-Budha yang dibawa oleh pedagang dari China yang menjadi cikal bakal berdirinya kerajaan di Indonesia.
Nama Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia
Dibawah ini terdapat beberapa daftar nama kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, antara lain:
1. Kerajaan Salakanagara
Kerajaan Salakanagaradipercayai sebagai kerajaan pertama di Nusantara dengan terdapatnya bukti-bukti dari naskah Wangsekerta, pada naskah tersebut diuraikan bahwa kerajaan Salakanagara terletak di Jawa Barat dan didirikan sekitar 130 Masehi oleh Dewawarman yang menjadi duta bangsawan yang datang dari Calankanaya bersama rombonganya pada tahun 128 Masehi.
Dewawarman menikahi putri dari Datu Tirem penguasa Teluk Lada yang bernaman Dewi Pwahaci Larasati. Sesudah Datu Tirem meninggal dunia padah tahun 130 Masehi, Dewawarman mengambil alih kekuasaan Teluk Lada dan mendirikan sebuah kerajaan yang bernama Salakanegara dan sekaligus sebagai raja pertama Salakanagara yang diberi gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapuran dan istrinya Dewi Dwani Rahayu.
2. Kerajaan Sriwijaya
salah satu kemaharajaan maritim yang pernah bangun di pulau Sumatera dan banyak memberi efek di Nusantara dengan daerah kekuasaan menurut peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan kemungkinan Jawa Tengah. Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti “bercahaya” atau “gemilang”, dan wijaya berarti “kemenangan” atau “kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna “kemenangan yang gilang-gemilang”. Bukti awal mengenai eksistensi kerajaan ini berasal dari kala ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling renta mengenai Sriwijaya juga berada pada kala ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran efek Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan di antaranya tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, India dan Serangan dari Raja Kertanegara dari Singasari, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya.
Sesudah runtuhnya kerajaan sriwijaya yang terlupakan dan keberadaannya gres diketahui kembali lewat publikasi tahun 1918 dari sejarawan Perancis George Cœdès dari École française d’Extrême-Orient.
Raja-raja yang memerintah pada masa kerajaan sriwijaya, antara lain:
- Sri Jayanaga
- Balaputradewa
- Sri Sangrawijayatunggawarman.
- Guru agama Buddha yang populer merupakan Sakyakirti
3. Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu berdiri hampir bersamaan dengan Kerajaan Sriwijaya, tetapi pada tahun 692 kerajaan ini telah dikuasai Sriwijaya.
Dibawah ini terdapat beberapa nama raja-raja Kerajaan Melayu, antara lain:
- Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1183). Sumber: Prasasti Grahi tahun 1183 di selatan Thailand, perintah kepada bupati Grahi yang berjulukan Mahasenapati Galanai supaya menciptakan arca Buddha seberat 1 bhara 2 tula dengan nilai emas 10 tamlin. Ibukota: Dharmasraya.
- Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. (1286). Prasasti Padang Roco tahun 1286 di Siguntur, pengiriman Arca Amonghapasa sebagai hadiah Raja Singhasari kepada Raja Dharmasraya. Ibukota: Dharmasraya.
- Akarendrawarman. (1300). Sumber: Prasasti Suruaso. Ibukota: dharmasraya atau Suruaso.
- Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa. (1347). Sumber: Arca Amoghapasa. Ibukota: Suruaso atau Pagarruyung.
- Ananggawarman. (1375). Sumber: Prasasti Pagaruyung. Ibukota: Pagaruyung.
4. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu yang tertua di Indonesia. Kerajaan ini didirikan pada tahun 400 M, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Dibawah ini terdapat beberapa nama raja-raja yang memerintah pada masa kerajaan kutai, antara lain:
- Kudungga (raja pertama).
- Aswawarman.
- Mulawarman.
5. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu yang didirikan pada tahun 450 M, di Jawa Barat. Kata tarumanagara berasal dari kata taruma dan nagara. Nagara artinya kerajaan atau negara sedangkan taruma berasal dari kata tarum yang merupakan nama sungai yang membelah Jawa Barat yaitu Citarum.
Pada muara Citarum ditemukan percandian yang luas yaitu Percandian Batujaya dan Percandian Cibuaya yang diduga merupakan peradaban peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Raja yang memerintah adalah Pernawarman.
6. Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga didirikan pada tahun 674 di Jepara, Jawa Tengah. Kalingga merupakan sebuah kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar kala ke-6 masehi. Letak sentra kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah kerajaan ini masih belum terang dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber catatan China, tradisi dongeng setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad lalu pada kala ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Kalingga telah ada pada kala ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok.
Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal mempunyai peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya. Raja yang memerintah adalah Ratu Shima. Pendeta yang terkenal adalah Jhanabhadra.
7. Kerajaan Galuh
Kerajaan galuh merupakan sebuah kerajaan yang berlokasi di Ciamis yang berdiri pada abad ke 8 Masehi. Kata galuh berasal dari bahasa sansekerta yang berarti “permata”.
Raja pertama dari kerajaan galuh merupakan Rahiangan Sri Medangjati yang menjabat tahta kerajaan Galuh selama 15 Tahun.
8. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan bataram kuno didirikan di Jawa Tengah dengan ibukota Medang Kamulan pada abad ke 8 Masehi. Bukti peninggalan sejarah dari kerajaan mataram kuno, antara lain candi Dieng dan Candi Prambanan.
9. Kerajaan Wangsa Isyana
Mpu Sendok memindahkan pusat pemerintahan Syailendra ke Jawa Timur pada tahun 929, kemudian membentuk wangsa baru yaitu Wangsa Isyana.
Raja-raja yang memerintah pada masa kerajaan wangsa isyana, antara lain:
- Empu Sendok bergelar Maharaja Rake Hino Sri Isyana Wikramadharmotunggadewa.
- Sri Isyanatunggawijaya.
- Makutawangsawardhana.
- Dharmawangsa, bergelar Sri Dharmawangsa Teguh Anantawikramatunggadewa.
- Airlangga, bergelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa.
Tahun 1401 Kerajaan Kahuripan dibagi menjadi 2 (tugas pembagian diserahkan kepada Empu Bharada), antara lain:
- Jenggala atau Singasari, dengan ibukota di Kahuripan.
- Panjalu atau Kediri, denagn ibukota di Daha.
10. Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran merupakan kerajaan bercorak hindu yang berlokasi di Jawa Barat dan pada saat itu Kerajaan Pajajaran Beribukota di Bogor. Kerajaan Pajajaran berdiri sekitar tahun 923 Masehi oleh Sri Jayabuphati.
11. Kerajaan Singasari
Sejarah Kerajaan Singasari berdiri oleh Ken Arok sekitar tahun 1222 Masehi dan berlokasi di kawasan Singosari, Malang. Pada tahun 1222 M, terjadi perseteruan antara Kertajaya dari kerjaan Kediri melawan Ken Arok. Lalu kaum brahmana bergabung dengan Ken Arok dan mengangkatnya menjadi raja pertama kerajaan Singasari.
Raja terakhir dari kerajaan Singasari ialah Kertanegara yang sekaligus menjadi raja terbesar dalam sejarah Kerajaan Singasari. Pada tahun 1929 M terjadi pembrontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang yang mengakibatkan terbunuhnya Kertanegara dan menjadi akhir dari perjalanan Kerjaan Singasari dikawasan Jawa Tengah.
12. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit berdiri sekita tahun 1293 M dan memperoleh puncak masa kejayaannya dibawah pimpinan Raja Hayam Wuruk dan patihnya yang terkenal Gajah Mada sekitar tahun 1293 sampai 1500 M.
Pada abad ke-14 Masehi, masa kejayaan majapahit sedikit demi sedikit mulai mengendur dan puncaknya pada saat terjadi perang saudara pada tahun 1405 hingga 1406 M.
13. Kerajaan Bali
Raja Wangsa Warmadewa merupakan salah satu raja terkenal yang pernah memerintah di kerajaan bali. Peninggalan pada masa kerajaan bali, antara lain 28 prasasti yang tersebar di Goa Gajang, Gunung Kawi, Panulisan dan Sangit.
Prasasti tersebut adalah peninggalan dari era pemerintahan Anak Wungsu yang sebagai raja terakhir dari Kerajaan Bali.
14. Kerajaan Buleleng
Kerajaan Buleleng adalah Kerajaan Hindu Budha tertua di Bali. Kerajaan tersebut berkembang pada abad IX-XI Masehi. Kerajaan ini diperintah oleh Dinasti Warmadewa. Kerajaan ini dapat dipelajari melalui prasasti Belanjong, Penempahan, dan Melatgede. Kerajaan ini berpusat di Buleleng, Bali bagian utara. Buleleng tereletak dipesisir pantai, yang menyebabkan Buleleng sering disinggahi kapal-kapal.
15. Kerajaan Tulang Bawang
Kerajaan Tulangbawang berlokasi di sekitar Kabupaten Tulang Bawang, Lampung sekarang. Musafir Tiongkok yang pernah mengunjungi Nusantara pada abad VII, yaitu I Tsing yang merupakan seorang peziarah Buddha, dalam catatannya menyatakan pernah singgah di To-Lang P’o-Hwang (“Tulangbawang”), suatu kerajaan di pedalaman Chrqse (Pulau Sumatera). Ahli sejarah Dr. J. W. Naarding memperkirakan pusat kerajaan ini terletak di hulu Way Tulang Bawang (antara Menggala dan Pagardewa) kurang lebih dalam radius 20 km dari pusat kota Menggala.
Seiring dengan makin berkembangnya kerajaan Sriwijaya, nama Kerajaan Tulang Bawang semakin memudar. Tulang Bawang menganut adat Pepadun, yang memungkinkan setiap khalayak untuk berkuasa dalam komunitas ini, maka Pemimpin Adat yang berkuasa selalu berganti ganti Trah. Status sosial dalam masyarakat Pepadun tidak semata-mata ditentukan oleh garis keturunan. Setiap orang memiliki peluang untuk memiliki status sosial tertentu, selama orang tersebut dapat menyelenggarakan upacara adat Cakak Pepadun. Gelar atau status sosial yang dapat diperoleh melalui Cakak Pepadun diantaranya gelar Suttan, Raja, Pangeran, dan Dalom. Hingga saat ini belum diketemukan benda benda arkeologis yang mengisahkan tentang alur dari kerajaan ini.
16. Kerajaan Kota Kapur
Penelitian arkeologi yang dilakukan di Kota Kapur, Pulau Bangka, pada tahun 1994, diperoleh petunjuk tentang adanya kekuasaan sebelum munculnya Kerajaan Sriwijaya. Temuan-temuan arkeologi berupa sisa-sisa sebuah bangunan candi Hindu (Waisnawa) bersama dengan arca-arca batu, di antaranya dua buah arca Wisnu dengan gaya seperti arca-arca Wisnu yang ditemukan di Lembah Mekhing, Semenanjung Malaka, dan Cibuaya, Jawa Barat, yang berasal dari masa sekitar abad ke-5 dan ke-7 masehi.
Sebelumnya di situs Kota Kapur selain telah ditemukan sebuah inskripsi batu dari Kerajaan Sriwijaya yang berangka tahun 608 Saka (=686 Masehi), telah ditemukan pula peninggalan-peninggalan yang lain di antaranya sebuah arca Wisnu dan sebuah arca Durga Mahisasuramardhini. Dari peninggalan-peninggalan arkeologi tersebut nampaknya kekuasaan di Pulau Bangka pada waktu itu bercorak Hindu-Waisnawa.
Temuan lain yang penting dari situs Kota Kapur adalah benteng pertahanan yang kokoh berbentuk dua buah tanggul sejajar terbuat dari timbunan tanah, masing-masing panjangnya sekitar 350 meter dan 1200 meter dengan ketinggian sekitar 2–3 meter. Penanggalan dari tanggul benteng ini menunjukkan masa antara tahun 530 M sampai 870 M.
Berita Artikel Lainnya: