Materi Resensi

Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Resensi? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain:

Unsur-Unsur-Resensi

Pengertian Resensi

Resensi adalah surat atau informasi yang membahas, mengulas, dan mempertimbangkan karya orang lain tentang kelemahan, manfaat, dan kelayakan buku yang dibaca oleh pembaca, pendengar, atau audiens. Karya yang sering ditinjau termasuk buku, gambar, musik atau film.


Pengertian Resensi Menurut Para Ahli

Berikut dibawah ini terdapat beberapa pengertian resensi menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:


1. Menurut WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75)

Mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada halayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli.


2. Menurut Panuti Sudjiman (1984)

Resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.


3. Menurut Saryono (1997:56)

Menjelaskan pengertian resensi sebagai sebuah tulisan berupa esay dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.


Tujuan Resensi

Berikut dibawah ini terdapat beberapa tujuan resensi, antara lain sebagai berikut:

  1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
  2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
  3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
  4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
  5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku.

Fungsi Resensi

Berikut dibawah ini terdapat beberapa fungsi resensi, antara lain sebagai berikut:

  • Fungsi informasional, yaitu untuk mengkomunikasikan keberadaan buku atau film tertentu sehingga pembaca tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
  • Fungsi komersial, yaitu Promosi produk baru untuk tujuan komersial (manfaat materi)
  • Fungsi akademik, yaitu interaksi antara penulis buku, penerjemah, editor dan pengulas dalam desain wacana ilmiah serta berbagai pengalaman dan perspektif tentang topik-topik tertentu yang menjadi fokus pengkaji.

Jenis-Jenis Resensi

Berikut dibawah ini terdapat beberapa jenis-jenis resensi, antara lain sebagai berikut:

  1. Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
  2. Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
  3. Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.

Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.


Unsur-Unsur Resensi

Berikut dibawah ini terdapat beberapa unsur-unsur resensi, antara lain sebagai berikut:


1. Judul resensi

Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.


2. Menyusun data buku

Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:

  • Judul buku;
  • Pengarang;
  • Penerbit;
  • Tahun terbit beserta cetakannya;
  • Dimensi buku;
  • Harga buku;

3. Isi resensi buku

Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.


4. Penutup resensi buku

Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.


Tahap Penulisan Resensi

Berikut dibawah ini terdapat beberapa tahap penulisan resensi, antara lain sebagai berikut:


1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.


2. Tahap Pengerjaan

a. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.

b. Membuat isi resensi, diantaranya:

  1. Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
  2. Menentukan judul resensi.
  3. Membuat ringkasan secara garis besar.
  4. Memberikan penilaian buku.
  5. Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
  6. Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
  7. Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.

Kaidah Kebahasaan Teks Resensi

Teks resensi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan seperti berikut:
  • Banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu.
  • Banyak menggunakan konjungsi temporal: sejak, semenjak, kemudianakhirnya
  • Banyak menggunakan konjungsi penyebababan: karena, sebab.
  • Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada bagian akhir teks. Hal ini ditandai oleh kata jangan, harus, hendaknya.

Sistematika Penulisan Resensi

Berikut ini adalah tips dalam menulis resensi:

  1. Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensi.
  2. Catatlah identitas buku yang akan diresensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku.
  3. Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan.
  4. Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku.
  5. Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis.
  6. Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak.

Contoh Resensi

Berikut dibawah ini terdapat beberapa contoh resensi, antara lain sebagai berikut:

Judul : Falling into Places
Penulis : Amy Zhang
Penerbit : POP
Tebal Buku : 327 Halaman
Cetakan Pertama, Oktober 2016
(versi bahasa asli, terbit perdana September 2014)
ISBN : 9786024241995
Falling into Places

Di hari ketika Liz Emerson mencoba bunuh diri, Hukum Gerak Newton dibahas di kelas Fisika. Kelembaman, gaya, massa, gravitasi, kecepatan, percepatan… semua itu belum masuk benar ke kepalanya, tetapi seusai sekolah Liz mempraktikkan hukum-hukum itu dengan melajukan mobilnya ke luar jalan raya.


Kini Liz terbaring sekarat di rumah sakit, dan dia bisa meninggal kapan saja. Seperti halnya Liz tidak memahami Hukum Gerak Newton, orang-orang juga tidak memahami kenapa kejadian nahas ini menimpa Liz Emerson, gadis paling populer dan paling tangguh di Meridian. Tetapi aku paham. Aku bersamanya sewaktu mobil menabrak pagar pembatas jalan dan berakhir di dasar bukit. Aku paham kenapa kami jatuh bebas di tempat itu di minggu ketiga bulan Januari. Aku tahu alasan Liz mengakhiri hidupnya. Aku paham kesedihan yang dialami Liz, alangkah kesepiannya dia dan betapa hancur hatinya.

Setiap aksi menghasilkan reaksi. Namun Liz Emerson tidak perlu lenyap dari dunia ini, bukan?
***
Amy Zhang benar-benar menerapkan konsep Hukum III Newton saat menuliskan buku ini; hukum sebab-akibat. “Setiap aksi menghasilkan reaksi yang sama besar dan berlawanan arah.”

Sewaktu membaca paragraf awal buku ini, saya sudah disuguhkan dengan pembukaan spektakuler seperti ini:

Di hari ketika Liz Emerson mencoba bunuh diri, Hukum Gerak Newton dibahas di kelas Fisika. Kemudian, seusai sekolah, Liz mempraktikkan hukum-hukum itu dengan melajukan Mercedes-nya ke luar jalan raya.


Setelahnya, upaya evakuasi dan penyelamatan Liz disampaikan dengan teknik show yang memikat, meninggalkan kesan nyata beserta kepanikan, ketakutan, kecemasan, yang mengikutinya. Bagaimana nasib Liz? Apakah upayanya mengakhiri hidup bakal berhasil? Atau justru dia masih akan hidup lebih lama lagi? Yang jelas, sebuah panggilan telepon ke kantor polisi berhasil mencegah keadaan menjadi semakin fatal. Meskipun, berada di antara hidup dan mati dengan keyakinan untuk bertahan yang setipis kulit ari, rasanya menyedihkan.

Alur cerita bergerak maju dan mundur dengan penceritaan yang menarik, menguak sisi kehidupan Liz seolah seperti mengupas bawang. Pembaca dibawa mengenal Liz Emerson, seorang pelajar populer di Meridian, sosok yang dinilai sempurna oleh kawan-kawannya. Pembangkang, penguasa, dan segala hal sematan lainnya yang membuat Liz dan kedua temannya, Julia, dan Kennie, menjadi dikenal seantero sekolah. Apa yang membuat Liz memutuskan bunuh diri? Kesepian. Bagaimana Liz bisa merasa kesepian jika dia dikelilingi oleh sahabat yang menyayanginya, dan Liz sering berpindah dari satu keramaian ke keramaian lain? Satu pesta ke pesta lainnya? Mengapa Liz bisa memutuskan mengakhiri hidupnya hanya karena perkara se-“cemen” kesepian? Barangkali itulah yang ingin disampaikan penulis kepada karakternya. Bahwa pembaca seolah dibawa untuk “menghakimi” karakter Liz yang seperti itu.

Namun, ketika pembaca dibawa untuk mengenal Liz lebih dalam, tentang peristiwa-peristiwa yang mengguncang kehidupannya, Liz yang semena-mena berubah menjadi Liz yang lain, sosok yang selama ini ditutupinya, yang tidak ingin diketahui orang lain. Hukum sebab-akibat membentuk Liz menjadi dirinya sekarang. Cerita tentang mendiang ayahnya, seorang teman masa kecil korban perisakan yang turut membentuk karakternya, apa yang terjadi dengan orang-orang dekatnya, pada kedua sahabatnya, dan banyak kisah-kisah lainnya. Seorang yang terlihat cerita, bahagia, tapi jiwanya kosong. Dia kesepian, dan malangnya, pembaca dapat turut merasakan bagaimana Liz menjalani kehidupannya dalam sepi. Bahkan dalam setiap keputusan-keputusan yang dipikirkannya, ada gejolak yang bisa dirasakan pembaca saat menyelami kisah Liz.

Sampai pada akhirnya, Liz merasa bahwa dirinya tidak pantas berada di atas bumi dengan milyaran manusia baik lainnya. Semua perilakunya seolah menggema di dalam isi kepalanya. Segala yang terjadi atas campur tangannya muncul dalam kesepian-kesepian yang mencekamnya itu.

Liz tidak menyadari bahwa reaksi yang sama besar dan berlawanan arah adalah ini: setiap perbuatan kejam, jahat, dan dengki yang pernah Liz lakukan terpental kembali kepadanya.


Padahal, hidup tidak sesederhana itu. Bahwa banyak hal yang terjadi, bahkan lebih rumit ketimbang penjelasan tentang hubungan sebab-akibat yang muncul di sana.

Saya acungkan jempol dengan kepiawaian penulis dalam menceritakan kisahnya. Saya bahkan enggan membaca buku ini sepintas lalu. Karena setiap paragrafnya benar-benar berisi, hingga sayang untuk melewatkannya begitu saja. Cara penulisannya mengajarkan saya bagaimana mengolah cerita dengan teknik show yang baik. Semuanya bermakna. Apalagi, menjelaskan sebuah cerita remaja (yang bahkan nggak suka-suka amat sama Fisika) dengan bumbu teori Fisika tentang Hukum Gerak Newton. Penulis bahkan membagi bukunya (secara tidak langsung) dalam tiga tahapan. Yang pertama, tentang Hukum I Newton:

Benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan, kecuali ada gaya luar yang bekerja padanya.


Ini merujuk pada keadaan konstan dalam hidup Liz, yang berkaitan dengan hukum kelembaman, atau keadaan menolak perubahan. Lalu beranjak pada Hukum II Newton:

Gaya sama dengan laju perubahan momentum dibagi perubahan waktu. Untuk massa tetap, gaya sama dengan massa dikali percepatan.


Menjelaskan keadaan Liz, di mana dia berupaya untuk melakukan “sesuatu” sebagai upaya menghilangkan dirinya, dan kejahatan atas tangannya. Sayangnya Liz melakukan sesuatu yang salah. Dan yang terakhir, Hukum III Newton:

Setiap aksi menghasilkan reaksi yang sama besar dan berlawanan arah.


Bahwa secara kasatmata, sesuatu erat kaitannya dengan hukum sebab-akibat. Meskipun begitu, Mr. Eliezer memberikan sebuah kalimat penutup dalam sesi mengajarnya:

“Hidup ini lebih dari sekadar sebab dan akibat.”


Liz perlu tahu itu.

Terlepas dari erat kaitannya novel ini dengan Fisika, sesuatu yang menjalin love hate relationship dengan saya, buku ini SANGAT bagus! Disajikan dengan sudut pandang tak biasa (yang mengingatkanku pada film Inside Out), alur maju-mundur yang apik dan mengesankan, serta berhasil membawa pembaca merasa dekat dengan perasaan para tokohnya. (Apalagi ada fisika-fisikanya kan ya, jadi makin jatuh hati dengan buku ini! Dan yah, kapan lagi saya bikin ulasan sambil nyerempet-nyerempet bahas Hukum Newton kan yaaa XD) Bintang lima untuk bukunya! Kalau perlu, pinjam bintang tetangga buat nambahin lagi bintangnya =))

Saya jadi kepingin balik ke masa SMA kalau guru Fisikanya seperti Mr. Eliezer ini 😀 Dan juga kepingin dengar cerita tentang Liam lebih banyak lagi! (Siapa itu Liam? Baca saja buku ini untuk menemukan jawabannya 😉

Daftar Pustaka:

  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2017. Bahasa Indonesia Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK.. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Demikian Pembahasan Tentang Unsur Resensi: Pengertian Menurut Para Ahli, Tujuan, Fungsi, Jenis, Tahap, Kaidah, Sistematika dan Contoh dari Pendidikanmu
Semoga Bermanfaat Bagi Para Pembaca :)