Hallo, Selamat Datang di Pendidikanmu.com, sebuah web tentang seputar pendidikan secara lengkap dan akurat. Saat ini admin pendidikanmu mau berbincang-bincang berhubungan dengan materi Quality Management? Admin pendidikanmu akan berbincang-bincang secara detail materi ini, antara lain: jenis, fungsi, karakteristik dan prinsip.
Daftar Isi
Pengertian Total Quality Management
Pada dasarnya Manajemen Kualitas (Quality Management) atau Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management = TQM) didefinisikan sebagai suatu teknik meningkatkan performance/kinerja secara terus-menerus (continuous performance improvement) pada masing-masing level operasi atau proses, dalam masing-masing era fungsional dari sebuah organisasi, dengan memakai semua sumber daya insan dan modal yang tersedia.
ISO 8402 (Quality Vocabulary) mendefinisikan Manajemen Kualitas sebagai semua kegiatan dari faedah manajemen secara borongan yang menilai kearifan kualitas, tujuan-tujuan dan tanggung jawab, serta mengimplementasikannya melewati alat-alat seperti:
- Perencanaan kualitas (quality planning) Adalah penetapan dan pengembangan destinasi dan keperluan untuk kualitas serta penerapan sistem kualitas.
- Pengendalian kualitas (quality control) Adalah teknik-teknik dan kegiatan operasional yang dipakai untuk mengisi persyaratan kualitas.
- Jaminan kualitas (quality assurance) Adalah seluruh tindakan terencana dan sistematik yang diimplementasikan dan didemonstrasikan untuk memberikan keyakinan yang lumayan bahwa produk bakal memuaskan keperluan untuk kualitas tertentu.
- Peningkatan kualitas (quality improvement) Adalah tindakan-tindakan yang dipungut guna menambah nilai produk guna pelanggan melewati peningkatan efektivitas dan efisiensi dari proses dan kegiatan melalui struktur organisasi.
Tanggung jawab guna manajemen kualitas terdapat pada seluruh level dari manajemen, namun harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top management) dan implementasinya mesti melibatkan seluruh anggota organisasi.
Meskipun Manajemen Kualitas bisa didefinisikan dalam sekian banyak versi, tetapi pada dasarnya Manajemen Kualitas berfokus pada perbaikan terus-menerus untuk mengisi kepuasan pelanggan. Dengan demikian Manajemen Kualitas berorientasi pada proses yang mengintegrasikan seluruh sumber daya manusia, pemasok-pemasok (supplier), dan semua pelanggan (customers), di lingkungan perusahaan (corporate environment). Hal ini berarti bahwa Manajemen Kualitas merupakan keterampilan atau kapabilitas yang melekat dalam sumber daya insan serta adalah proses yang bisa dikontrol dan bukan sebuah kebetulan belaka.
Dr. Joseph M. Juran salah seorang guru dalam manajemen kualitas, paling terkenal dengan konsep trilogi kualitas, yaitu: perencanaan kualitas (quality planning), pengendalian kualitas (quality control) dan perbaikan atau penambahan kualitas (quality improvement). Pandangan Dr. Juran mengenai isu-isu utama beda yang sehubungan dengan manajemen kualitas merupakan:
- Siklus pengembangan produk seharusnya dipersingkat melewati perencanaan partisipatif, rekayasa berbarengan dan pelatihan untuk perencana dalam cara dan alat-alat manajemen kualitas.
- Hubungan dengan pemasok seharusnya diperbaiki. Banyaknya pemasok seharusnya dikurangi. Suatu hubungan kerja sam seharusnya diputuskan menurut rasa saling percaya. Lama kontrak seharusnya diperpanjang sehingga mempunyai sifat hubungan jangka panjang.
Pelatihan seharusnya berorientasi pada hasil dan bukan berorientasi pada alat. Tujuan utama pelatihan seharusnya mengolah perilaku karyawan, bukan sekedar mengajar atau mendidik saja. Sebagai contoh: pelatihan dalam penambahan kualitas seharusnya didahului dengan tugas dalam sebuah proyek perbaikan. Misi pelatihan seharusnya menolong tim menuntaskan proyek itu.
Sejarah Total Quality Management
Total Quality Management (TQM) berawal di AS sekitar PD II, ketika berpengalaman statistik AS W. Edward Deming membantu para insinyur dan teknisi untuk memakai teori statistik untuk membetulkan kualitas produksi. Setelah perang, teorinya tidak sedikit diremehkan oleh perusahaan Amerika. Kemudian Deming pergi ke Jepang, dimana dia mengajarkan pemimpin bisnis top pada Statistical Quality Control, mengajarkan mereka dapat membina negaranya andai mengikuti nasehatnya.
TQM hadir sebagai respon pada kendala membaurkan pendekatan kualitas teknis dengan tenaga kerja yang berkembang pesat tak terlatih atau semi terlatih ketika dan sesudah PD II. Meskipun tidak sedikit dari gagasan tersebut bermula di AS tetapi sebagian besar perusahaan Jepanglah yang mengimplementasikannya dan memperbaikinya dari 1950-an. Seperti halnya pendekatan kualitas teknis, TQM pun menekankan pada pentingnya input tetapi mengembangkannya dari kompetensi teknis ke pun termasuk pentingnya semangat orang dan kemampuannya guna bekerja dalam kesebelasan dalam rangka memecahkan persoalan.
Sebagai ekstra TQM berfokus pada pentingnya proses bisnis yang baik (terutama satu pola yang meminimalisir hambatan dari batasan internal) dan mengerti keperluan detail pelanggan sehingga keperluan mereka bisa sepenuhnya tercapai. Keperluan-keperluan ini sejauh ini menjangkau tahap dimana TQM menjadi pemikiran terbaik sebagai filosofi manajemen umum daripada pendekatan tertentu guna kualitas. Jadi bisa disimpulkan mula mulanya TQM (Total Quality Management) ialah di dunia bisnis.
Karakteristik Total Quality Management
Berdasarkan keterangan dari Goetsch dan Davis, terdapat sepuluh ciri khas Total Quality Manajemen inilah ini “Tjiptono, 2003: 15”
- Fokus pada pelanggan
- Obsesi terhadap kualitas
- Pendekatan ilmiah
- Komitmen jangka panjang
- Kerjasama tim
- Perbaikan secara berkesinambungan
- Pendidikan dan pelatihan
- Kebebasan yang terkendali
- Kesatuan tujuan
- Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Metode Total Quality Management
Adapun cara total quality manajemen sebagai berikut:
-
Metode W. Edwards Deming
Deming menulis kesuksesan dalam memimpin revolusi di Jepang yakni dengan mengenalkan pemakaian teknik solusi masalah dan pengendalian proses statistik “statistical process control = SPC”. Salah satu cara Deming yang terkenal merupakan siklus deming “deming cycle”.
Siklus Deming merupakan model perbaikan berkesinambungan yang dikembangkan oleh W. Edward Deming yang terdiri atas empat komponen utama secara berurutan yang dikenal dengan siklus PDCA “Plan-Do-Check-Act”. Penjelasan dari masing-masing siklus PDCA tersebut merupakan sebagai berikut:
- Mengembangkan rencana perbaikan “plan”
- Melaksanakan rencana “do”
- Memeriksa atau menganalisis hasil yang dijangkau “check atau study”
- Melakukan perbuatan penyesuaian bila dibutuhkan “action”
-
Metode Joseph M. Juran
Juran mendefinisikan kualitas sebagai sesuai atau cocok untuk dipakai “fitness for use” yang berisi. Pengertian bahwa sebuah barang atau jasa mesti dapat mengisi apa yang diinginkan oleh semua pemakainnya.
Kontribusi Juran yang sangat terkenal ialah Juran’s Basic Steps to Progress, tiga tahapan dasar ini merupakan tahapan yang mesti dilaksanakan perusahaan bila mereka hendak mencapai kualitas tingkat dunia. Juran pun yakin bahwa terdapat titik diminishing return dalam hubungan antara kualitas dan daya saing. Ketiga tahapan tersebut terdiri atas inilah ini:
- Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang digabungkan dengan dediksi dan keadaaan yang mendesak.
- Mengadakan program pelatihan secara luas.
- Membantu komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi.
-
Metode Philip B. Crosby
Crosby familiar dengan ajakan manajemen zero defect dan pencegahan yang membangkang tingkat kualitas yang bisa diterima secara statistik “acceptable quality level”, pandangan-pandangan Crosby dirangkumnya dalam ringkasan yang ia sebut sebagai dalil-dalil manajemen kualitas yaitu:
- Definisi kualitas ialah sama dengan persyaratan
- Sistem kualitas ialah pencegahan
- Kerusakan nol “zero effect” adalah standar kinerja yang mesti digunakan
- Ukuran kualitas ialah price of nonconformance
Manfaat Total Quality Management
Berdasarkan keterangan dari Hessel, guna penerapan Total Quality Manajemen ( TQM ) untuk perusahaan/organisasi ialah “Nasution, 2005: 366”
- Proses desain produk menjadi lebih efektif yang akan dominan pada kinerja kualitas yakni keandalan produk, product features dan serviceability.
- Penyimpangan yang bisa dihindari pada proses produksi menyebabkan produk yang didapatkan sesuai dengan standar, menjadikan pengerjaan ulang, meminimalisir waktu kerja, meminimalisir kerja mesin dan menghemat pemakaian material.
- Hubungan jangka panjang dnegan pelanggan bakal berpengarug positif untuk kinerja organisasi, antara beda dapat merespon keperluan pelanggan dengan lebih cepat serta mengantisipasi perubahan keperluan dan kemauan pelanggan.
- Sikap pekerja yang baik akan memunculkan partisipasi dan komitmen pekerja pada kualitas, rasa bangga bekerja sampai-sampai akan bekerja secara optimal, perasaan tanggung jawab untuk menambah kinerja organisasi.
Prinsip Total Quality Management
Empat prinsip utama dalam TQM ialah sebagai inilah :
1. Kepuasan pelanggan
Kebutuhan pelanggan dicoba untuk dipuaskan dalam segala aspek, tergolong didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena tersebut segala kegiatan perusahaan mesti dikoordinasikan guna memuaskan semua pelanggan. Kualitas yang didapatkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang diserahkan dalam rangka menambah kualitas hidup semua pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diserahkan maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.
2. Respek terhadap masing-masing orang
Setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi peluang untuk tercebur dan berpartisipasi dalam kesebelasan pengambil keputusan.
3. Manajemen menurut fakta
Setiap keputusan tidak jarang kali didasarkan pada data, bukan sebatas pada perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok sehubungan dengan urusan ini:
- Prioritas (prioritization) yakni sebuah konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilaksanakan pada seluruh aspek pada ketika yang bersamaan, menilik keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena tersebut dengan memakai data maka manajemen dan kesebelasan dalam organisasi dapat memusatkan usahanya pada kondisi tertentu yang vital.
- Variasi (Variation) atau Variabilitas kinerja manusia. Data statistic bisa memberikan cerminan mengenai variabilitas yang adalah bagian yang lumrah dari masing-masing system organisasi. Dengan demikian organisasi dapat menebak hasil dari masing-masing keputusan dan perbuatan yang dilakukan.
4. Perbaikan berkesinambungan
Melakukan proses secara sistematik dalam mengemban perbaikan berkesinambungan. Konsep siklus PDCA (Plant-Do-Check-Act), yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pengamalan rencana, pengecekan hasil pengamalan rencana, dan perbuatan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
Unsur Total Quality Management
Empat bagian utama dalam TQM ialah sebagai inilah :
- Fokus pada Pelanggan. Dalam TQM, pelanggan internal dan eksternal adalahDriver. Pelanggan eksternal menilai kualitas produk atau jasa yang di sampaikan untuk mereka, sementara pelanggan internal berperan besar dalam menilai kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang bersangkutan dangan produk atau jasa.
- Obsesi terhadap Kualitas. Dalam organisasi yang merealisasikan TQM, penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas yang diputuskan tersebyt, organisasi mesti terobsesi untuk mengisi atau melebihi apa yang ditentukan tersebut, maka berlaku prinsip ‘good enough is never good enough’.
- Pendekatan Ilmiah. Dalam penerapan TQM, khususnya untuk mendesain kegiatan dan dalam proses pemungutan keputusan dan solusi masalah yang sehubungan dengan kegiatan yang di desain tersebut. Data dibutuhkan dan dipergunakan dalam merangkai patok duga (benchmark), mengawasi prestasi, dan mengemban perbaikan.
- Komitmen Jangka Panjang. TQM sebuah paradigma baru dalam mengemban bisnis, untuk tersebut dibutuhkan kebiasaan perusahaan yang baru pula. Oleh karena tersebut komitmen jangka panjang sangat urgen guna menyelenggarakan perubahan budaya supaya penerapan TQM berlangsung dengan sukses.
- Kerja Sama Tim (Teamwork), kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
- Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan. Setiap produk dan/atau jasa didapatkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam sebuah system/lingkungan. Oleh karena tersebut system yang terdapat perlu dibetulkan secara terus menerus supaya kualitas yang dihasilkannya bisa meningkat.
- Pendidikan dan Pelatihan. Setiap orang dalam perusahaan bisa meningkatkan kemampuan teknis dan kemahiran profesionalnya.
- Kebebasan yang Terkendali, dalam urusan ini karyawan mengerjakan standarisasi proses dan mereka pula yang berjuang mencari teknik untuk meyakinkan masing-masing orang mau mengikuti formalitas standar tersebut.
- Kesatuan Tujuan, agar TQM bisa diterapkan dengan baik maka perusahaan mesti mempunyai kesatuan Tujuan.
- Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan, usaha guna melibatkan karyawan membawa dua guna utama:
- Meningkatkan hasil keputusan, rencana, atau perbaikan yang lebih efektif.
- Meningkatkan “rasa memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang mesti melaksanakannya.
Penerapan Konsep Total Quality Management
Berikut ini terdapat sejumlah penerapan konsep total qualitu management, terdiri atas:
1. Konsep Aplikasi Total Quality Marketing
TQM bisa diterapkan pada semua faedah pemasaran dari masing-masing operasional bisnis. Hal ini butuh ditegaskan, sebab pada lazimnya orang-orang dalam industri jasa atau yang berada dalam faedah pemasaran dan pelayanan pelanggan, cenderung beranggapan bahwa manajemen kualitas melulu diterapkan pada faedah manufacturing dan adalah tanggung jawab dari orang-orang dalam faedah manufacturing.
Landasan dari total quality marketing ialah konsep market-in, bukan product-out, yang mesti ditafsirkan sebagai membuat produk-produk yang dapat memberikan nilai untuk pelanggan untuk menjangkau kepuasan total. Tenaga-tenaga pemasar tergolong manajer pemasaran jangan mengeluh bahwa “kami dari unsur pemasaran tidak dapat menjual produk, sebab produk itu berbobot berkualitas jelek”.
Pendekatan yang benar ialah ikut berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan pengembangan produk cocok dengan informasi keperluan pasar dan pelanggan yang ada. Adalah terlambat guna mengeluh bahwa produk itu berbobot berkualitas jelek sesudah produk tersebut di produksi. Dengan demikian, dalam TQM, faedah pemasaran mesti adalah bagian integral dari TQM melewati total quality marketing.
Agar total quality marketing dan konsep-konsep TQM yang beda dapat berhasil, maka sikap mental menurut konsep market-in mesti dicerna dan di hayati. Filosofi dari Total Quality Marketing ialah “jangan membuat kecewa pelanggan”. Berikut ialah filosofi garansi kualitas dalam Total Quality Marketing.
Jaminan kualitas berarti menilai keperluan pelanggan, mengembangkan produk sesuai keperluan pelanggan, meyakinkan bahwa pelanggan melulu membeli produkproduk bebas cacat, mengerjakan pelayanan purna jual secara efektif dan meyakinkan dan memastikan bahwa pelanggan akan mendapat kepuasan melalu pemakaian produk itu.
2. Konsep dan Aplikasi Total Quality Human Resource Management (TQHRM)
Salah satu hal utama yang memprovokasi keberhasilan atau kegagalan organisasi ialah sumber daya manusia, dan bagaimana baiknya sumber daya manusia tersebut di fokuskan untuk mengisi tujuan-tujuan organisasi. Integrasi total quality management (TQM) dengan manajemen sumber daya insan (human resource management) dinamakan sebagai total quality human resource management (TQHRM).
Langkah kesatu dari implementasi TQM ialah membentuk kesebelasan kerja sama untuk beraksi sebagai kekuatan pendorong dari proses implementasi. Pelatihan dan pengembangan adalah elemen utama dari TQHRM. Dua jenis pelatihan yang penting ialah pelatihan yang sehubungan dengan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dan kepuasan karyawan dan pelatihan lintas faedah untuk mengembangkan kerja sama dan fleksibilitas karyawan.
TQM ialah pemberdayaan karyawan (employee empowerment), yaitu menambah tanggung jawab karyawan terhadap kualitas produk, maka sangatlah penting andai mereka dibekali dengan alat-alat atau metode-solusi masalah, sampai-sampai mereka dapat mengambil inisiatif dalam menuntaskan masalah sehari-hari.
3. Konsep dan Aplikasi Total Quality Accounting
Total quality accounting adalah suatu pendekatan baru dalam akuntansi biaya, yang memakai metode-metode TQM guna menghasilkan informasi biaya-biaya kualitas (quality cost) yang diperlukan oleh manajer. Program reduksi ongkos terus-menerus (continuous cost reduction program) adalah suatu program yang dibentuk secara sistematik untuk menambah kualitas dan produktivitas industri melewati reduksi atau penyingkiran pemborosan secara terus-menerus terhadap semua kegiatan yang tercebur dalam system industri dan adalah bagian integral dari total quality accounting.
Reduksi ongkos dalam konteks program reduksi ongkos terus menerus ialah berupaya guna menghilangkan pemborosan-pemborosan yang terdapat pada masing-masing kegiatan yang menimbulkan ongkos itu. Beberapa perusahaan ruang belajar dunia memakai ukuran ongkos kualitas sebagai indicator keberhasilan program reduksi ongkos terus menerus melewati peningkatan kualitas.
Tugas utama manajer dalam konteks program reduksi ongkos terus menerus ialah membuat keputusan yang dapat menigkatkan efisiensi dan efektifitas dari organisasi yang dikelola itu. Diharapkan dari keputusan yang dibikin oleh semua manajer ini akan menciptakan organisasi bisnis tersebut untuk menambah daya saing dalam pasar global melewati penetapan harga produk yang kompetitif.
Faktor-Faktor yang Dapat Menyebabkan Kegagalan Total Quality Management
TQM adalah suatu pendekatan sebuah pendekatan baru dan lengkap yang memerlukan perubahan total atas paradigama manajemen tradisional, komitmen jangka panjang, kesatuan tujuan, dan pelatihan-pelatihan khusus. Di samping dikarenakan usaha pengamalan yang separuh hati dan harapan-harapan yang tidak realitis, terdapat pula sejumlah kesalahan yang secara umum dilaksanakan pada ketika organisasi mengawali inisiatif perbaikan kualitas.Beberapa kekeliruan yang sering dilaksanakan antar beda :
1. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior
Inisiatif upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan sepatutnya simulai dari pihak manajemen dimana mereka mesti tercebur secara langsung dalam pelaksanaannya. Bila tanggungjawab tersebut didelegasikan untuk pihak laik maka kesempatan terjasinya kegagalan paling besar.
2. Team mania
Untuk menunjang dan menumbuhkan kerja sama dalam tim, sangat tidak terdapat dua dua urusan yang butuh diperhatikan. Pertama, baik penyelia maupun karyawan mesti mempunyai pemahaman yang baik terhadap perannya masing-masing. Kedua. Organisasi mesti mengerjakan perubahan kebiasaan supaya kerjasama kesebelasan `tersebut bisa berhasil. Apabila kedua urusan itu tidak dilaksanakan sebelum pembentukan tim, maka melulu akan timbul masalah, bukannya solusi masalah.
3. Proses penyebarluasan
Ada organisasi yang mengembangkan inisiatif kualitas tanpa secara berbarengan mengembangkan rencana untuk membulatkan kedalam semua elemen-elemen organisasi. Seharusnya pengembangan inisiatif itu melibatkan semua manajer, serikat pekerja, pemasok, dan bidang buatan lainnya, sebab usaha tersebut meliputi pemikiran tentang struktur, penghargaan, pengembangan keterampilan, edukasi dan kesadaran.
4. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis
Ada pula organisasi yang melulu menggunakan pendekatan Deming, pendekatan Juran, atau Pendekatan Crosby dan melulu menerapkan prinsip-prinsip yang ditentukan disitu. Padahal tidak terdapat satupun pendekatan yang dianjurkan oleh ketiga pakar itu maupun pakar-pakar kualitas lainnya yang adalah satu pendekatan yang sesuai untuk segala situasi.
5. Harapan yang terlampau berlebihan dan tidak realistis
Bila melulu mengirimkan karyawan untuk mengekor suatu pelatihan selama sejumlah hari, bukan berarti telah menyusun waktu guna mendidik, mengilhami dan menciptakan karyawan sadar bakal pentingnya kualitas. Di samping itu diperlukan waktu yang paling lama pula guna mengimplementasikan perubahan-perubahan proses baru, bahkan seringkali evolusi proses baru, bahkan seringkali evolusi tersebut memakan masa-masa yang paling lama guna sampai terasa pengaruhnya terhadap penambahan kualitas dan daya saing perusahaan.
6. Emprowerment yang mempunyai sifat premature
Banyak perusahaan yang tidak cukup memahami arti dari pemberian emprowerment untuk karyawan. Mereka mengira bahwa bila karyawan telah diajar dan diberi wewenang baru dalam memungut suatu tindakan, maka semua karyawan itu akan bisa menjadi self-directed dan meberikan hasil-hasil positif. Seringkali dalam praktik, karyawan tidak tahu apa yang mesti digarap setelah suatu kegiatan diselesaikan. Oleh karena tersebut sebenarnya mereka memerlukan sasaran dan destinasi yang jelas sampai-sampai tidak salah dalam mengerjakan sesuatu.
Berita Artikel Lainnya:
- Pusat Pertumbuhan adalah
- Pengertian Media Gambar
- Pengertian Gerhana Matahari
- Pengertian Etimologi
- Pengertian Penelitian
- Pengertian APBD